Prolog

1.1K 42 0
                                    

"Hai kalian!" sapa salah seseorang anak kecil manis.

"Hai, kau ingin bermain?" tanya salah seseorang anak lelaki kecil disitu.

"Ayo!" seru anak manis itu. Dia pun menghampiri anak lelaki dan anak perempuan yang sangat cantik.

Mereka bertiga adalah sahabat. Orang tua mereka pun sudah saling kenal, untuk itu mereka pun dekat.

"Istirahat dulu ya, aku capek." kata anak perempuan manis itu.

Mereka pun memasuki salah satu rumah dari tiga rumah dijajaran itu. Rumah itu adalah rumah mereka masing-masing, ya intinya sih mereka saling bertetangga.

"Main lagi yu!" ajak anak perempuan yang cantik. Mereka berdua hanya mengangguk.

"Jangan jauh-jauh ya sayang mainnya!" ujar wanita yang mirip dengan anak cantik itu.

"Hey gimana kalau kita bermain disana?" tanya anak laki-laki itu pada kedua sahabatnya. Anehnya, salah satu sahabatnya hanya menggelengkan kepala dan bergidik ngeri.

"Mengapa?" tanyanya lagi.

"Kau gila?! Itu lintasan kereta api!" jawab anak cantik itu. Sementara, anak manis itu hanya memperhatikan kedua sahabatnya yang adu mulut.

"Baiklah jika kau tak mau!" kata anak lelaki itu dan pergi meninggalkannya.

"Kau mau ikut tidak?" tanyanya ke anak manis itu. Anaka manis itu hanya mengangguk.

"Baiklah ayo." kata anak lelaki itu dan menarik tangannya.

Saat mereka sedang bermain, kereta api pun muncul dihadapan mereka. Mereka pun berlari, sementara salah satu sahabatnya hanya berteriak agar mereka menjauh.

"Hey tunggu, kalungku terjatuh!" kata anak manis.

"Sudah tidak ada waktu lagi, kita harus berlari." Anak manis itu mengacuhkannya, dan berbalik untuk mengambil kalungnya.

"Ugh!" geram anak lelaki itu.

"Baiklah kau berlari ke pinggir biar aku saja yang mengambilnya."

Anak lelaki itu pun mendekati rel kereta dan segera memungutnya, namun takdir berkata lain anak lelaki itu pun terseret beberapa meter dan akhirnya terlempar ke pinggiran kereta.

"AAAAA!!!!!" teriak kedua anak perempuan itu.

Mereka pun menghampiri anak lelaki itu. Kalung si anak manis itu ada digenggamannya. Dia pun mengambilnya dan memakainya. Sementara, si anak cantik berlari kerumahnya, karena di daerah itu sepi.

"Mama!! Huhuhu.." teriak anak cantik itu sambil terus menangis.

"Sayang! Ada apa?!"

"Max tertabrak kereta." jawab anak cantik itu dan terus menangis. Wanita yang tadi berlutut dihadapan anaknya itu kaget, dia pun mengambil handphonenya.

"Max kecelekaan!"

"Baiklah."

Diluar sudah ada orang tua dari ketiga anak itu. Sudah terdapat ambulan. Anak cantik itu masih menangis di gendongan ayahnya. Dia pun menunjukan tempat perkaranya.

Terlihat disana seorang anak perempuan manis sedang mengenggam tangan anak lelaki itu. Dia pun menangis sambil terus menyerukan nama anak laki-laki itu.

Semua orang disitu kaget. Suster yang berada disitu akhirnya mengangkat anak lelaki itu.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?!" histeris mama anak laki-laki itu.

Dokter hanya menggeleng pasrah. Wanita itu pun masuk ke dalam ruangan dan melihat seseorang yang sudah tertutupi kain putih. Dia shock dan kemudian pingsan.

Sementara, kedua anak perempuan itu hanya menangis, berduka tak percaya, jika yang dibalik kain putih adalah sahabatnya.

***

Hey berjumpa lagi dengan saya! Haha. Ini fanfict terbaru aku. aku tau yg No reason sama april in fly belum selesai. Tapi tangan aku udah gatel pengen nulis ini. Lagian yg AIF kan di on hold dulu.

Semoga suka! Lanjut? Harus ada yg vote dan comments xxx

-and-

Promise // z.m [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang