Extra part (diary)

24 2 0
                                    

Setahun berlalu. Tak terasa waktu berputar begitu cepat. Meninggalkan luka, kecewa, di masa lalu. Aku berterima kasih pada waktu. Ia membuatku berpikir bijak atas apa yang terjadi dalam hidup. Well, tidak mudah memang. Betapa susah payah aku merekatkan kepingan-kepingan hati yang hancur berantakan.

Setidaknya aku tak sendiri. Ada keluarga dan sahabatku yang terus memberi semangat. Memberi kekuatan kepadaku. Memberikan dukungan yang tak kenal lelah ketika aku berkeluh. Mereka adalah hidupku. Tidak sepantasnya aku terjatuh dan mengecewakan mereka. Cukup sudah. Akhiri derita ini. Hapus luka lama.

Bukankah sudah seharusnya aku bangkit? Dari segala topeng yang aku kenakan. Terlalu lama aku menunjukkan kebahagiaan semu. Senyum palsu. Untuk menghindari mereka dengan tatapan mengasihani?? Hohoho tentu tidak. Aku yang selalu berpikiran dangkal. Bahwa dengan berpura-pura kuat, aku akan baik-baik saja. Ternyata itu adalah kesalahan.

Semakin menutup rasa yang sebenarnya, semakin tersiksa batin ini. Aku sesak menahan sakit sendiri. Dan kenyataan sebenarnya, aku memiliki sahabat untuk berbagi. Untuk bertukar pikiran. Yah, aku cukup bodoh menyiakannya. Perhatian yang mereka berikan, aku hanya mengabaikan dan menutup rapat pintu hati. Yang justru membuatku semakin tertekan. Menambah trauma masa depan. Cukup sudah kondisi seperti ini.

Well, mulai sekarang sudah saatnya membuka hati. Berjuang untuk yang memperjuangkan. Meninggalkan yang sudah seharusnya ditinggalkan.  Aku akan melihat sampai dimana ada yang berani mendobrak pintu hati yang sudah terkunci dan ku buang jauh kunci untuk membukanya.

Disaat 'dia' yang tepat datang, disaat itulah aku tak akan segan berjalan bersamanya.

(fairish)

PupusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang