Special Part-Date?

11 0 0
                                    

Drttt drtttt

Diambilnya ponsel di atas nakas. Notifikasi baru dari aplikasi Linenya.

Kaykee: malem Irish.

Frish:malem Kay. Ada apa ni?

Kaykee: cuma mo ngingetin aja. Acara kita sabtu depan, jadi kan?

Frish: jadi dong. Emang kamu udah ada rencana mo kemana?

Kaykee: pastinya. Dijamin gak garing deh.

Frish: sip kalo gitu. Btw kemana emang?

Kaykee: ada deh.

Frish: pake rahasia lagi.

Kaykee: hahahaa. Pokoknya sip lah.

Frish: iyain aja deh.

Kaykee: oh ya, jangan lupa bawa baju olahraga, baju hangat, sama baju ganti. Kita berangkat pagi-pagi banget. Jam 5 harus otw.

Frish: pagi amat. Mo kemana sih?

Kaykee: pokoknya ada. Perjalanan lumayan lama. Jadi kita harus berangkat pagi biar bisa pulang balik. Oke? See you saturday.

Frish: oke. See you. Bye.

Hari tak terasa cepat berlalu. Dari senin ke jumat terasa cepat. Tak terasa besok sudah hari sabtu.

Segala perlengkapan yang di infokan Kay sudah dipersiapkan dengan baik oleh Irish. Dari mulai baju ganti, baju hangat, sampai pakaian olahraga.

Aneh. Mau kemana mereka sebenarnya?

Sebenarnya, ini lebih aneh daripada ajakan date Kay. Hah, date? Benarkah?

Irish adalah pribadi introvert. Dia tidak mudah mengiyakan ajakan orang lain dengan mudah kecuali sedang dalam mood baik.

Apalagi ini pria. Dengan Kenzi dulu bahkan ia selalu menolak, jika dia tidak mood. Tapi dengan Kay, seakan semua prinsipnya patah.

Kay dengan mudahnya mematahkan segala prinsipnya. Ia berhasil mendobrak pintu hati Irish yang sudah tertutup.

Entahlah. Mungkin ini jalan yang diberikan Tuhan untuknya membuka hati kembali. Semoga saja.

***********************************

Pukul 04.30 Irish sudah selesai mandi dan bersiap. Sambil menunggu kedatangan Kay, ia menyiapkan sarapan. Simple saja. Roti bakar dan dua gelas coklat hangat.

Selesai menyiapkan sarapan, pintu rumahnya diketuk dari luar.

Tok tok tok.

"Sebentar."

"Pagi Irish." Senyum cerah terbit di bibir kay.

"Pagi Kay. Masuk yuk! Gak susah kan cari alamatnya?"

"Gak kok. Tenang aja."

"Yuk sarapan dulu. Kamu belum sarapan juga kan?"

"Tau aja kamu. Niatnya pagi berangkat sekalian numpang sarapan. Heheheh." Tawa renyah Kay berderai.

"Dasar. Maaf ya kalo cuma ini. Habis masih pagi. Kalo makan berat kayaknya gak banget pagi buta gini."

"Nyantai aja lagi. Aku pemakan segala. Ayo sarapan dulu. Nanti disana kita lanjutin sarapan di tempat special tentunya."

"Iya deh."

Tak berselang lama sarapan mereka usai. Irish membawa peralatan makan bekas mereka ke tempat cuci piring dan mulai mencucinya. Setelah beres, ia membawa tas ranselnya dan menemui Kay yang sudah menunggunya di ruang tamu.

PupusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang