Perundingan

8.2K 202 9
                                    

"Kemana tujuan kita tahun ini?" Begitu isi pesan di grup line yang dikirimkan salah satu temanku yaitu yudha.
"Malam ini kita kumpul di Q2" sahut salah satu yang lainnya, dialah Putra.
Sudah menjadi suatu tradisi di setiap tahunnya bahwa kita selalu explore tempat-tempat baru, seperti perundingan kali ini yang akan menentukam kemana kita akan berpetualang.
Sebelumnya perkenalkan namaku adalah Syahron Auliya, sebenarnya namaku Dion Syahron Auliya namun dahulu saat balita berhubung aku yang sering sakit-sakitan sehingga orangtuaku mengkonsultasikan kepada orang pintar (semacam orang spiritual), sehingga dari hasil konsultasi itu nama Dion harus dihapuskan tanpa alasan yang belum aku ketahui, alhasil hingga kini aku tidak lagi sakit-sakitan, semoga Allah selalu melindungiku. Hobby ku bermain di alam, entah itu pegunungan ataupun pantai, ataupun sekedar minum teh di tempat yang berbau alam. Juga perkenalkan komplotan semasa SMA ku dahulu yang sampai detik ini masih bisa menjaga kekompakannya, ialah WAF yaitu singkatan dari We are Family. Kompolotan semasa SMA ku itu memiliki team-team di bidangnya masing-masing, ada team futsal, team bermain game, team jomblo dan ada juga team pendaki gunung yang dinamakan WARFPALA yaitu singkatan dari we are rubik fams pecinta alam. Rubik fams adalah komplotan dari SMA sebrang jalan sana, menurutku tidak perlu diadakannya perpecahan antar sekolah, lagipula kebersamaan itu akan terasa lebih menantang.
Malam ini tepatnya malam minggu, jalan kota Bandung macet seperti biasanya. Keuntungan malam minggu adalah menjadi momen paling tepat untuk nongkrong fullteam, kami nongkrong di salah satu kedai yang kami namakan Q2, makanan dan minumannya terhitung murah dan terlebih mendapatkan fasilitas wifi gratis, sungguh itulah yang terpenting.
Jarak rumahku  butuhkan 30 menit untuk sampai Q2, dengan macet dan suara bising kendaraan akhirnya aku bisa sampai disana. Yang lainnya sudah berkumpul dan bermain kartu, terdengar juga suara temanku Rastha eza yang sedang menyanyikan lagu aliran metal dengan gitar bersuara nyaring nya.
"Halo daks" sapaku keras dan dibalas oleh teman-temanku yang lainnya.
Jam menunjukkan jam 19:00 WIB dan seperti biasanya bahwa jam untuk perundingan serius akan dilaksanakan pada pukul 21:00 WIB. Sembari menunggu waktu perundingan aku sempatkan untuk searching lokasi tujuan.
Hingga jam itu tiba, aku koordinasikan anggota lainnya untuk mulai perundingan.
"Oke guys, kita mulai perundingannya. Perundingan kali ini hasilnya akan menjadi tujuan kemana kita akan berlibur, walau perundingan kali ini membahas mengenai pendakian, yang lainnya ikut join boleh juga, itu lebih baik, ada yang punya usul sebelumnya?" Suaraku lantang.
Salah satu dari mereka mengacungkan tangan menyampaikan opsi, dialah Putra.
"Kalau bisa jangan yang mahal duitnya, hehe"
Hmmm sudah kuduga kendalanya adalah uang, ya begitulah anak kuliahan kendalanya selalu uang ataupun waktu.
"Gimana kalau Ciremai?" Celetuk Dayu Liandra.
Boleh juga, ada usul yang lain? Kataku.
"Kalo liburan kali ini mending yang agak jauhan, soalnya waktu yang panjang gini gaakan keulang dua kali" usul Yudha.
Sebenarnya aku sepakat dengan Yudha, bukan karena aku egois, tapi memang tahun sebelumnya mengumpulkan team untuk foto di pantai Sawarna waktulah yang menjadi kendalanya, tahun kali ini diuntungkan dengan waktu yang lebih fleksibel.
"Gimana dengan Semeru?" Aku memberi ide sembari girang.
"Cakep" ujar Yudha setuju.
Yang lainnya menanyakan mangenai estimasi biaya, dan masalah teknis yang lainnya. Sebenarnya anggota yang lainnya mau-mau saja, tapi Semeru akan menghabiskan uang yang lumayan juga, apalagi masih musim liburan seperti saat ini pasti tiket kereta masih mahal.
Akhirnya perundingan pun menghasilkan bahwa kita akan ke Semeru meski masih mengawang-ngawang entah berapa orang yang akan berangkat. Aku dan Yudha sih sudah fix jika ke Semeru, secara kapan lagi ke Semeru.
Hasil perundingan akan kami pending seminggu, sehingga akan didata siapa saja yang akan berangkat, mengibarkan bendera WAF disana, di puncak Mahameru.
Waktu semakin larut tak terasa, obrolan-obrolan sudah semakin tidak bertopik yang jelas, akhirnya masing-masing dari kami berpamitan untuk pulang.

Aku dan Mahameru.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang