#24

6 0 0
                                    

Ting. Ponsel Irish berbunyi menandakan pesan masuk.

Kaykee: Hai Irish...

Kay? Tumben baru muncul?

Frish: Hai Kay.

Kaykee: kamu mau gak makan siang bareng ?

Singkat, padat, dan tanpa basa basi.

Eh? Tumben Kay to the point banget?

Frish: Boleh. Dimana?

Kaykee: adalah pokoknya. Penting kamu mau dulu.

Ehmz.. Main rahasia. Dasar Kay.

Frish: oke.

Kaykee: siap-siap. Aku otw ke rumah kamu.

Frish: yupz

***********************************
Mereka masuk ke dalam mobil Kay. Hening. Aneh rasanya ketika dua orang yang dekat saling diam seperti itu.

Untuk memecah kebisuan mereka, Kay berinisiatif membuka obrolan dulu.

"Eh.. Rish. Kok bengong aja?"

"Enggak kok. By the way, kita mau makan siang dimana?"

"Surprise pokoknya. Kamu pasti suka."

"Tuh kan main rahasia."

"Percaya sama aku, Rish. Kamu pasti suka."

"Hemz. Iya deh." pasrah Irish.

Tak lama, mobil Kay memasuki halaman rumah yang terasa sejuk dan asri. Di kiri dan kanannya berjejer pohon mangga. Tak lupa taman krisan dengan aneka warna yang menghiasi menambah pemandangan indah di mata Irish.

"Kay, ini indah banget rumahnya. Ini kita di rumah siapa?"

"Kamu suka? Ini rumahku Irish. Kemarin aku udah janji sama mama bakal ajak kamu makan siang disini. Maaf gak bilang sebelumnya. Biar jadi kejutan."

"Tapi Kay. Penampilan aku kayak gini. Kamu sih gak bilang. Aku kan cuma pakai pakaian casual aja."

"Gak ada yang salah sama penampilan kamu Irish. Kamu tenang aja. Mamaku bukan tipe cerewet soal penampilan."

"Yuk masuk!" diulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Irish.

"Kamu gak perlu gugup Irish. Ada aku di samping kamu."

Bisikan dan genggaman tangan hangat Kay, menetralkan perasaan Irish.

Dibukanya pintu rumah indah itu dengan mudah.

"Kamu duduk dulu Rish. Aku mau manggil mama dulu."

"Iya"

📢sambala... Sambala...sambalado..terasa pedas terasa panas.... 📢

Sayup-sayup, suara menggema terdengar dari arah dapur. Dan ternyata, pemilik suara itu adalah mama Kay.

"Ma... Mama..."

"Eh... Kamu Kay.. Kenapa?"

"Di depan ada Fairish ma. Jangan konser dulu napa? Malu lah ma kalo kedenger Irish."

"Ishhh... Kamu ini. Yaudah. Yuk ke depan."

"Iya."

"Irish...." panggil Kay setelah tiba di depannya.

Irish menolehkan kepalanya menghadap Kay. Senyum cantik terpancar di kedua matanya.

Selama beberapa detik, Kay terpana memandang wajah cantik yang dihiasi senyum menawannya. Sampai sikutan di tangannya membuyarkan tatapan matanya.

"Ish..mama."

"Lagian kamu malah bengong aja. Kamu lupa di samping kamu ada mama. Serasa mama ngontrak disini, dunia seakan milik kalian berdua." keluh mama Kay.

"Ma... Kenalin yang duduk itu namanya Fairish...."

Mata mama Kay berbinar ceria. Segera dihampirinya Irish yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Siang tante... Kenalin nama saya Fairish."

"Wah.... Cantiknya. Kay mata kamu emang top deh. Bisa  bawa yang bening kaya gini ke rumah. Mama seneng calon mantu mama cantik banget. Yampun. Mama seneng banget." teriak heboh mama Kay.

"Yampun ma. Jangan kayak gitu. Malu tau." Kay frustasi dengan sikap mamanya yang kelewat lebay itu.

Di samping mama Kay, Irish meringis mendengar perkataannya. Ajaib bener mama Kay ini. Hahaaaha tapi seru.

"Rish. Maaf ya mama aku kaya gitu. Maklum masa muda belum kelar..."

Irish tersenyum maklum.

"Enggak papa Kay. Mama kamu seru kok."

"Tuh Kay. Dengerin apa kata calon mantu mama. Dia aja gak keberatan. Kamu yang sewot. Yuk... Sayang kita langsung makan aja. Gak usah peduliin dia."

"Iya tante. "

"Eitsss... Gak boleh manggil tante. Manggilnya mama. Oke sayang?"

"Iya.. Ma..."

"Nah... Gitu kan enak sayang. Yuk kita makan mama masak banyak buat kamu. Kamu gak ada alergi apa gitu kan?"

"Cuma telur aja kok ma. Sama gak bisa makan pedas."

"Tenang sayang. Mama masak gak pake telur maupun cabe-cabean ."

"Makasih ma."

"Yuk mulai makan!"

"Kita nunggu Kay dulu ma."

"Paling dia juga baru di kamar mandi. Yaudah kita tungguin dia dulu."

Tak lama Kay muncul.

"Nah... Kay udah datang. Sekarang udah lengkap. Ayok kita berdoa dulu sebelum makan. Bersyukur masih diberikan nikmat jasmani. Kay kamu yang pimpin.!" titah mamanya.

"Iya."

Tuhan, terima kasih atas berkatMu yang Engkau berikan kepada kami. Biarlah berkat ini menjadi kekuatan jasmani pada tubuh kami.

"Amin."

"Mari makan. Irish jangan sungkan makannya. Apa yang ingin kamu makan, makan aja ya sayang!"

"Iya ma."

Di meja makan sudah tersedia capcay sayur, ikan goreng, ca kangkung, dan ayam kecap. Tak ada satupun yang berbau telur maupun cabe-cabean. Entah itu kebetulan atau memang disengaja.

Karena Irish sangat menyukai capcay, tentu saja yang dimakan adalah sayur itu. Ditambah ayan kecap yang rasanya menggoyang lidah. Bener-bener juara masakan mama Kay. Numero uno.

"Tante... Eh mama. Masakan mama enak banget. Kapan-kapan boleh Irish diajari biar bisa seenak ini."

"Boleh sayang. Kapanpun kamu mau kesini, mama selalu siap sedia buat ajarin kamu."

"Makasih ma."

"Ehem...." Kay menginterupsi obrolan antara mamanya dan Irish.

"Eh... Rish... Kayak ada suara gitu. Suara apa ya?" mama Kay mulai dengan mode dramanya.

"Gak usah drama deh ma. Ini dari tadi Kay dicuekin mulu."

"Gitu aja ngambek. Mama lagi seneng . Mama punya calon mantu yang cantik kayak gini. Uchhh ulala banget, sesuatu."

Dan Irish hanya tersenyum melihat perdebatan antara ibu dan anak itu. Bolehkah ia berharap menjadi bagian dari keluarga unik ini?


PupusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang