• Chapter 7 •

98 13 4
                                    

Di dalam mobil,Bening menunduk karena merasa canggung.Sebelum mobil berwarna hitam itu jalan,Althaf sempat memanggil Bening.

"liat gue." titah Althaf.

"Kenapa?" Bening mendongak tapi tak berani menatap Althaf.

Althaf diam sejenak,lalu

"Ingus lo meler tuh." ucap Althaf sambil terbahak-bahak lalu menjalankan mobilnya.

Bening yang panik pun langsung mengelap hidungnya dengan tangan dan ia tak menemukan sesuatu yang disebut ingus,Bening yang tersadar bahwa ia sedang dibohongi pun hanya menghembuskan napas lalu menatap keluar jendela menikmati tiap rintik hujan.

*****

Rabu,hari terakhir anak kelas X mengikuti masa orientasinya.

Bening berjalan sendirian menuju aula sekolah,ia terus menunduk menatap lantai yang ia pijak.Sampai akhirnya ia berhenti karena ada sepasang sepatu di hadapannya.Bening mendongak dengan perlahan.

"Kak Senja." gumamnya lalu menunduk kembali.Bening cukup terkejut melihat Senja ada di sekolah.

Akhirnya Bening memutuskan untuk bergeser ke kiri,tetapi Senja pun ikut ke kiri,Bening bergeser ke kanan Senja pun ikut ke kanan,gitu aja terus sampe Dijah Yellow duet bareng sama Shawn Mendes.

Senja berdecak,lalu berkata dengan sangat datar.

"ck..lo ke kiri,gue ke kanan." dan dibalas anggukan oleh Bening.

Bening menghembuskan nafas lega karena terlepas dari kakak kelas super duper datarnya itu.

Bening berbelok ke kanan,karena aula sekolah ada di ujung lorong tersebut.

"Allahuakbarr!" Bening mundur dua langkah,ia sangat terkejut melihat seseorang dengan kantung mata ditarik ke bawah dan lidah yang dijulurkan.

Melihat Bening terkejut,orang itu pun terbahak-bahak.ya orang itu adalah Althaf,siapa lagi orang yang senang menjahili Bening kalau bukan Althaf.

Bening langsung saja meninggalkan Althaf yang masih tertawa terbahak-bahak,memang sedikit tidak sopan,tapi Bening sangat kesal dengan kelakuan Althaf yang suka menjahilinya.

*****

"Nanti kalian tinggal lihat di mading saja,untuk mengetahui kelas kalian."

"Sekarang Masa Orientasi resmi ditutup,Selamat!kalian telah menjadi bagian dari Siswa-Siswi Persada."

Tepuk tangan membuncah kala Kepala Sekolah mengumumkan bahwa masa orientasi telah selesai.

Lalu siswa-siswi kelas X pun berbondong-bondong menuju mading.

"Hati-hati hei,jangan dorong dorongan." Pak Dudung selaku kepala sekolah tetap mengingatkan.

Bening menggenggam tangan Naya sambil berusaha keluar dari aula,di belakangnya ada Mentari dan Abil yang juga bergandengan.

***

Bening menatap ngeri pemandangan di depannya,dimana seluruh siswa berebut untuk melihat nama mereka.

Belum sempat Bening menolak,ia sudah ditarik duluan oleh Naya untuk masuk ke kerumunan tersebut.

Bingung harus berbuat apa,karena benda yang disebut mading tak terlihat,Sebenarnya Bening gak pendek,tingginya bisa dibilang sama dengan perempuan lainnya.Tetapi mungkin karena mading dikuasai oleh anak laki-laki bertubuh tinggi jadi ya mau gimana lagi?

Tiba-tiba,tangan seseorang menariknya keluar dari kerumunan tersebut,bukan!dia bukan Naya karena Naya sudah melepaskan pegangannya saat baru memasuki kerumunan tadi.Dia Althaf.

Bening langsung melepaskan pegangan Althaf saat sudah keluar dari kerumunan siswa.

"Makasih." ucap Bening sambil menunduk.

"Hmm gue anggap itu sebagai utang." Bening membelalakan mata,tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Althaf.

"Oh iya,lo masuk Ipa 2."

"Bener?" tanya Bening sedikit tak percaya.

"Ho'ohh." Althaf menjawab enteng.

Sepersekian detik kemudian Bening sudah ditarik kembali oleh ketiga temannya.

"Beniiing,lo kemana aja?kita semua nyariin lo!" ucap Abil khawatir.

"Maaf." jawab Bening.

"Btw kita berempat sekelas yeay." ucap Mentari ceria.

"Serius?" tanya Bening dengan mata berbinar.

"Iyaaa" jawab ketiganya bersamaan.

"Ipa dua?" tanya Bening lagi.

"Lahh ini anak udah tau ternyata haha,pantes aja keluar duluan dari kerumunan bau apek itu." Naya menyela pembicaraan.

Bening pun hanya tersenyum lalu keempatnya berjalan beriringan menuju kelas X Ipa 2.

Beralih ke kelas Althaf,ya Althaf tak sekelas dengan Bening,ia masuk X Ipa 3.

Suasana sangat kacau,karena memang untuk hari ini kelas X masih free.Jika ada guru masuk,bisa dipastikan guru tersebut adalah wali kelas,Dan bu Endang selaku wali kelas Ipa 3 sudah keluar lima menit yang lalu.

The HARA pun sudah pw di pojok kelas,sibuk dengan gadgetnya masing-masing.Ya,apa lagi kalau bukan main game online.

Seorang gadis berambut sebahu,tiba-tiba masuk tanpa permisi,dan berdiri di depan kelas.

"Afnan!" yang dipanggil pun menoleh,tapi tak beranjak dari kursinya.

"Kita putus!" lanjut gadis tersebut yang diketahui bernama Shasa.Padahal Shasa dan Afnan baru berpacaran selama dua hari,mungkin Shasa lelah dengan kelakuan Afnan yang bisa dibilang gesrek.

Kini kelas terasa senyap,semua perhatian tertuju pada Shasa dan Afnan.

Afnan menghentikan game onlinenya lalu beranjak dari kursinya,berjalan mendekati Shasa.Tak terlalu dekat,karena Afnan berhenti di barisan meja kedua.Lalu.....

" Apa salah dan dosaku,sayang
Cinta suciku kau buang-buang
Lihat jurus yang kan ku berikan
Jaran goyang,jaran goyang.." Afnan malah menyanyikan lagu jaran goyang sambil berjoget ria,Althaf dan Rafka di belakang pun sudah gebrok-gebrok meja,tapi tidak dengan Haidar yang masih fokus pada gamenya.

Bukan mereka saja,Bimo,Azka,Reza dan Fino yang sekelas dengan mereka sudah mengangkat jempol sambil berjoget.

"Asekkk."

"Tarikk mangg."

"Hobahh."

Wajah Shasa sudah merah padam,ia keluar dengan kaki yang dihentakkan lalu keluar dengan sedikit menggebrak pintu.Dan kelas Ipa 3 pun tertawa terbahak-bahak karena mendapat tontonan gratis.





*****
Ada yang kangen Saya?hehe
Gimana di chapter ini?

BENINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang