"Ayo kita pergi dari sini!" Ino menarik tangan Temari yang masih saja asyik menatap Sakura dan juga Sasuke didalam restoran sana.
"Kita mau kemana, Ino?!" Ujar Temari kesal.
"Kemana saja yang penting jangan menganggu mereka berdua." Jawab Ino sambil tetap menarik tangan Temari.
"Lepaskan tanganku!" Dengan sekali hentakkan, Temari melepaskan tangannya dari tangan Ino.
"Isshh, kau ini!" Ino mendengus kesal.
"Kau bilang kita pergi kemana saja asal tidak menganggu Sakura kan?" Tanya Temari, Ino pun mengangguk.
"Kalau begitu, aku akan menemui Shikamaru saja kalau begitu.." Ucapnya sambil tersenyum.
"Lalu kau akan meninggalkanku sendirian, begitu?" Tanya Ino kesal.
"Siapa bilang kau sendirian?" Ino mengernyitkan alisnya."Maksudmu?" Temari menunjuk kearah belakang sahabatnya itu. Lalu gadis Yamanaka itu pun segera menolehkan kepalanya kebelakang, dan ia pun melihat seorang pemuda yang sedang tersenyum kearahnya.
"Sai-kun?" Ino tersenyum melihatnya.
"Kalau begitu, aku pergi dulu Ino." Pamit Temari, Ino mengangguk.
"Ya sudah, sana pergi!" Jawabnya seakan mengusir sahabatnya itu agar segera pergi. Temari menjulurkan lidahnya sejenak, lalu segera pergi meninggalkan Ino dan Sai.
Gadis berambut pirang itu tersenyum, ia merapihkan rambut panjangnya yang ikat itu. Lalu segera menghampiri Sai.
"Sai-kun, ada apa?" Tanyanya.
"Aku punya sesuatu untukmu." Jawab pemuda itu, ia mengeluarkan sesuatu dari dalam jaketnya dan menyerahkan benda itu kepada Ino.
"Apa ini?" Tanya Ino yang keheranan ketika Sai menyerahkan sebuah kertas yang digulung dan dihiasi pita berwarna merah.
"Buka saja." Sai tersenyum. Gadis itu pun segera membuka gulungan kertas tersebut, bibirnya tiba-tiba saja menghasilkan sebuah senyuman.
"Sai-kun! Ini bagus sekali!" Ucapnya dengan nada riang, gulungan kertas tersebut ternyata adalah sebuah lukisan bergambarkan dirinya yang sedang tersenyum manis.
"Kau suka?" Tanya Sai, Ino mengangguk-ngangguk beberapa kali.
"Sangat!" Jawabnya. Pemuda itu pun tersenyum puas ketika mendengar bahwa Ino sangat menyukai lukisan hasil karnyanya itu.
"Kau yang membuatnya?" Tanya gadis itu, Sai mengangguk.
"Tentu saja, aku membuatnya hanya untuk orang spesial dalam hidupku." Sai melirik kearah Ino yang juga meliriknya.
"A-apa maksudmu?" Ino tergugup. Tatapan pemuda tersebut menjadi serius, dirinya lalu mengenggam erat tangan Ino.
"Ino.." Panggil Sai. Gadis itu hanya tersenyum malu.
"Aku.. Sangat mencintaimu.." Mata Ino sukses melebar, dirinya tidak percaya apa yang diucapkan pemuda itu. Namun hatinya bahagia ketika mendengarnya.
"Kau mau menjadi kekasihku?" Tanya Sai sungguh-sungguh, Ino mengangguk senang lalu gadis itu pun memeluk pemuda itu.
Keduanya tidak peduli ketika banyak orang yang memperhatikan kegiatan mereka yang sedang berpelukkan. Sai yang baru menyadari hal itu pun segera melepaskan pelukkan kekasihnya itu, dan segera menarik tangan Ino menjauhi kerumunan orang-orang disana.
.
"Tenten-chan, m-maaf aku mempunyai j-janji dengan Naruto-kun. K-kau tidak apa kan kutinggal s-sebentar?" Ucap Hinata kepada Tenten ketika mereka sudah ada dilantai bawah penginapan tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Perfect Holiday [END]
Fanfiction'Takdir yang mempertemukan kita' Cuaca dingin serta badai yang menerjang Konoha membuat penerbangan pesawat tidak bisa lepas landas. Lalu bagaimana dengan Sakura dan keempat temannya yang ingin berlibur ke New York? Apa yang akan terjadi bila mereka...