"Cabeee! Bangooon!" Mingyu terjun bebas di atas ranjang Rose dan membuat cewek itu terlonjak kaget. Dikiranya ada gempa bumi, eh, nggak taunya itu ulah Mingyu.
"Anjir, ngapain lo masuk ke kamar cewek!" dengan mata setengah terbuka, Rose menendang-nendang kaki Mingyu agar cowok itu turun dari ranjangnya.
"Cewek? Ini kan kamar cowok," ledek Mingyu sambil menarik selimut Rose dan ikut bersembunyi di dalamnya.
"Anjir! Mau mesum lo ya!" marah Rose, ia mendorong tubuh Mingyu dengan kakinya, tapi sayang, tenaganya nggak cukup kuat buat ngejatuhin Mingyu.
"Eleh... Mau mesum juga gue pilih-pilih kali. Masa iya sama batangan kayak lo, Ros."
"Njiirrr... Kita tuh udah gede, bukan anak kecil kayak dulu lagi, Gyu. Ntar lo khilaf lagi sama gue."
"Pede mampus lo! Nggak bakalan gue khilaf sama lo, Nyet."
"Kalo Kak Chan dan Mama liat, mampus lo!" Rose menyibakan selimutnya, dia nggak mau satu selimut sama Mingyu. Rose mengambil guling dan boneka yang ada di belakangnya, guna memberi batas antara mereka.
"Kak Chan udah berangkat dari tadi bego. Liat tuh udah jam sembilan. Mama lo lagi pergi ke toko kue dan gue disuruh ke sini buat bangunin lo," cerocos Mingyu.
"Gue masih ngantuk, njir. Jam tiga pagi gue bangun, bantuin mama bikin kue. Selesai jam enam, langsung molor lagi nih. Sepuluh menit lagi deh, mata gue masih berat." Rose pun kembali memejamkan matanya. Bodo amat sama Mingyu, kalo cowok jangkung itu beneran khilaf, Rose tinggal minta Mingyu tanggung jawab aja. Orang udah kenal sama orang tuanya ini, nggak bakalan dia berani kabur.
Kemudian suasana menjadi hening. Beberapa menit berlalu dan Mingyu masih setia menatap gadis yang ada di depannya itu. Mingyu menyelipkan tangan kirinya di belakang kepala sebagai bantalan. Sesekali dia tersenyum geli karena wajah polos Rose yang lagi tidur.
"Udah lama nggak liat lo tidur gini, Ros," monolog Mingyu. "Kalo lo tidur tuh, lo keliatan lucu, polos-polos gimana gitu. Dan itu bikin gue gemes liatnya."
Tiba-tiba, Mingyu meletakan tangan kanannya di pipi Rose, ibu jarinya mengusap lembut kelopak mata Rose beberapa kali. "Emang bener kata lo tadi, bisa aja gue khilaf. Tapi gue nggak sebajingan itu kok, Ros. Cowok itu harus ngejaga cewek yang dia sayang, bukan merusaknya," ucapnya.
Mingyu pun bangun dan menyelimuti Rose. Ia juga membenarkan posisi boneka dan guling yang menjadi batasan diantara mereka tadi ke posisi semula.
Setelah batasan itu tidak ada, cowok jangkung itu mendekatkan wajahnya ke wajah Rose, lalu mencium kening gadis itu cukup lama.
"Lo harus tau, kalo gue itu sayang sama lo," bisiknya sambil tersenyum, kemudian Mingyu keluar dari kamar Rose.
Tanpa Mingyu sadari, sebenarnya Rose belum tidur. Perlahan ia membuka matanya lalu memegang pipinya yang mendadak jadi panas. Jantungnya juga berdetak sangat cepat dan pikiran gadis itu melayang entah kemana.
Rose masih nggak ngerti sama kejadian tadi. Meskipun perhatian, Mingyu itu nggak pernah memperlakukan Rose se-intens tadi. Beberapa kali Rose mengerjapkan matanya dan menyadarkan dirinya sendiri.
"Ini gue lagi mimpi apa nggak, sih?"
***
10 Agustus 2017
A.n:
Hahaha... Gue nggak nyangka ada yang baca work ini.
Makasih buat yg udah vote dan komen.
Lovelovelove 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Mingyu & Rose ✔
FanfictionIsinya tentang Mingyu dan Rose. Udah gitu aja. ©Soul-A, 2017