Senyuman terus saja tersungging dibibirnya, gadis itu- Sakura teringat dengan kejadian yang menimpanya beberapa jam lalu. Dimana ia digendong oleh pemuda yang ia sukai. Membuatnya senang setengah mati.
Kini gadis merah jambu itu sedang berada diatas kasurnya sembari memeluk bantal yang ada disana. Lampu penginapan sudah kembali terang tepat ketika Sasuke menggendongnya menuju kamar penginapan gadis tersebut.
"Enak sekali kau digendong oleh pemuda Uchiha itu, Sakura." Ucap Tenten pada Sakura. Gadis yang disebut namanya itu segera menoleh kearah Tenten.
"Memang." Jawabnya santai.
"Huh! Aku juga ingin diperhatikan seperti itu jika aku sudah mempunyai kekasih." Tenten mendengus.
"Kenapa kau tidak ajak saja pemuda Hyuga itu untuk menjadi kekasihmu?" Ucap Temari.
"Apa? Maksudmu Neji? Aku dan dia cuma berteman." Jawab Tenten.
"Tapi yang aku dengar pemuda Hyuga itu menyukaimu lohh.." Temari tersenyum jahil kearah temannya itu.
"A-apa? Dari mana kau tahu itu?" Tenten menyangkal ucapan Temari.
"Dari Hinata." Jawabnya singkat, sontak saja Hinata terkejut karena ia tidak pernah bercerita kalau sepupunya itu menyukai Tenten. Gadis dengan gaya rambut cepol itu melirik kearah Hinata.
"Apa benar yang dikatakan dia, Hinata?" Tanya Tenten dengan tidak sabaran. Sementara Hinata yang tidak tahu apa-apa itu hanya menganggukkan kepalanya ragu.
"M-mungkin saja benar.." Jawabnya. Tenten hanya merenggut kesal.
Mereka bertiga pun larut dalam obrolan meraka. Sedangkan Sakura memutuskan untuk segera tidur. Dan Ino, ia pun sama halnya dengan Sakura. Gadis Yamanaka itu masih teringat kejadian siang tadi.
Dimana ia reflek memeluk pemuda yang disukainya itu, Sai. Ino memeluknya karena penerangan disana tiba-tiba saja padam. Ia juga merasakan senang berkali-kali lipat saat Sai membalas pelukkannya sambil menenangkan dirinya.
Setelah beberapa menit kemudian, Ino memutuskan untuk segera tidur. Sementara Temari, Hinata, dan Tenten masih asyik mengobrol
.
.
.
.
."Aku iri sekali padamu, Teme!" Ucap Naruto. Ia masih ingat kejadian tadi.
"Hn?" Jawab Sasuke singkat."Kalau saja Hinata-chan yang terjatuh, pasti akan ku gendong." Ucap Naruto sambil tersenyum.
"Naruto! Kau mendoakan sepupuku terjatuh?" Naruto menegang, ia kini melihat Neji yang sedang mendeathglare dirinya.
"Hha.. Bukan begitu maksudku, Neji.." Jawb Naruto sambil mengaruk-garuk belakang kepalanya. Dan mereka berdua pun saling berbicara dengan nada yang ingin mengajak ribut.
Shikamaru dan Sai sudah tidur duluan. Kini hanya ada Naruto dan Neji yang sedang berbicara hal yang tidak bermutu- menurut Sasuke. Pemuda raven itu memandang bosan pada kedua temannya itu.
Ia pun melepaskan jaket tebal miliknya itu. Sasuke masih bisa menghirup wangi parfum milik gadis merah muda itu yang menempel pada jaketnya. Ia lalu menidurkan dirinya diatas kasur sambil memeluk dan menghirup wangi jaketnya yang tercampur dengan wangi parfum milik Sakura.
.
.
.
.
.Sasuke tidak tahu dirinya ada dimana sekarang, namun yang pasti ia sedang berada disebuah taman yang terdapat macam-macam bunga disana. Ia menelusuri taman itu, hingga ia melihat seorang gadis gadis berambut merah muda sedang memunggunginya.
Ia menyangka itu adalah Sakura, gadis yang diam-diam mencuri hatinya itu. Gadis dengan rambut berwarna pink itu lalu menoleh kearahnya, Dan benar saja itu adalah Sakura-nya. Gadis itu tersenyum dan segera menghampiri Sasuke yang masih diam mematung ditempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Perfect Holiday [END]
Fanfiction'Takdir yang mempertemukan kita' Cuaca dingin serta badai yang menerjang Konoha membuat penerbangan pesawat tidak bisa lepas landas. Lalu bagaimana dengan Sakura dan keempat temannya yang ingin berlibur ke New York? Apa yang akan terjadi bila mereka...