+day 2273

1K 198 70
                                    

berdiri di depan sebuah gedung megah itu membuat hati jonghyun berdegup cepat. bukan, bukan gedung itu yang membuatnya gugup, melainkan siapa yang akan ia temui disana. jonghyun tahu ia tak seharusnya merasa desiran nadinya mengalir secepat ini, namun semua itu tak terelakkan.

diambilnya langkah cepat masuk ke dalam gedung lalu ke lift yang akan menuntunnya menuju lantai 5, venue tujuannya. dari luar saja jonghyun bisa menilai banyak orang yang berdatangan meski tampaknya tidak seramai siang tadi. jonghyun sengaja datang lebih lambat agar ia bisa menyampaikan pesannya pada sang sahabat.

denting suara lift menyadarkan jonghyun dari lamunannya. pria itu menggigit lidahnya seraya ia keluar dari lift dan mendapati dirinya dihadapkan dengan pintu masuk venue yang dipenuhi oleh karangan bunga bertuliskan 'Selamat Menempuh Hidup Baru'.

ia menyisir surai hitamnya dengan jemarinya serta menepuk-nepuk jasnya guna mengusir debu yang mungkin singgah. setelah menarik nafas berkali-kali, jonghyun melangkahkan kakinya dengan berani ke dalam venue.

dan disanalah sahabatnya berdiri, tersenyum bahagia dengan eyesmile nya yang menawan seraya ia menyalami para tamu yang datang. netra jonghyun beralih ke sisi mempelai sang pria. ada wanita cantik yang membuat seulas senyum terpampang di wajah jonghyun. wanita yang dulu pernah menjadi tambatan hatinya. wanita yang dulu pernah bermimpi soal resepsi pernikahan dirinya dan jonghyun di masa depan. rae.

ia mengenakan gaun putih sederhana yang membuat aura cantiknya semakin terpancar. lalu jonghyun menyisir setiap sudut ruangan dan tidak menemukan sosok ayah rae yang seharusnya berada di samping putrinya.

tentu saja ia tidak disana. pasca hubungan mereka berakhir, jonghyun masih kerap mendengar semua kasak-kusuk soal rae. gadis itu memutuskan untuk tinggal sendiri dan benar-benar lepas dari sang ayah setelah ia lulus kuliah. jonghyun bahkan tahu kalau selama ini minhyun lah yang membantu memapah rae untuk menjadi mandiri.

"oi, jonghyun!" sebuah teriakan yang datangnya dari kursi pelaminan mengalihkan perhatian jonghyun.

minhyun melambaikan tangannya dengan antusias, membuat jonghyun cepat-cepat melangkah ke depan untuk memberikan selamat kepada keduanya.

"kemana aja, gak pernah ada kabar lo!" seru minhyun ketika jonghyun menyalaminya.

jonghyun tertawa kecil. "haha iya bro, gue tugas di jepang makannya jarang kesini. ini aja bisa datang karena ada libur."

minhyun yang mendengar pernyataan barusan membulatkan mulutnya seolah ia terkejut.

"dapet cewek jepang dong?" ledek minhyun yang langsung mendapat tinju jonghyun tepat di perutnya. namun keduanya malah tertawa.

"selamat menempuh hidup baru ya, hyun, rae. semoga jadi pasangan sakinah mawadah warohmah. hidup bahagia selalu, gue doakan yang terbaik," ucap jonghyun kemudian melirik rae. "jagain rae baik-baik."

minhyun tersenyum seraya ia mengangguk yakin. ia tahu jonghyun masih menyimpan rasa sayang untuk rae. bukan semacam rasa sayang sebagai mantan kekasih lagi, rasa itu lebih tulus daripada yang bisa dibayangkan.

keduanya lalu berpelukan sebelum jonghyun beralih menyalami rae. hatinya terhenyak. bukan ia tidak bisa berpindah hati, hanya saja rae masih dan akan selalu mempunyai tempat spesial di hatinya.

rae terlihat cantik. ia memang selalu cantik, terlebih ketika ia terlelap tidur dan wajah polosnya terlihat seperti malaikat, atau ketika ia diam-diam memandangi jonghyun seolah pria itu adalah segalanya. kemudian ujung bibir rae akan terangkat ke atas hanya dengan memandanginya. namun rae yang paling ia suka adalah rae yang seperti ini—tersenyum tulus dengan mata yang berbinar, tidak ada lagi tanda kesedihan. dan jonghyun berterima kasih kepada minhyun.

"selamat ya," ujar jonghyun yang dibalas anggukan rae. "semoga jadi keluarga yang bahagia dan selalu diberkahi jalannya. janji bahagia selalu ya, rae."

rae tersenyum haru. "makasih udah datang."

jonghyun mengangguk dan tanpa ia sadari, wanita itu menarik dirinya ke dalam sebuah pelukan. terdengar suara isak tangis di sela pelukan tersebut. namun itu bukan tangis sedih melainkan bahagia.

"terima kasih untuk segalanya," lirih rae.

jonghyun sempat melirik ke arah minhyun yang mengangguk, memberinya izin untuk membalas pelukan rae.

"kamu juga bahagia terus, cepet-cepet nyusul," celetuk rae melepaskan pelukannya.

jonghyun terkekeh mendengarnya.

"do'ain aja," balasnya sebelum mereka berbincang dan jonghyun beranjak meninggalkan keduanya di pelaminan.

baik rae maupun jonghyun kini hanya diselimuti perasaan lega ketika mengikhlaskan satu sama lain. mengarungi hampir dua tahun yang tidak selalu begitu mulus membuat rae dan jonghyun mempunyai satu ikatan kuat dan tempat spesial di hati masing-masing.

namun bukan berarti keduanya harus berada statis di tempat yang sama dan berharap untuk kembali. mereka telah memilih jalan hidup masing-masing dan itu yang terbaik yang bisa mereka lakukan. rae sudah bahagia bersama minhyun yang mengenalnya dengan sangat baik. untuk hal itu, jonghyun merasa lega dan bersyukur.

nyatanya, ada cinta yang tidak ditakdirkan untuk bersama meski batin mereka akan selalu terikat.

⏮⏸⏭

“you were pretty, your eyes that looked at me, your voice that called out to me,  everything, everything
to me, everything about you.”

- day6, you were beautiful

⏮⏸⏭



jadi intinya jonghyun tuh gamon apa enggak ehehehe

btw yuk mampir ke work sebelah yang berjudul ephemeral, gak ada kaitannya sama work ini sih tapi mirip mirip style nya

karena kalau jonghyun tipe yang mengikhlaskan, maka minhyun adalah tipe yang diikhlaskan :) hehe

gAK, JANGAN DIANGGEP

udah gitu saja yuk move on

the aftermath ❣jonghyun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang