Happy Reading~
..
..
" Menmaaa~"
Mengernyit. Meletakkan cangkir kopi di atas meja kerja dan menoleh pada pintu kayu berpelitur di sisi rak sepatu.
" Menma, Menma, Menma," ulang sebuah suara dari balik pintu dengan lantang dan tidak sabar.
Sasuke semakin mengerutkan kening dalam.
Berjalan sempoyongan ke arah pintu dengan rasa penasaran. Ia tahu betul siapa pemilik suara yang seksinya tidak tahu malu dan tidak tahu tempat itu, tapi untuk apa dia datang pagi buta begini? Sasuke ingat, ia tidak sedang meminta tolong gadis itu untuk membuatkannya sarapan seperti biasanya.
" O, hai, Teme, kau jelek sekali hari ini. Aku serius," sapa Naruto saat dirinya membuka pintu ruang tamunya. Gadis berambut pirang itu menarik kedua sudut bibirnya membentuk cengiran lebar.
Hell, bahkan Sasuke masih cukup percaya diri untuk meyakini jika banyak gadis dan wanita yang akan menjerit- jerit melihat penampilannya saat ini. Well, kecuali si pirang idiot ini tentu saja. Ah, untung sayang.
" Ada apa?" tanya Sasuke. Mengabaikan ejekan tentang penampilannya dari sang calon istri idaman.
" Ada Menma?" Naruto balik bertanya. Matanya melirik- lirik ke belakang punggung sang Uchiha. Berharap menemukan tuyul kecil bertampang judes yang tengah dicarinya.
Judes- judes tapi ngangenin katanya.
" Dobe! Ini masih pagi subuh dan kau mencari anakku?"
Naruto meringis lucu.
" Aku hanya ingin mengajaknya olah raga pagi, Teme."
Sasuke mengernyit.
Olah raga? Sepagi ini?
Melirik sebentar pada sebuah jam digital di atas meja kecil yang berseberangan dengan rak sepatu.
Menghela nafas panjang.
" Kenapa tidak mencariku saja, hm? Aku juga mau 'olah raga' pagi," dengungnya.
Giliran Naruto mengernyit.
" Kau mau meninggalkan Menma untuk jalan- jalan pagi denganku?" tanya Naruto tidak percaya.
" Meninggalkan Menma? Tentu saja tidak. Kita tidak akan jalan- jalan untuk olah raga pagi. Kita bisa melakukannya di kamarku atau ruang kerjaku. Ada sofa panjang-"
" Tunggu, olah raga apa maksudmu, Teme?" Naruto bertanya dengan wajah bingung. Sepertinya ada gagal paham di sini antara otak berkarat milik si bujang lapuk dan otak seorang duda beranak satu.
Tanpa jawaban, Sasuke menarik satu sudut bibirnya membentuk seringai kecil.
" Kita bisa menamainya olah raga khusus dewasa, Adult Only. Bagaimana?" tuturnya.
Naruto mengerjap dua kali, hening sejenak lalu mendecih.
Sekejap wajah bingung gadis itu berubah menjadi ekspresi kesal. Memutar bola mata bosan sebelum melempar pandangan penuh hina pada tubuh jangkung Sasuke mulai dari ujung rambut kepala sampai dengan jempol kaki.
Kembali menatap pada manik kelam si Uchiha yang kini melihatnya lekat, Naruto menggeleng, diselingi helaan nafas maklum kemudian berujar kalem penuh pengertian," Sasuke, Sasuke, aku faham bagaimana menderitanya hidupmu sebagai duda kembang. Aku turut prihatin, Teme. Sungguh. Tapi, satu pesanku, kendalikan hormonmu, Nak."
Gadis itu menepuk- nepuk pelan bahu si pria sebagai tambahan.
Sasuke mendengus. Hafal betul bagaimana lincahnya lidah tak bertulang gadis pirang ini selalu berceloteh merendahkannya. Rasanya Sasuke jadi ingin menggigit-
KAMU SEDANG MEMBACA
Mom for My Little Menma
FanfictionSasuke Uchiha. Salah satu spesies bernama 'duda' dengan embel- embel seksi dn ganteng, memiliki putra semata wayang bernama Menma yg punya mulut cerewet dn sgt mnyebalkan menurut Naruto. Sayangnya, gadis Namikaze itu sudah terlanjur jatuh cinta pd...