Cerita dibalik Bromo-Tengger_Semeru

1.7K 63 0
                                    

Hal mengejutkan yang aku dapatkan mengenai keanehan Bromo-Tengger-Semeru. Katanya, barangsiapa yang ke Bromo melawati padang pasir dengan berjalan kaki, kecil kemungkinannya untuk sampai dengan tujuan, kebanyakan akan disesatkan.
"Mas, pernah ada satu orang memaksakan diri untuk berjalan kaki. Di padang pasir serasa muter-muter tidak kunjung sampai. Dihampiri oleh suku Tengger, disuruh mencopot baju dan membalikan baju yang dipakainya, kemudian lanjutlah berjalan, percaya tak percaya kemudian pejalan itu sampai dengan tujuannya" jelas bapak pemilik rumah, pak Warno.
Untuk itu sebaiknya menaiki kendaraan jeep atau yang lainnya, disamping tidak terlalu mahal juga yang terpenting adalah keamanan.
Aku agak merinding mendengarnya, juga antara percaya dan tidak percaya, tapi untuk hal semacam ini juga perlu dihargai keberadaannya.
Setelah berbincang banyak hal dengan Pak Warno, aku mendapatkan banyak hal dari beliau.
Yang kudapat adalah beliau tulang punggung keluarga, pekerjaannya sebagai ojek beca. Dimana di Malang terdapat Becak namun tidak digoes oleh manusia, melainkan menggunakan tenaga sepeda motor. Beliau juga sebagai ketua RT setempat, anak-anaknya sudah besar dan sudah berkuliah, hanya si bungsu yang masih di bangku SMP. Keluarga pak Warno terbilang pas-pasan, sangat sederhana. Terkadang beliau mengojek dari pagi sampai dengan tengah malam, bahkan kerumah hanya untuk makan dan buang air, sedangkan istrinya sebagai buruh cuci pakaian, dan juga merangkap sebagai ibu rumah tangga.
Aku bergegas untuk tidur, agar esok aku bisa berkeliling mencari cerita kota Malang yang lainnya.

Aku dan Mahameru.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang