Bagian 3

12.2K 1.1K 52
                                    

Happy Reading~

..

" Sayang, kau ingin mandi, kopi, sarapan, atau . . . . aku?" bisik Naruto seraya bersandar di conter dapur. Melempar tatapan menggoda pada seorang duda seksi yang kini melihatnya tertarik. Sasuke menelan ludahnya susah payah, membasahi kerongkongan yang tiba- tiba terasa kering.

" Dobe- chan, kau mau menggodaku?" balasnya seraya melirik kecil pada pintu kamar bercat putih di dekat ruang tamu.

" Aww, Menma belum bangun, Sayang. Hm?" balas Naruto disertai kedipan genit yang mampu membuat Sasuke panas dingin secara lahir maupun batin. Ah, gadis nakal.

Laki- laki 25 tahun itu mulai gusar di atas kursinya, gatal ingin segera berlari menerjang si pirang yang entah kenapa terlihat dua kali lipat lebih 'minta diterkam' dari pada biasanya.

" Daddy?" Naruto kembali bersuara, memanggil Sasuke dengan suara yang lebih kecil.

Kecil?

" Daddy?" panggil sebuah suara lagi diiringi remasan kuat dari jemari kecil di paha kanannya.

Heh?

Sasuke mengangkat wajahnya dari lipatan tangan yang beberapa detik lalu menyangga kepalanya di atas meja makan. Menguap lebar kemudian mengedarkan pandangan sejenak, detik berikutnya laki- laki itu mengumpat dalam hati, antara kesal karena yang baru saja itu cuma mimpi dan kesal karena Menma mengacaukan mimpi indahnya di pagi hari.

" Menma?" lirihnya melihat sang putra menatapnya cemas, matanya membulat penuh kekhawatiran.

" Ada apa, Sayang?" tanyanya lagi.

" Uhm, Daddy-"

" Hn?"

" Wajannya gosong, Dad."

" . . . . . . GYAAAA!"

. . .

. . .

Tok tok tok.

" Naruto."

" Menma, panggil yang benar, Sayang," suara bass Sasuke mengingatkan putranya.

Si kecil menoleh sebentar pada daddy gantengnya. Mengabaikan tatapan gemas dan geli dari beberapa tetangga yang lewat karena melihat mereka berdiri bersisian di depan sebuah pintu dengan masih menggunakan piyama.

" Dobe- chaaan," ulang Menma. Berseru lebih keras.

" Menma."

" Daddy juga memanggilnya dobe!" protes Menma kesal. Keningnya berkerut dalam. Menatap sang daddy dengan delikan tajam.

Sasuke menghela nafas panjang.

" Ah, Sasuke- kun, jalan- jalan pagi?" sapa seorang wanita. Sasuke menoleh, mengangguk sopan pada istri tetangganya.

" Bukan, mau cari makan," tukas Menma dengan suara lantang yang mampu menenggelamkan harga diri Sasuke ke dasar lautan.

" Aih, manisnya Menma," ujar wanita itu diiringi tawa geli yang tak mampu ia tahan.

" Wah, Sasuke- kun, ya?" wanita lain datang menghampiri dengan barang belanjaan di tangannya.

" Hai, Menma- chan~"

" Hai, Oba- san," balas Menma ramah. Melempar cengiran kecil.

" Kyaa~"

" Manis sekali~"

" Bagaimana, Sasuke- kun, sudah dapat calon belum untuk dijadikan ibu baru buat-"

" Huss, Sasuke- kun pasti sudah dapat calon istri baru. Dia kan ganteng, tinggi, mapan, dompetnya tebal," sahut yang lain cepat.

Mom for My Little MenmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang