Sekitar pukul 7 malam, Sakura bergegas untuk membuatkan makan malam untuk dirinya dan tentu saja untuk suaminya. Ia berniat memasak nasi goreng ala ibunya yang sudah ia ketahui tata cara membuatnya. Dari dulu ia memang hobi memasak.
Setelah beberapa lama berkutat seorang diri di dapur, akhirnya Sakura telah selesai membuat nasi goreng buatannya itu. Ia lalu berjalan memanggil Sasuke yang sedang berada di atas.
"Sasuke-kun." panggil Sakura di celah pintu kamarnya yang sedikit terbuka. Memperlihatkan Sasuke yang sedang mengerjakan tugas kantornya. Lelaki yang sedang sibuk itu pun menoleh ke arah sumber suara.
"Aku sudah menyiapkan makan malam, sebaiknya kita makan malam dahulu." kata Sakura sambil mendekati suaminya itu.
Sasuke mengangguk, lalu membereskan barang-barangnya sebelum turun bersama dengan Sakura.
***
Tak terasa, waktu semakin malam. Sakura melirik ke arah jam, dilihatnya jam tersebut menunjukkan pukul sepuluh malam. Ia lalu mengalihkan pandangannya ke arah Sasuke. Suaminya itu kembali sibuk dengan tugas kantornya setelah mereka selesai makan malam tadi.
Sedangkan Sakura kini sedang berada di atas ranjang sambil membaca majalah favorit miliknya. Bosan dengan membaca majalah, akhirnya ia bergegas menghampiri suaminya yang sedari tadi sangat sibuk.
"Sasu.." panggilnya.
"Hn?"
Sakura mendengus ketika mendengar jawaban khas dari suaminya itu. Ia semakin mendekati Sasuke, dan langsung memeluk tubuh suaminya tersebut dari belakang. Membuat Sasuke sedikit terkejut.
"Sakura?" ujar Sasuke terkejut, ketika mendapati sikap Sakura yang jarang bermanja kepada dirinya, kini seolah sebaliknya.
"Ada apa, Saku?" tanya suaminya itu.
Sakura menggelengkan kepalanya yang ia tempelkan ke punggung Sasuke.
"Sudah malam, Sasuke-kun. Ayo tidur." pinta Sakura. Sasuke sedikit menarik sudut bibirnya ketika mendengar permintaan Sakura yang menurutnya sangat manja itu.
Ia heran melihat kelakuan istrinya yang jarang sekali berkelakuan seperti hal nya kini. Walaupun sebenarnya ia sangat menyukainya.
"Hn. Sebentar lagi." jawab Sasuke singkat, lalu beralih menatap layar laptop nya.
"Sekarang." pinta Sakura lagi.
Sasuke menoleh sebentar, lalu ia pun terpaksa membereskan barang-barangnya dan langsung menggendong Sakura yang kini tersenyum senang.
Sasuke membaringkan tubuh Sakura ke atas ranjang. Setelahnya ia menarik selimut untuk menyelimuti tubuhnya dan juga tubuh Sakura.
Sakura tersenyum kecil sambil melirik Sasuke. Entahlah, ia seakan ingin selalu bersama dengan suaminya itu. Sakura membalikkan badan menghadap Sasuke lalu memejamkan matanya. Membuat Sasuke tersenyum kecil.
***
Sakura baru saja membuka matanya ketika sinar matahari mengintip dari balik tirai jendela kamarnya. Ia menatap wajah Sasuke yang masih terlelap.
Sakura tersenyum menatap wajah Sasuke, ia lalu bangun dan beranjak menuju kamar mandi. Namun, ketika ia ingin beranjak, sebuah lengan menahannya.
"Kau mau kemana?" tanya Sasuke sambil masih terpejam.
"Kau sudah bangun?" Sasuke membuka matanya dan memposisikan badannya di hadapan Sakura.
"Aku mau mandi dulu, Sasuke-kun." ucap Sakura ketika Sasuke malah menyenderkan kepalanya di bahu miliknya.
"Hn. Nanti saja." balas Sasuke.
Sakura mendengus, kemudian beranjak dari tempat tidur. Membuat Sasuke menatap ke arahnya yang di balas tatapan oleh istrinya itu. Mereka saling menatap, namun tiba-tiba saja Sakura merasakan perutnya mual. Buru-buru ia berlari ke kamar mandi meninggalkan Sasuke yang khawatir melihatnya itu.
Sasuke yang ditinggal langsung beranjak menyusul istrinya yang sedang mual itu. Ia khawatir terjadi apa-apa apa Sakura. Tepat di depan kamar mandi, Sasuke bisa mendengar Sakura yang sedang muntah-muntah di dalam.
"Sakura, kau tidak apa-apa?" tanya Sasuke khawatir. Dilihatnya wajah Sakura yang pucat, keringat mulai membasahi wajah cantiknya.
"Kau sakit?"
Sakura hanya menggelengkan kepala. Dengan segera, Sasuke mengangkat tubuh Sakura dan membaringkannya ke atas ranjang. Ia lalu mencoba menelepon Ino yang mungkin bisa memeriksa keadaan istrinya tersebut.
"Hallo, Ino. Bisakah kau ke rumahku sakarang?"
"Bisa, memangnya ada apa?"
"Sakura sepertinya sakit."
"Apa? Sakura kenapa?"
"Sudahlah, cepat."
"Baiklah kalau begitu, aku segera ke sana."
Sasuke memutus sambungan teleponnya. Ia menyimpan ponselnya dan menatap wajah istrinya yang kini sudah memejamkan mata. Ia sangat khawatir dengan kondisi istrinya itu.
Tak berapa lama, suara bel membuat Sasuke melangkahkan kakinya ke bawah untuk membuka pintu. Ia pikir itu pasti Ino, dan benar saja. Ino sudah berada di depan pintu rumahnya.
"Dimana Sakura?" tanya gadis itu.
Sasuke lalu membawa Ino ke dalam kamar. Ketika sampai di dalam kamar, Ino langsung mengeluarkan alat-alat yang dibutuhkannya untuk memeriksa kondisi Sakura.
"Bagaimana kondisi Sakura? Apakah dia baik-baik saja?" tanya Sasuke khawatir.
Ino yang sebelumnya khawatir langsung mengembangkan senyumnya.
"Kondisi Sakura baik-baik saja, Sasuke." jawab Ino membuat Sasuke menghembuskan nafasnya lega.
"Kalau begitu, kau boleh pulang ." ucap Sasuke.
Ino menatap suami sahabatnya itu dengan kesal. Ia lalu membereskan perlatannya dan beranjak. Namun sebelum beranjak keluar dari kamar, gadis itu mengucapkan sesuatu.
"Tolong jaga Sakura baik-baik, Sasuke-kun. Aku tidak mau ada hal buruk terjadi pada sahabatku. Dan pastikan kau harus menjadi suami yang siaga karena saat ini Sakura tengah mengandung. Terima kasih."
Sasuke tertegun, secepat kilat ia menyusul Ino yang sudah keluar dari kamarnya.
"Tunggu, Ino!"
"Maksudmu apa? Apakah Sakura sedang hamil?"
Ino yang mendengarnya langsung tertawa. "Iya, kandungannya sudah menginjak empat minggu."
Sasuke tak mampu menyembunyikan senyum bahagianya ketika mendengar bahwa Sakura kini tengah mengandung anaknya.
"Terima kasih, Ino. Terima kasih." ucap
Sasuke senang.Setelahnya, ia langsung kembali masuk ke kamar. Meninggalkan Ino yang lagi-lagi merasa kesal. Gadis itu pun lalu memutuskan untuk pulang saja.
Sakura membuka perlahan kelopak matanya. Dilihatnya Sasuke yang berada disamping tubuhnya.
"Sasuke-kun, aku kenapa?"
Bukannya menjawab, Sasuke malah memeluk tubuh Sakura. "Terima kasih, Sakura. Terima kasih."
Sakura tak mengerti, untuk apa Sasuke berterima kasih kepadanya?
"Apa maksudmu?" tanyanya bingung.
Sasuke melepas pelukannya, tangannya beralih menangkup wajah istrinya. "Sebentar lagi kita akan menjadi orang tua. Kau sedang hamil sekarang,"
Sakura menatap Sasuke tidak percaya. "Aku hamil? Kau tidak bohong, kan?" tanyanya memastikan. Sasuke menggeleng.
"Aku tidak membohongimu, Sakura. Kau memang sedang hamil." Sakura langsung memeluk Sasuke dan menangis bahagia.
Mereka sangat bahagia, ini adalah karunia yang sangat berarti untuk keduanya.
***
Ada yg mau lagi kah?
Atau udahan aja?

KAMU SEDANG MEMBACA
A Perfect Holiday [END]
Fanfic'Takdir yang mempertemukan kita' Cuaca dingin serta badai yang menerjang Konoha membuat penerbangan pesawat tidak bisa lepas landas. Lalu bagaimana dengan Sakura dan keempat temannya yang ingin berlibur ke New York? Apa yang akan terjadi bila mereka...