• Chapter 10 •

103 13 2
                                    

Senin 06.45

Sepasang sepatu hitam putih keluar dari mobil dan berjalan dengan terburu-buru,jilbab putih yang bergoyang ke kanan ke kiri mengikuti arah pemiliknya.

Dari arah belakang,seseorang dengan jaket levis kusut tengah menyamai langkahnya.

"Kamu Milea ya?" Ucapnya membuat Bening melongo.

"Hah?"

"Aku ramal kita akan bertemu di kantin."

"Percaya sama kamu itu musyrik." Jawab Bening enteng tanpa menoleh ke Althaf.

Mendengar jawaban Bening membuat Althaf ingin menggaruk tembok dengan kuku-kukunya.

"Heh!akting sedikit kek,apa kek,jadi cewek kok lempeng banget!"

"Dari pada kamu,kebanyakan drama."

"Ehh gue bukan drama!"

"Terus?"

"Memperagakan sosok Dilan."

"Sama aja"

"Bodo!"

Bening menghembuskan nafas,lelah jika harus berdebat dengan Althaf tidak akan ada habisnya.Seperti sebelum-sebelumnya Bening meninggalkan Althaf.

"Ehh Fa,tungguin dong!"

●●●

Tiba di kelasnya,Bening langsung menghempaskan tubuhnya di kursi.

"Jangan rindu,berat. Kamu tak akan kuat,biar aku saja."

Bening menoleh dan melihat teman sebangkunya tengah meracau sambil memeluk sebuah novel.

"Aaaaa Dilaaaann."

Bening yang bingung pun akhirnya bertanya, "Bil,kamu kenapa?"

"Dilann puitis bangettt taukk." Abil berucap dengan senyum yang merekah.

"Ohh Dilan." Ya,Bening tahu Dilan,film dengan latar 90-an yang sedang booming itu.

"Lo tau gak?gue udah nonton Dilan tiga kali!!"

"Astagfirullah,tiga kali Bil?"

"Iyaaaa." Abil mengangguk semangat, "Yang pertama itu sabtu pagi,gue lagi iseng ke mall sendirian,terus nyoba nonton film Dilan,dan ternyata gue ketagihan.Malemnya gue ngajak mama nonton Dilan,ehh si mama mau.Pagi minggunya Rafka ngajak gue nonton,dan gue minta nonton Dilan.Nah rencananya nanti pulang sekolah gue mau nonton lagi sama Mentari dan Naya,lo mau ikut gak?"

Bening melongo mendengar penuturan Abil.

"Heh kok melongo gitu,jadi lo mau ikut gak?" Abil menepuk pundak Bening.

"Eng..kayaknya gak bisa deh Bil."

"Yahhhh kenapaa?"

"Soalnya itu pasti pulangnya malem,dan aku gak enak sama Ummi."

"Ohh yaudah deh."

Tenggg...
bell tanda akan dilaksanakannya upacara bendera berbunyi,siswa-siswi pun bergegas ke lapangan.

Ada yang berbeda dengan X Ipa 2

"Astagfirullah,topi aku mana?" Bening panik sambil mengobrak-abrik isi tasnya dan hasilnya tetap nihil.

"Jangan bilang lo lupa bawa topi?lo tau kan guru kesiswaan Persada itu pak Tatang?!" Abil berseru panik.

Bening menggigit lidahnya,walau takut,iya tetap berusaha mengobrak-abrik isi tasnya.

"Ehh upil,itu Bening jangan lo bikin nambah panik dong." Naya memperingati Abil.

"Iya nih dasar kaleng krupuk." Mentari ikut-ikutan.

"Duhh,sorry-sorry abisnya gue takut Bening disuruh maju ke tengah lapangan dan dipermaluin kayak Dilan." Abil cemberut.

"Dilaaaann mulu dari tadi lo!" Mentari kesal sendiri.

"Ya biarin,gue kan ngefanss sama Dilan!"

"Jadi sekarang gimana?" Bening berucap lelah.

"Nih,lo rese kalo lagi panik." Sebuah tangan yang sedang memegang topi sekolah terulur di depan wajah Bening membuat semua mata menoleh ke arah si pemilik tangan.

"Althaf!!" Seru Abil,Naya dan Mentari,tapi tidak dengan Bening.

"Woy ini!" Althaf sengaja mengibaskan topinya ke muka Bening,membuat sang pemilik tersadar dan memasang muka masam.

"Eh kamprett,lo kalo mau ngasih topi yang niat dong." Mentari berucap jengkel.

Althaf tak menghiraukan ucapan Mentari,ia malah berdecak karna Bening hanya meresponnya dengan wajah masam.

"Ck..udah panik kayak gitu masih aja sombong,dosa tauk." Althaf berceloteh ria dengan tangannya yang lihai memasangkan topinya di kepala Bening.

"Njasss gue baper!" Abil berteriak heboh.

"Heh ketombe,apa yg lo baperin coba?" Naya gemas sendiri dengan Abil.

"Aku?jadi duta shampo lain?hahaha upss."

"Gajelas lo."

"Ngeblur dong?" Sambar Afnan.

"Hei kalian!! kenapa masih di dalam kelas?!" Suara berat milik pak Tatang membuat semuanya merinding.

"Engg an..anu pak engg."

"Cepat ke lapangan!" Seru pak Tatang.

"I..iya pak."

Di koridor sekolah Bening mencoba memanggil Althaf,

"Althaf!"

Althaf menoleh,

"Kamu gimana?"

"Seloo aja." Althaf berucap santai sambil berlalu bersama Afnan membuat dahi Bening mengernyit.

"Paling juga mabal." Celetuk Mentari,dan keempatnya pun berlalu menuju lapangan.

Upacara berjalan dengan khidmat hingga akhir,setelahnya seluruh siswa masuk untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.

***

Dikit bangett😂😂😂
Vote-vote yah,
capek nih ngetiknya😪

BENINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang