Sakura bergegas membereskan bawaannya ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Ini sudah waktunya untuk pulang ke rumah. Sebelumnya Sakura sudah menerima pesan dari Sasuke bahwa suaminya itu akan menjemputnya malam ini.
Sakura berjalan keluar dari ruangannya dan menuju ke arah parkiran, di tengah perjalanan ia bertemu dengan Ino. Sama dengan Sakura, Ino bekerja sebagai dokter di Rumah Sakit ini.
"Sakura!" panggil Ino saat melihat sahabatnya itu. Sakura yang merasa namanya dipanggil langsung menoleh kebelakang.
"Ino?"
"Kau mau pulang, Sakura?" tanya Ino.
"Iya, Sasuke-kun sudah menjemputku." jawab gadis yang kini bermarga Uchiha itu. Ino hanya mengangguk saja, lalu tak jauh dari tempat mereka, seorang lelaki terlihat sedang berjalan ke arah kedua perempuan itu.
Dia Sai, laki-laki yang kini sudah menjadi tunangan Ino. Mereka bertunangan setelah sebulan pernikahan Sasuke dan Sakura.
Setelah berbincang-bincang cukup lama dengan kedua pasangan itu, Sakura akhirnya pamit karena Sasuke sudah mengiriminya pesan bahwa dirinya sudah berada di parkiran.
"Sai, Ino, aku pamit dulu." pamit Sakura.
"Ya, hati-hati."
***
"Kau sudah makan, Saku?" Sakura menoleh ke arah Sasuke yang sedang menyetir.
"Sudah, kau?"
"Hn. Sudah." balas Sasuke, ia lalu mengambil sesuatu dan menyerahkannya kepada Sakura.
"Naruto menitipkannya padaku." ujar Sasuke sambil menyerahkan sesuatu.
Sakura lalu mengambil barang tersebut dan melihatnya. Mata emeraldnya melebar ketika melihat sebuah tulisan yang tertera disana.
"Jadi, Naruto dan Hinata akan menikah?" tanyanya terkejut sambil menatap sebuah kartu undangan ditangannya.
"Ya, seminggu lagi."
"Syukurlah kalau begitu." ujar Sakura sambil tersenyum tipis. Tak menyangka jika sahabatnya itu akan segera menyusulnya untuk berumah tangga. Ia tentu saja senang, lalu ia mengambil ponsel miliknya untuk menghubungi Hinata. Menanyakan apa benar gadis itu akan menikah atau tidak.
Sedangkan Sasuke hanya tersenyum tipis melihat Sakura yang dengan semangatnya berbincang-bincang dengan Hinata lewat telepon.
***
Seminggu kemudian
Terlihat ballroom hotel yang sudah terhias dengan mewah. Sakura menatap sekelilingnya, ia menatap bunga-bunga yang menghiasi tempat resepsi pernikahan sahabatnya itu.
Lalu, pandangannya beralih ke arah depan. Dilihatnya sepasang pengantin tengah sibuk bersalaman dengan para tamu undangan yang datang menghadiri pernikahan mereka.
Sakura bisa melihat senyum bahagia yang terukir di bibir kedua sahabatnya itu. Ia bisa melihat bagaimana cantiknya Hinata dengan gaun berwarna putih yang dipakainya, tak heran jika Naruto telah jatuh hati pada gadis indigo tersebut.
"Hn. Ayo kita ke sana." ajak Sasuke sambil menggenggam tangan istrinya itu. Sakura mengangguk, mereka menghampiri kedua pasangan pengantin tersebut.
"Hinata!" seru Sakura.
"Sakura-chan!" Hinata tersenyum senang melihat sahabatnya itu telah datang. Mereka lalu berpelukan.
"Selamat ya, Naruto, Hinata. Akhirnya kalian menikah juga." ujar Sakura.
"Terima kasih, Sakura-chan." balas Hinata, tak lupa dengan senyuman yang terus terukir di bibirnya.
"Selamat, Dobe." kali ini Sasuke yang mengucapkan selamat kepada Naruto.
"Terima kasih, teme!" balas Naruto dengan ceringarannya.
Setelah bersalaman dan berbincang-bincang dengan para tamu undangan, akhirnya Sakura dan Sasuke memutuskan untuk pulang. Yang sebenarnya tak disetujui oleh perempuan bermata indah tersebut.
Sakura tak enak jika dirinya harus pulang duluan ketika sahabatnya itu sedang dalam bahagianya. Namun Sasuke terus memaksa istrinya itu agar segera pulang saja, karena ia melihat Sakura yang sepertinya sedang dalam kondisi kurang sehat.
"Hn. Sudah sampai." ujar Sasuke ketika mereka sudah sampai dikediamannya. Sakura yang masih kesal hanya diam dan menatap ke luar arah jendela.
Sasuke menghembuskan nafasnya pelan. Ia lalu membuka pintu mobil dan berjalan keluar, membuka pintu mobil sebelahnya lalu menggendong Sakura yang tentu saja terkejut dengan perlakuan tiba-tiba dari suaminya tersebut.
"Sasuke-kun! Lepaskan aku!" rontanya sambil memukul-mukul bahu Sasuke.
"Hn."
Sakura berhenti meronta ketika melihat Sasuke yang hanya diam saja. Ia hanya bisa mendengus kesal dalam hatinya.
***
Sesampainya di kamar mereka, Sasuke menurunkan Sakura. Wanita itu lalu segera turun dan berjalan menjauhi Sasuke, masih kesal dengan suaminya itu. Sedangkan Sasuke hanya cuek saja dan berjalan keluar dari kamar mereka.
Sakura yang melihat itu mendengus kesal, dan segera berganti pakaian. Ia berencana untuk tidur siang, mungkin benar dirinya memang sedang tak enak badan. Karena sedari tadi ia selalu merasakan mual dan pusing.
Selesai berganti pakaian, Sakura merebahkan tubuhnya ke atas ranjang. Dan mencoba memejamkan kedua mata emerald nya. Tak butuh waktu lama, untuk ia pergi ke alam mimpinya.
Sasuke yang baru saja memarkirkan mobilnya ke garasi kembali memasuki kamarnya. Ia melihat seseorang yang sedang tertidur pulas, istrinya itu sedang tertidur kini. Kedua kakinya lalu melangkah mendekati wanita yang amat ia cintai itu.
Di usapnya rambut pink milik istrinya itu dengan pelan, takut membangunkannya. Lelaki tersebut tersenyum dalam hati, melihat cantiknya Sakura membuat ia merasakan menjadi lelaki paling beruntung sedunia.
Puas dengan menatap wajah istrinya, Sasuke lalu memejamkan matanya. Mencoba untuk menyusul Sakura.
******
Ada yang mau extra part lagi?? atau udahan aja??
Maaf ya kalo cerita ini ngga sesuai dengan yang kalian harapkan, jujur aku bingung mau bikin extra part apaan?!
Vomment nya ditunggu^^
KAMU SEDANG MEMBACA
A Perfect Holiday [END]
Fanfiction'Takdir yang mempertemukan kita' Cuaca dingin serta badai yang menerjang Konoha membuat penerbangan pesawat tidak bisa lepas landas. Lalu bagaimana dengan Sakura dan keempat temannya yang ingin berlibur ke New York? Apa yang akan terjadi bila mereka...