Mobil sedan berwarna hitam berhenti tepat di depan gerbang pondok pesantren Al-Multazzam,Yogyakarta.
Pintu mobil terbuka,memperlihatkan sepasang suami istri yang sudah berumur kurang lebih 40 tahun,ya pasangan tersebut adalah Azzam dan Nissa.
Pasangan tersebut memasuki daerah pondok pesantren untuk mencari seseorang.
"Assalamu'alaikum dek,mau tanya,ruangan kyai abdullah dimana ya?" tanya Azzam sopan.
"Wa'alaikum sallam,ruangan kyai Abdullah?bapak lurus saja dari koridor itu lalu belok ke kanan,nanti ada pintu yang bertuliskan 'Ruangan pengurus pondok pesantren' di situ ruangan kyai Abdullah." jawab pemuda santri itu sambil menunjuk sebuah koridor dengan jempolnya.
"Terima kasih dek,bapak duluan yah,assalamu'alaikum."
"Nggih pak,wa'alaikum sallam."
Azzam dan Nissa pun bergegas ke ruangan kyai abdullah,sesampainya di depan pintu yang mereka tuju,Azzam pun mengetuk pintu tiga kali lalu mengucap salam.
Lalu pintu terbuka menampilkan seorang kyai berjenggot putih dengan wajah yang bersih,
"Wa'alaikum sallam,monggo masuk Nak." ajak pak kyai
"Nggih pak kyai." jawab Azzam sopan.
"Ayo Niss," bisik Azzam pada Nissa.
"Iya mas." jawab Nissa lembut.
Lalu pasangan tersebut pun masuk mengikuti langkah kyai Abdullah.
"Punten pak kyai,tujuan saya ke sini ingin mengangkat anak salah satu santriwati disini."
Pak kyai tersenyum "Siapa yang ingin kalian adopsi?" tanya kyai Abdullah halus.
"Bening pak kyai." jawab Nissa sopan.
Pak kyai pun hanya manggut-manggut sebelum akhirnya memanggil anaknya.
"Husnaa,kesini sebentar nduk." panggil pak kyai kepada husna yang saat itu sedang membuatkan minum di dapur,ya ruangan pengurus pondok pesantren tersebut memiliki dapur pribadi sendiri.
"Nggih bah." jawab husna sopan.
Saat husna sudah berada di ruangan tersebut,pak kyai pun berbicara "Nduk,tolong kamu carikan Bening di kamarnya yah?" pinta pak kyai kepada anaknya.
"Nggih bah,assalamu'alaikum." patuh Husna.
"Wa'alaikum sallam."
Husna meninggalkan ruangan tersebut dengan langkah cepat,sesampainya di kamar Bening, Husna pun mengetuk pintu tiga kali dan mengucap salam.
Tok..tok..tok..
"Assalamu'alaikum Bening."
Pintu pun terbuka dan memperlihatkan seorang gadis manis nan cantik dengan jilbab birunya.
"Wa'alaikum sallam,eh Husna,ada apa?" tanya Bening yang terkesan bingung melihat anak kyai Abdullah sekaligus sahabatnya itu ngos-ngosan.
"Hos..hos..kamu dipanggi Abah."
"Aku na?" tanya Bening memastikan.
"Iya kamu,Bening Alfathunnisa." jawab husna.
"Ayoo Bening!" lanjut Husna sambil menarik tangan Bening.
"ehh Astagfirullah!"seru Bening.
Sesampainya di ruangan kyai Abdullah,Husna langsung mengucap salam.
"Assalamu'alaikum bah, ini Beningnya."
"Wa'alaikum sallam,Bening duduk di sini nduk." titah pak kyai sambil menepuk sofa di depan sofa Azzam dan Nissa.
"Nggih pak kyai." jawab Bening sopan.
"Bah Husna ke dapur dulu ya." izin Husna.
"Nggih nduk."
"Begini nduk,ada yang ingin mengadopsimu,bagaimana menurutmu?" Tanya pak kyai
Bening terkesiap mendengar penuturan pak kyai,ada rasa senang dan sedih di dalam hatinya,senang karena ia akan merasakan bagaimana rasanya memiliki orang tua,dan sedih karena pasti ia akan meninggalkan pondok pesantren yang sudah membesarkannya.
"Emm semuanya bening serahkan kepada pak kyai,jika menurut pak kyai itu baik,maka Bening akan menerimanya." jelas bening sopan dan lembut.
Mata Nissa berkaca-kaca mendengar penuturan bening.
"Nduk,ini pak Azzam dan bu Nissa,mereka ingin mengangkatmu menjadi anaknya,apa kamu bersedia?"
Bening lantas mendongak menatap azzam dan nissa sambil tersenyum simpul,lalu detik berikutnya ia mengangguk membuat Nissa langsung mendekatinya dan memeluk erat Bening.
"Terima kasih nak."bisik Nissa sambil menitikan airmata.
Azzam yang melihat kejadian itu pun mengulum senyum.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Holaaa aku dateng lagi dengan cerita baru,semoga suka yah :) jangan lupa vote dan coment.
Syifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENING
Teen FictionDia Bening,gadis manis berusia 16 tahun yang baru merasakan kasih sayang orang tua melalui orang tua angkatnya. Lalu bagaimana kesehariannya menjalani hidup yang jelas berbeda dengan kehidupannya dulu di pesantren? Dan bagaimana rasanya saat ia sela...