the day she decides

788 219 55
                                    

rae sudah tidak bisa berpikir jernih. jika ada pilihan untuk ditelan bumi mungkin ia akan memilih itu sekarang. jonghyun, sanghyuk, dan kini minhyun. belum lagi urusan ayahnya yang semakin membuat kepala rae terasa akan pecah.

matanya melirik ke samping jok kemudi dimana jonghyun duduk. melihat lelaki itu perlahan kembali sadar, rae langsung menawarkannya minum.

"minum dulu," ucap rae menyodorkan sebotol air putih yang sebelumnya telah ia beli.

jonghyun menerima botol itu dan meneguknya hingga hampir habis. ia menggelengkan kepalanya, mencoba mengingat apa yang terjadi namun kepalanya masih terasa sakit.

"pusing?" tanya rae. namun alih-alih menjawab, jonghyun justru menatapnya dengan penuh kerinduan.

"kok bisa kamu?" jonghyun bertanya balik.

rae hanya mengangguk. rasanya tidak perlu menjelaskan kenapa ia yang menjemput jonghyun, yang penting kini jonghyun bisa kembali pulang dengan selamat.

sunyi bersama jonghyun tidak pernah terasa secanggung ini. gadis itu berpikir sejenak, mencoba mengatakan sepatah atau dua patah kata namun otaknya dipenuhi ketiga lelaki yang terlibat dalam keruwetan kisah cintanya. klise memang, tapi rae benar-benar ingin mengulang waktu dan mengontrol hatinya untuk tidak jatuh pada mereka.

hingga akhirnya, sebuah topik terbersit di pikirannya.

"aku udah tau semuanya," ucap rae, membuat dahi jonghyun mengernyit. "bukan kamu yang bikin mama meninggal."

jonghyun membuang pandangannya dari rae. lelaki itu menunduk dan rae, entah kenapa yakin, bahwa lelaki itu telah mengetahui hal yang sama. mungkin setelah mereka putus, tapi tetap saja, mengapa jonghyun justru tetap bungkam?

"ngomong dong, hyun," pinta rae. "kamu udah tau juga kan?"

"aku tau dari ayah baru-baru ini," balas jonghyun. "tapi tetep aja, rasa bersalahku gak bisa dihapuskan seinstan itu."

rae cuma bisa menghela nafas kasar. bukankah akan manis jika mereka bisa memulai semua dari awal? namun lagi, tidak dengan keadaan sekarang yang dicampuri minhyun dan sanghyuk.

⏮⏸⏭

rae duduk di sisi kasur setelah membantu jonghyun berbaring. lelaki itu masih tidak melepas tangannya dan malah memainkan jari-jari rae. untuk pertama kalinya, rae tidak menahan senyumnya di hadapan jonghyun. begitupun dengan jonghyun, senyumnya merekah seperti bunga-bunga di musim semi.

lelaki itu melingkarkan lengannya di pinggang rae lalu menariknya mendekat, menutup jarak di antara mereka berdua. aroma alkohol masih melekat di tubuh jonghyun namun rae tidak keberatan berada sedekat ini dengannya. dengan jonghyun yang memandanginya dari dekat dan jari-jari rae yang menelusuri setiap inci dari wajah jonghyun di temaram sinar bulan ini, it couldn't get any better.

jonghyun menyelipkan sehelai rambut rae di balik telinga gadis itu, membuat senyum terukir di wajahnya. meski tak ada kata terucap, keduanya cukup tahu bahwa deru nafas mereka mewakilkan kerinduan membuncah yang tidak lagi bisa mereka ungkapkan.

dan kali ini rae tidak ingin memikirkan tentang hal lain. ia hanya ingin menikmati waktunya bersama jonghyun tanpa peduli kemungkinan kisah mereka di masa depan. rae hanya ingin memandangi jonghyun dan mencintainya setulus yang ia bisa saat ini.

"boleh aku minta satu hal?" tanya jonghyun setelah sunyi cukup lama menyertai mereka.

rae mengangguk.

"satu hal terakhir," lirih jonghyun sembari mengecup telapak tangan rae.

untuk beberapa alasan, rae merasakan gejolak kesedihan yang semakin menjadi-jadi. jonghyun belum mengatakan apapun tetapi ia sudah bisa merasakan sesak di dadanya. sesuatu tentang perkataan jonghyun tampaknya bukan hal yang ingin rae dengar.

"aku minta kamu bahagia tanpa aku," jonghyun tersenyum dan rae merasakan pertahanannya runtuh. "kamu pantas mendapatkan orang yang jauh lebih baik dari aku."

rae mengangguk. tanpa ia sadari, air mata perlahan turun membasahi pipinya mengiringi senyum meyakinkan yang diberikannya untuk jonghyun.

"aku janji," lirih rae. "asalkan kamu juga janji buat selalu hidup bahagia tanpa aku. karena kamu pantas buat dapetin semua hal baik di dunia ini."

jonghyun terkekeh pelan meski air matanya mulai menggenang. "kamu adalah hal terbaik yang pernah aku miliki. kamu seperti pelangi yang datang setelah badai."

rae bersusah payah untuk menahan isak tangisnya seraya ia menatap mata sedih jonghyun yang tetap bersinar. sejujurnya, ia tidak sanggup menatap matanya, karena sesedih apapun ia, jonghyun akan tetap terus tersenyum. dan rae tahu jonghyun tulus mengatakan hal barusan. meski nyatanya, hubungan mereka tidak disertai pelangi setelah turunnya hujan badai. namun rae bersyukur ia bisa mengenal jonghyun, merasakan ketulusan cintanya, dan belajar banyak darinya.

"tapi toh pelangi itu akhirnya harus pergi juga," sambung jonghyun.

lelaki itu meraup wajah rae dan menariknya mendekat. bibir mereka bersentuhan diiringi air mata perpisahan. dan mungkin itu terakhir kalinya mereka bisa merasakan rasa sayang yang tersirat di bibir masing-masing.

⏮⏸⏭

“pain is only temporary, someday you will meet someone who can make you happier, that’s the kind of love you deserve, i got to say good bye right now.”

- day6, letting go







fin






mAAF AKU TERPAKSA MELAKUKAN INI :''''''''

ya Allah aku nulisnya aja sesak maafkan daku

btw jangan di remove dari lib dl aku punya chapter spesial :')

sebelumnya, terima kasih yang sebesar-besarnya sebesar cintaku pada jonghyun dan sebesar rasa ikhlasnya jonghyun

ayo dong komennya aku ingin dengar pendapat dan uneg-uneg kalian soal cerita ini dan kurangnya apa. aku gak gigit kok :(

the aftermath ❣jonghyun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang