Keberangkatan

4.2K 133 1
                                    

Setelah santai dirumah, aku searching mengenai Semeru, mengenai estimasi biaya dan lama perjalanan, memahami medan dan rute pendakian walau sebenarnya itu belum pasti. Tapi apa salahnya, mungkin suatu saat aku akan kesana.
Seminggu telah berlalu, malam minggu kembali datang dengan riang. WAF kembali berkumpul untuk melanjutkan perundingan yang belum menemukan titik terang.
Entah mengapa hasilnya tidak ada yang akan join selain aku dan Yudha, alasannya beragam. Mulai dari acara himpunan, keluar kota dan sebagainya, Huftt sudah kuduga. Aku mengobrol dengan Yudha apakah akan mengganti tempat tujuan barangkali yang lainnya keberatan. Tapi setelah dirundingkan untuk diganti tempat tujuan tetap nihil. Sepertinya yang lainnya asik dengan gadget nya, chat dengan gebetan yang tidak menemukan titik terang, oh no. Daripada tidak pergi untuk liburan, lebih baik liburan walau hanya berdua.
Sehingga aku dan Yudha memutuskan untuk berangkat berdua saja ke Semeru, toh disana kita bisa gabung dengan pendaki yang lainnya.
22 juli 2015 kita sepakati untuk bergi ke Malang dari Bandung menggunakan kereta Malabar kelas ekonomi. Waktu terhitung 2 minggu dari sekarang, segala persiapan perlu dimatangkan agar disana kita tidak kekurangan baik dari fisik ataupun logistik.
Sebagai tim pendaki, peralatan sudah kami miliki dengan lengkap sehingga hanya kebutuhan makanan dan minuman saja yang perlu di pertimbangkan.
Dalam waktu 2 minggu itu aku sempatkan untuk olahraga dan menjaga kebugaran, mempersiapkan fisik agar tidak kaget menjumpai medan Semeru. Karena yang kutau, trek pendakian semeru lumayan menantang.
Waktu tak terasa dan 2 minggu itu berlalu. Hari ini adalah waktu keberangkatanku dengan Yudha, pukul 13:00 WIB adalah keberangkatan kereta menuju Malang. Bapaku dan anggota WAF lainnya turut mengantarkanku bersama Yudha ke stasiun kereta. Memberi semangat, memberi kertas yang terlampir tulisan untuk difoto disana dan ada yang menyumbangkan sedikit uang nya, untuk beli rokok katanya. Aku pamit ke bapaku dan kepada teman teman yang lainnya, begitupun Yudha.
Tidak lupa aku berpamitan kepada mamaku dirumah sebelum aku ke stasiun, restu orang tua lah yang terpenting sebenarnya, bukanlah kekuatan fisik.

Aku dan Mahameru.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang