Menma's ficlet (2)

13.1K 975 94
                                    

" Dad, aku mau ramen," dua mata jernih berbinar polos, penuh harap. " Pakai tomat," tambahnya.

" ...."

" Kalau tidak ramen juga boleh kok. Omelet?"

" Men-"

" Nanti tomatnya dua, okay?"

" Daddy sedang b–"

" Tapi aku lapar, Dad. Bito- nii- chan bilang kalau lapar cacingnya sedang menggigit perutku dari dalam. Aku tidak mau perutku habis di makan cacing."

" Tidak ada cacing dalam perutmu, Menma."

" Benarkah?" mengerjap beberapa kali.

" Benar."

" Dad tidak bohong' kan?" Menma memicing.

" Tidak."

" ...."

" ...."

" Oke. Tapi aku mau makan. Sekarang."

" Tapi daddy sedang buang air besar, Sayang!"

" Makanya Daddy cepat keluar! Lama sekali, sih!" Menma mendelik pada pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat sejak setengah jam yang lalu. Entah apa yang dikeluarkan si daddy di balik pintu bercat abu- abu itu, kenapa daddy- nya begitu lama di dalam ruangan kecil di depannya.

Menma mengerutkan kening. Melirik dapur, mendelik pada pintu kamar mandi, menoleh pada ruang tamu, dan menggaruk pelipisnya sebentar sebelum kembali berujar. " Dad, aku mau mommy saja!" berniat melarikan diri ke rumah si mommy pirang yang gosipnya berdarah campuran. Sampai sekarang pun Menma masih mengira- ngira campuran apa yang mengalir dalam darah si mommy manisnya yang cerewet minta ampun itu.

" Menma, Naruto sedang pergi," Sasuke berseru.

" Tapi aku sudah mau mati kelaparan, Dad!"

" Haish, bisakah tunggu sebentar saja? Aku sudah mau keluar."

Menma menarik kedua sudut bibirnya membentuk garis lurus. Kesal setengah mampus karena perutnya sudah mengamuk minta diisi makan sore. Bocah montok itu bukannya rakus, hanya nafsu makannya saja yang luar biasa. Siang tadi ia sudah menghabiskan semangkuk nasi dengan sup daging sapi dan satu buah pisang. Tapi sekarang ia sudah lapar lagi. Entah pergi kemana makan siangnya empat jam lalu.

" Menma? Kenapa berdiri di depan pintu kamar mandi?"

Memekik, si bocah lantas menoleh dan berseru girang, " Mom! Bito- Nii- chan!" kemudian berlari menerjang si mommy yang dengan cekatan menangkapnya dalam pelukan erat. Bocah itu terkikik ribut ketika Naruto mengecupi seluruh wajahnya dengan gemas.

" Mom, jangan makan aku~"

Obito menaikkan satu alis sebagai tanda tanya melihat reaksi Menma yang berlebihan menyambut kedatangan mereka. " Kau sedang ingin sesuatu?" tanyanya menebak. Dan Menma langsung menyahut dengan wajah paling memelas yang pernah Obito lihat, " Aku mau ramen."

Naruto mengernyit, meninggalkan Menma sejenak untuk meletakkan sekantung besar belanjaan dari tangannya ke atas meja makan dan berujar tanya, " Kemana Sasuke? Memangnya dia tidak membuatkanmu makan siang?"

Menma mencebil dan menggeleng meyakinkan. Kedua bahunya meluruh sembari jari- jari mungilnya meremat acak ujung hoodie- nya. Bocah itu bersuara, "Daddy tidak mau mengurusku lagi. Daddy sudah tidak sayang padaku-"

" Menma!" teriakan Sasuke terdengar menggema dari dalam kamar mandi.

" Aku hanya bercanda, Dad! Astaga, begitu saja marah, cepat tua loh. Bito- Nii- chan yang bilang," dengung si bocah di akhir kalimat, sementara Obito terpingkal di atas kursi makan dan Naruto yang lantas mengusak puncak kepalanya gemas. Gadis itu menarik pelan lengan Menma dan memintanya duduk untuk menunggu hingga ia selesai membuat Ramen untuk si bocah Uchiha.

Mom for My Little MenmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang