#18

6 0 0
                                    

Irish sedang berbaring di ranjangnya. Matanya sudah berat. Namun sulit ia memejamkan mata. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.50. Dan mata Irish masih sulit diajak bekerja sama.

Guling kanan. Guling kiri. Tendang selimut. Dari baca novel sampai mengikuti mitos menghitung domba, tak ada efeknya sama sekali.

Bukannya tambah mengantuk, yang ada malah ia semakin sulit memejamkan matanya.

Iseng, ia mengambil ponselnya. Setiap hari, ia kini ditemani oleh orang baru. Dan orang baru itu adalah Kay.

Semenjak Kay hadir di hidupnya, entah mengapa ia merasa hidupnya lebih berwarna lagi.

Akhir-akhir ini, Kay yang rajin menemaninya. Entah itu menjemputnys ataupun menemani lewat chat.

Saat ini, ia sedang bimbang tentang kedatangan Kenzy dalam hidupnya. Dengan adanya kerja sama mereka, secara otomatis intensitas pertemuan mereka semakin menjadi.

Ia takut. Saat ia sudah move on, hatinya kembali diuji oleh orang dari masa lalunya.

Ia butuh tempat untuk curhat. Dan pilihannya adalah Kay. Bukan kedua sahabatnya. Karna mereka pasti akan langsung mengeluarkan makiannya, bukan solusi bila mengetahui  Kenzy kembali mengusik kehidupannya.

Dan poin plus curhat dengan cowok, mereka bisa berpikir lebih logis. Bukan hanya mengandalkan hati. Tapi, apakah sopan mengirim chat ke Kay tengah malam begini? Apa tidak mengganggu waktu istirahatnya?

Tak apalah. Ia hanya mencoba mengirim pesan. Bila tak dibalas pun tak masalah. Diraihnya ponsel dan mengetik pesan untuk Kay.

Frish: Kay, udah tidur?

Tak berselang lima menit, balasan masuk ke ponselnya.

Kaykee: Hai Rish. Kenapa belum tidur?

Frish: Belum bisa 😥

Kaykee: Yaudah aku temenin. Mumpung aku belum tidur.

Frish: Serius? Aku ganggu tidur kamu ya?

Kaykee: Gak lah. Tenang aja. Aku emang biasa begadang, jadi gak masalah buat aku.

Frish: Oh.. Oke

Kaykee: Ada yang kamu pikirin?

Frish: Hah?

Kaykee: Irish, kita bukan anak kecil lagi yang gampang dibohongi. Aku tau kamu ada yang dipikirin. Aku bisa jadi pendengar yang baik. So, apa yang bikin kamu kepikiran kayak gini?

Frish: Ehmz...Kay, andai orang masa lalu kamu kembali hadir, apa yang kamu lakukan?

Kaykee: Aku tetap anggap dia temen. Walau bagaimanapun, dia tetap bagian dari kenangan indah aku. Tapi tidak untuk kata balikan.

Frish: Kenapa begitu?

Kaykee: Bagiku, orang yang berani melepas dia tidak bisa berkomitmen. Jika dia beneran cinta, ia akan memperbaiki pasangannya jika salah. Menjadi pelengkap dari kekurangan pasangannya. Begitupun sebaliknya. Bukan malah pergi dan mencari hati yang baru, bila pasangannya melakukan hal yang membuat dia kecewa.

Frish: Begitu ya

Kaykee: Yup. Apakah mantan kamu kembali lagi?

Frish: Eh... Darimana kamu tau?

Kaykee: Dari pertanyaan kamu, udah jelas Irish. So, gimana tanggapan kamu?

Frish: Entahlah. Yang jelas, aku sudah memaafkannya Kay. Tapi tidak melupakan apa yang udah dia lakuin ke aku. Memaafkan itu tidak satu paket dengan melupakan Kay.

Kaykee: Aku tau. Tapi cobalah berdamai dengan masa lalu. Hidup akan terasa indah jika bisa memaafkan dengan tulus.

Frish: Baiklah. Akan aku coba. Thanks Kay.

Kaykee: Sama-sama 😊. Sudah sekarang jangan lupa berdoa, agar kamu nyenyak tidurnya. Nite Irish. Sweet dream.

Frish: Nite Kay. Nice dream.

Betapa beruntungnya aku, Kay. Kamu hadir sebagai penyeimbang hatiku. Semoga aku bisa berdamai dengan masa laluku.

Diletakkan ponselnya di atas nakas seperti semula. Kini ia bangkit dan berjalan ke arah meja, tempat biasa ia menyelesaikan pekerjaannya.

Di sana, ia mengambil diary yang sudah lama tidak disentuhnya. Ia membuka buku itu berniat menuangkan memori baru.

Diambilnya tinta dan mulai menulis apa yang terlintas di benaknya.

Dear diary,

Rasanya sudah lama aku tidak menuliskan sesuatu di sini. Mungkin terakhir ketika hubunganku berakhir dengan Ken.

Dan kini, itu juga menjadi alasanku kembali menulis . Entahlah. Serasa ini hanyalah mimpi.

Kenapa ia harus datang kembali? Kenapa tidak dulu, di saat aku masih mengharapkannya?

Kenapa di saat aku sudah bisa menata hatiku, ia malah datang dan meretakkannya kembali menjadi serpihan.

Kenapa?

Aku ingin sekali mengikuti apa yang sudah dikatakan Kay. Tapi, hati kecilku serasa berat melakukannya.

Andai ia tak muncul, aku pasti bisa sempurna melupakannya.

Ya Tuhan, aku harus bagaimana? Aku takut, melakukan hal-hal yang bukan hanya menyakiti hati orang lain. Tapi juga hatiku sendiri bila aku tak bisa mengontrol emosiku.

Tolong aku, siapa pun itu. Bantu aku untuk lepas dari bayang-bayang luka masa lalu.

Kebimbangan hati

F






PupusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang