Bagian 7

12.9K 1K 67
                                    

Happy Reading~

..

Naruto terpekur selama beberapa saat. Menatap drama yang tengah berlangsung di depannya dalam keheningan. Bibirnya terkatup dan ia tak berniat menyuarakan apapun yang sedang ada dalam pikirannya saat ini.

Nyuut.

' Shit,' makinya dalam hati.

Ia tak mampu mengalihkan pandangannya dari pria itu entah karena apa. Meski cubitan kecil terasa menyakitkan, Naruto tetap bergeming. Tenggelam dalam heningnya koridor apartemen, membiarkan dirinya dalam pusaran rasa penasaran tentang siapa gadis itu, dan kenapa mereka terlihat begitu dekat, begitu akrab. Sasuke, laki- laki itu terlihat sedikit terganggu. Naruto tahu, Sasuke tidak suka disentuh sembarang orang dan pria itu menunjukkan reaksinya meskipun hanya sekilas. Ia bisa menyimpulkan bahwa pria itu tak menyukai apa yang telah wanita itu lakukan padanya.

Naruto merasakan pergerakan kecil dari jari- jari Menma, berusaha melepaskan genggaman. Gadis itu meliriknya sebentar sebelum kemudian melotot kaget saat si kecil meraung dengan suara lantang, " Tidak boleh!!"

" Tidak boleh cium- cium daddy!"

" Menma?" Sasuke menoleh. Terkejut bukan main.

" Tidak dekat- dekat daddy! Bibi Hinata tidak boleh cium- cium daddy!!"

Kaki- kaki kecil itu terus bergerak maju. Seakan tidak peduli jika saja akan tersandung dan terjatuh. Sesekali nyaris terjungkal karena langkahnya yang tak seimbang. Menma terus berlari menghampiri keduanya.

Naruto tercekat, memekik pelan ketika sebuah minuman kotak yang sebelumnya berada dalam genggaman Menma kini melayang dan tepat mengenai dagu si gadis berambut panjang.

" Pergi! Perg-""

" MENMA!!" teriakan Sasuke terdengar lantang. Menggema ke seluruh koridor yang untungnya sepi hingga terasa memekakkan telinga. Kedua netranya menyorot tajam pada sang buah hati yang telah berperilaku tidak sopan tanpa peduli reaksi apa yang akan ditampilkan Menma nantinya.

Dan benar saja, Naruto bisa melihat pria kecil kesayangannya membelalak kaget. Menatap daddy- nya dengan wajah kusut dan ketakutan. Menarik kedua tangannya yang terkepal gemetar kemudian beringsut mundur dan hampir terjatuh karena terbelit kakinya sendiri.

" Astaga," desis Naruto. Berjalan cepat menghampiri mereka dan lekas meraih tubuh si kecil dalam pelukannya. Menggendongnya dalam rengkuhan posesif. Mengusap punggung Menma lembut serta membiarkan lengan- lengan kecil itu melingkari lehernya erat.

" Mommy . ." lirih si kecil berbisik.

Menma gemetar. Tentu saja. Jantungnya berdegup kencang, Naruto bisa merasakannya. Begitu pula isakan kecil yang terdengar lolos dari bibir mungilnya begitu bocah itu menyembunyikan wajahnya pada sisi wajah Naruto.

Gadis itu melirik Sasuke tajam. Hendak berujar sesuatu namun tak satupun kata berhasil ia lontarkan. Alisnya bertaut dan nafasnya terhembus kasar meski tersendat beberapa kali.

" Naruto-"

" Aku akan membawanya, tidak apa- apa," potong gadis itu cepat.

Menelan ludahnya yang entah kenapa tiba- tiba terasa pahit.

Gadis itu merangsak maju. Bahunya nyaris menyenggol si gadis berambut panjang yang Menma sebut dengan 'Bibi Hinata' beberapa saat lalu. Gadis manis itu tampak merasa bersalah dan terlihat ingin mengucapkan sesuatu.

Masa bodoh. Naruto tidak peduli. Tidak mau peduli.

Entah kenapa ia begitu kesal.

Gadis itu mengeraskan rahang, menahan luapan emosi yang nyaris meledak. Namun ia tahu, ia tidak berhak. Ia tidak akan mengumbar amarahnya dengan sembarangan sebab ia bukan siapapun di sini. Dan kenyataan itu membuatnya kesal bukan main. Karenanya dengan segera ia berujar, " Maaf mengganggu," pada keduanya kemudian melenggang pergi.

Mom for My Little MenmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang