#25

10 0 0
                                    

Kay POV

Andai kamu tau. Betapa bahagianya hatiku. Duduk berdua bersamamu. Kamu tahu? Ini adalah hal terbaik dalam hidupku.

Sengaja aku mengundangmu untuk mengenal keluargaku. Mengenalku dan juga keluargaku dengan baik.

Aku ingin membuktikan kepadamu, bukti dari keseriusan hatiku. Mungkin, aku memang belum memberikan kepastian langsung padamu.

Aku ingin kamu nyaman dengan kehadiranku. Bagiku rasa nyaman jauh lebih berbahaya daripada jatuh cinta.

Jatuh cinta belum tentu merasa nyaman. Namun nyaman, bisa dipastikan jatuh cinta. Sesederhana itu.

Aku takut. Bila mengungkapkan hal ini sekarang. Aku tau kamu pernah terluka. Pernah kecewa. Dan aku tak ingin menjadi orang kedua setelah masa lalumu, yang menorehkan luka yang sama.

Kamu sudah berjuang sejauh ini untuk bangkit dari keterpurukanmu. Dan aku tak mau menghancurkan apa yang sudah kamu bangun.

Fairyku. Bolehkah aku menambah kata pemilikan? Ah hanya di tulisan ini saja. Aku cukup tau diri. Belum saatnya.

Setelah semuanya selesai, aku akan menyatakannya. Tenang saja. Cukup percaya.

Part 5
.
.
.
Publish.

***********************************
Irish POV

"Hihihi lucu banget sih mamanya Kay? Bener-bener deh keluarga unik."

"Hihihi...."

Tak lama ketukan di pintu terdengar.

"Masuk! Gak dikunci."

"Hai sayang. Lagi ngapain? Mama denger dari luar kamu ketawa sendiri."

"Eh mama. Gak ada apa-apa kok ma. Lagi seneng aja."

"Anak mama seneng kenapa?" tanya mamanya jail.

"Apaan sih ma. Malu." senyum Irish terukir di bibirnya.

"Tadi kemana? Kok pulang-pulang bahagia banget gini?"

"Ehmz tadi aku diajak makan siang di rumah Kay ma. Tau gak ma?"

"Gak tau...."

"Ih.... Mama. Jangan dipotong dulu. Masakan mamanya Kay enak banget ma. Irish jadi pengen belajar masak sama mamanya Kay. Dan yang lebih aneh lagi ma. Masak aku gak boleh manggil tante. Harus manggil mama."

"Bagus dong sayang. Tandanya keluarga mereka nerima kamu. Dan kamu, mama liat juga seneng. Syukur. Mama seneng dengernya. Berbahagialah sayang. Sudah saatnya kamu bahagia. "

"Mah....." mata Irish berkaca-kaca mendengar nasehat mamanya.

"Mama inget. Kemarin, kamu kacau banget karena Ken. Sekarang bersama Kay, kamu kelihatan ceria. Mama hanya bisa mendoakan yang terbaik buat kamu."

"Makasih ma.." dan dipeluknya mamanya. Tangis haru menyelimuti keduanya.

"Makasih. Mama selalu dukung Irish. Selalu nguatin Irish."

"Udah kewajiban mama bahagiain kamu. Kamu anak mama. Sebisa mungkin buat kamu bahagia."

"Tapi ma. Gimana dengan Ken? Irish udah bilang berulang kali. Irish udah maafin dia. Tapi kalo masalah seperti dulu lagi, Irish gak bisa. Tapi dia ngotot."

"Sayang, kadang orang baru mengerti arti hadirnya seseorang setelah kehilangan. Dan Ken baru menyadarinya sekarang. Mama pesen sama kamu, jangan hindari Ken. Tetaplah berteman seperti biasa."

"Tapi kalo dia salah paham sama sikap welcome Irish gimana ma?"

"Kalian sudah sama-sama dewasa. Pasti bisa menyelesaikannya. Dan mama harap tidak akan ada hati yang terluka."

"Baiklah ma. Irish berusaha. Tapi Irish gak janji akan berakhir baik."

"Tak apa. Yang penting kamu sudah usaha. Jangan lupa sertakan doa dalam setiap langkah kakimu. Kekuatan doa dan usaha yang akan membantu."

"Iya ma."

"Oh ya. Satu lagi titip salam buat kay, kalo dia hubungi kamu."

"Iya.  Ma....?"

"Ya?"

"Andai....  Di masa depan Irish memilih bersama Kay. Mama gak keberatan?" tanya Irish.

"Mama terserah kamu aja sayang. Apapun yang bisa membuat kamu bahagia. Mama akan dukung kamu. Karna hati tidak memilih. Dia tau dimana ia akan berlabuh."

"Ma....makasih...."

Dan mamanya hanya membalas dengan senyum menawan.

PupusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang