#19

11 0 0
                                    

Kay POV

Andai kamu tau bagaimana rasa di hatiku, saat kamu menceritakan masa lalu yang kembali mengusikmu.

Ada rasa takut, khawatir menyerang perasaanku. Apakah aku akan dikalahkan dengan masa lalumu?

Meski aku memberikan solusi bahwa kamu harus berdamai dengan masa lalumu.

Dan aku berharap, dia yang ada di masa lalu tidak berharap merajut kembali kenangan kalian berdua.

Sungguh aku tak mampu membayangkannya. Bagiku masa lalu hanyalah kenangan. Tidak untuk diulang.

Aku hanya ingin, kamu bisa memahami apa yang aku rasakan. Apa kamu bisa merasakannya? Kasmaranku kepadamu?

Aku di sini padamu
Sekali lagi padamu
Ku bawakan rindu
yang kau pesan utuh

Aku di sini untukmu
Sekali lagi untukmu
Percayalah tak perlu lagi kau gundah

Pun aku merasakan getaranmu
Mencintaiku seperti ku mencintaimu
Sungguh kasmaran aku kepadamu

Hidup adalah tentangmu
Selalu saja tentangmu
Sepertinya kau adalah candu bagiku

Kau buat aku tak mampu
Selalu saja tak mampu
Menahan perasaanku atas dirimu

Pun aku merasakan getaranmu
Mencintaiku seperti ku mencintaimu
Sungguh kasmaran aku kepadamu

Pun aku merasakan getaranmu
Mencintaiku seperti ku mencintaimu
Sungguh kasmaran aku kepadamu

Pun aku merasakan getaranmu
Mencintaiku seperti ku mencintaimu
Sungguh kasmaran aku kepadamu

Pun aku merasakan getaranmu
Mencintaiku seperti ku mencintaimu
Sungguh kasmaran aku kepadamu
Kasmaranku kepadamu
(Kasmaran-Jaz)


Part 4
.
.
.
Publish

***********************************

Tok tok tok.
Pintu kamarnya diketuk dari luar.
"Gak dikunci!" Seru Kay dari dalam kamarnya.

Ternyata papanya yang masuk.
"Hai bro, lagi nulis novel baru?" Papa David-papanya Kay, menyapa putra semata wayangnya.

Jangan heran dengan gaya bicaranya. Papa David memang seperti itu. Menganggap anaknya sendiri seperti teman sebaya. Tipe-tipe papa hits zaman now. #Aseeeeekkk😅

"Papa, tumben jam segini baru pulang? Lembur pa?"

"Iya. Capek ternyata ikut orang. Kita kerja keras eh hasilnya buat orang lain. Di situ kadang papa merasa sedih." Papanya mulai dengan dramanya.

"Yaelah pa. Kalo papa capek, mending buka usaha sendiri aja. Daripada kerja capek buat orang lain. Sekalipun gajinya besar, papa tetap karyawan. Sedangkan kalo buka sendiri, berapapun itu hasilnya papalah bosnya."

"Bener juga sih. Nanti papa pikirin lagi. Sekalian minta pendapat mama kamu."

"Oke pa."

"Oh ya, papa perhatikan tulisan kamu makin melow deh." Papanya udah belok ganti topik.

"Papa tau darimana?"

"Gini-gini papa punya akun wattpad keles. Disela kesibukan papa, papa sempetin buat baca tulisan kamu. Buat nanti kalo ada yang kurang, papa bisa koreksi."

"Ya...ya...terserah apa kata papa. Keliatan banget yah pa?"

"Tulisan kamu terlalu nyata ungkapin perasaan kamu. So, apa yang bikin kamu melow kaya gini? Mumpung papa lagi free nih, belum diganggu ceramah mamamu."

"Pa, andai masa lalu papa kembali, apa tanggapan papa?"

"Ya gak gimana-gimana. Biasa aja. Cuma masa lalu ini."

"Papa gak ada niatan gitu, buat balikan?"

"Engga. Buat apa? Yang namanya masa lalu itu di belakang. Kalo dia di depan, namanya masa depan. Dan bagi papa, orang yang berjuang bersama papa di masa sekarang, lebih penting dari masa lalu. Toh yang dampingi papa bukan masa lalu. Kenapa di saat berhasil kembali mengusik? Kalo alasan menyesal, udah basi. Pasti penyesalan itu di belakang. Ya kalo di depan emang mau pendaftaran?"

"Please deh pa. Serius napa?"

"Oke dude. Tumben kamu nanya kaya gitu? Mau balikan?"

"Engga pa. Sebenernya cewek yang aku suka, ternyata mantannya datang lagi pa. Aku belum tau jelasnya. Tapi kalo di liat dari apa yang diobrolin, sepertinya dia pengen balikan. Aku harus gimana pa? Maju atau mengalah?"

"Kamunya beneran suka gak?"

"Iyalah pa."

"Berarti kejar dia. Pria sejati gak bakal takut rintangan di depannya. Berusahalah dan biarkan takdir menuntun kalian. Jika berjodoh, pasti kalian dipersatukan. Yang penting doa juga bro. Inget itu!"

"Iya pa."

Tak lama muncul mama rempong jaman nownya Kay. Tipe mama-mama cerewet plus kepo.

"Hai sayang-sayangnya mama. Lagi ngapain berdua? Makan malem yuk! Gercep ya. Mama tunggu di bawah."

Itulah mamanya. Mama hitsnya. Dia beruntung dilahirkan di keluarga ajaib ini.

Papanya yang selalu menganggapnya teman sebaya, mamanya yang ngeselin tapi perhatian.

Namun, ia bersyukur. Di balik sikap aneh dan ajaibnya, mereka adalah orang tua terhebat yang dia punya.

Mereka selalu berada di sampingnya. Mendukung apapun yang akan dilakukannya asal positif.

Seperti dulu, keputusannya untuk terjun di dunia tulis menulis. Di saat semua orang mencibir keputusannya, 'emang kenyang makan tulisan? Mana gajinya belum sebesar pegawai kantoran, dokter, arsitek, dll.'

Tapi orang tuanya santai aja. Mereka mendukung apapun yang akan dilakukannya. Bagi mereka, yang menjalani bukan mereka itu. Mereka hanya bisa mengomentari, bukan yang menjalankan. So, kenapa harus diambil pusing. Begitu kata papanya.

Dan berkat dukungan dan doa orang tuanya, di sinilah ia. Menjadi salah satu penulis populer yang sedang naik daun. Semua cibiran orang, ia patahkan dengan prestasinya.

Dan aku akan lakukan apapun agar orang-orang kesayanganku bahagia. Itu janjiku
(The Kay)

PupusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang