Seorang pemuda berwajah menggemaskan terlihat berjalan dengan semangat ke sebuah kamar apartemen yang cukup mewah. Pemuda itu, Bass, memeluk sebuah benda yang telah dibalut kertas kado dengan erat sambil tersenyum cerah.
Hari ini merupakan hari ulang tahun kekasihnya sekaligus lawan mainnya di series mereka. Bass sengaja tidak memberitahukan kedatangannya ke apartemen sang kekasih karena ingin memberikan kejutan untuknya. Saat sampai di depan pintu apartemen sang kekasih yang berada di lantai 15, Bass malah mengerutkan dahinya. Mengapa pintu apartemen sang kekasih terbuka? Apa kekasihnya lupa untuk menutup pintu?
Semakin penasaran, bass kemudian melangkah dengan perlahan. Ia memasuki apartemen kekasihnya dengan perlahan dan tanpa suara. Jatungnya berdetak keras saat melihat sepasang high heels ada di belakang pintu. Bass mencoba untuk berpikiran positif, mungkin itu milik ibu dari P'Godt sang kekasih. Namun pikiran positifnya langsung menghilang saat sebuah percakapan menusuk telinganya.
"Sayang, sampai kapan kau mau berpura-pura menjadi kekasih Bass?" tanya suara wanita yang terasa familiar di telinga Bass. Dengan rasa keingintahuan yang tinggi, dia mendekati ruang tamu dimana percakapan itu terdengar.
"Kami masih terlibat kontrak sampai season 3 berakhir sayang, dan selama itu produser kami memintaku untuk menjalin kedekatan dengan Bass," jawab suara pria yang sangat di kenali oleh Bass, suara Godt.
Bass hanya bisa menutup mulutnya untuk menahan teriakan yang seolah ingin keluar dari bibir kecilnya. Jadi selama ini sang kekasih tidak benar-benar mencintainya? Ia menjalani hubungan ini dengan terpaksa? Tapi mengapa P'Godt harus mengikat hubungan mereka menjadi sepasang kekasih kalau hanya untuk menjalin kedekatan diantara dirinya dan Godt?
"Kenapa harus menjadi sepasang kekasih kalau hanya untuk menjalin kedekatan?" tanya suara wanita itu lagi. Kali ini Bass menahan dirinya untuk pergi dari tempat itu, ia juga penasaran dengan jawaban Godt. Ia harus mendengar alasannya.
"Aku juga tidak tau, saat itu aku sedang bosan dan sepertinya sedikit bermain tidak masalah"
Bass tidak tahu harus lega atau menyesal mendengar jawaban dari Godt. Ia pikir Godt memiliki sedikit perasaan padanya, tapi ternyata Godt hanya menganggapnya sebagai mainan di saat ia bosan.
"Kau akan menyakiti hatinya jika Bass tau sayang"
"Tidak, aku tidak akan membiarkannya tau sampai kontrak kami selesai dan saat itu tiba aku bisa mengatakan kalau kami tidak berjodoh"
Tak tahan lagi mendengar percakapan itu, Bass segera berlari keluar tanpa meninggalkan suara sedikitpun sehingga dua sejoli di dalam ruangan tidak menyadari keberadaannya. Bass terus berlari ke arah lift, beruntung lift dalam keadaan kosong saat ini. Bass menelungkupkan kepalanya ke arah tembok lift sehingga suara isakan tangisnya dapat teredam.
Bass tidak menyangka kalau orang yang tulus disayanginya dapat melakukan hal seperti ini, ssekarang ia mengerti kenapa Godt seperti menjaga jarak darinya. Sekarang ia baru sadar kalau ia bukanlah orang yang spesial untuk kekasihnya. Ia hanyalah alat pengusir kebosanan, mainan yang dapat dibuang begitu saja jika sang pemilik sudah merasa bosan.
TING
Suara dari lift menyadarkannya, ia segera berdiri tegap dan melangkah keluar lift dengan mata yang merah khas orang habis mengangis. Ia berjalan dengan cepat kearah dimana mobilnya di parkir. Ia sengaja datang kesini sendiri membawa mobilnya dan sepertinya keputusannya itu tepat. Sampai di mobil Bass hanya duduk di depan kemudi tanpa menyalakan mobilnya.
Ia meletakan kepalanya di setir mobil dan kembali memejamkan matanya. Ia laki-laki, tidak sepantasnya membuang air matanya hanya karena hal ini. Bagaimanapun ia adalah tulang punggung keluarga, ia tidak bisa membiarkan dirinya menjadi lemah. Meski umurnya masih 18 tahun tapi Bass sudah menanggung beban berat yang membuatnya tumbuh dewasa sebelum umurnya.
YOU ARE READING
Innocent Man
FanfictionJangan menilai orang hanya dari luarnya, yang terlihat baik belum tentu baik dan yang terlihat innocent belum tentu innocent.