Dinginnya kalimati

2.2K 86 1
                                    

Kalimati, malam yang beku. Bagaimana tidak, jika sedang musim kemarau seperti saatku mendaki, kalian bisa menemukan es-es kecil di ujung tenda kalian, begitu dinginnya. Benar saja anjuran agar kesini sebelum malam tiba. Aku dan Yudha bahkan lebih memilih masak didalam tenda, lumayan untuk mendapatkan hangat dari kompor. Tapi hal seperti ini perlu hati-hati, jikalau terjadi hal-hal seperti kompor bocor harus siap siaga. Menu makan kami kali ini daging-dagingan dan telur, dikarenakan pukul 03:00 setempat nanti kami akan summit attack. Dianjurkan makan-makanan berat sebelum menuju Mahameru, akan butuh banyak energi untuk kesana. Setelah makan aku hanya mengobrol sejenak dengan Yudha, membicarakan masalah asmara, masalah cita-cita. Lagi-lagi tempat di semeru membuat kami melankolis.
Aku mengerti sekarang, sejatinya hidup adalah berbagi, bagikanlah walaupun hanya pengalaman, seperti aku yang mendapatkan banyak hal dari temanku Yudha yang belum aku temui di Q2.
"Ayo ah tidur biar besok tenaga kekumpul"
Tak lama dari ucapan itu aku bergegas membuka kantung tidur dari tempat yang aman, hal yang perlu diperhatikan adalah kantung tidur harus disimpan di tempat yang benar-benar kering, jangan sampai saat akan digunakan basah, taruhannya adalah hipotermia, bahkan jika perlu di lapisi dengan bahan-bahan waterproof.
Kemudian aku tidur, namun tidak pulas. Aku bisa merasakan suara angin diluar, suara serangga-serangga diluar. Suhu yang dingin buatku sulit untuk tidur, tapi aku perlu istirahat, aku sadar.
"Team Bandung, semua bersiap-siap. Setengah jam lagi kita lanjutkan perjalanan. Yang dibawa hanya bekal makanan ringan dan minuman secukupnya, gunakan tas kecil, gunakan gaiters" ujar ketua regu.
Suara lantang itu membangunkanku, aku sadar ini waktunya untuk summit attack. Seruan dari ketua regu pun aku fahami, aku buka jendela tenda untuk adaptasi suhu, karena bisa jadi diatas sana suhu lebih ekstrim daripada saat ini. Jam menunjukkan pukul 02:37 waktu setempat, aku memasak air dan membuat seduhan wedang jahe. Secara alamiah, jahe berfungsi untuk karminativa, yaitu pengeluar angin didalam tubuh, untuk itu jahe digunakan untuk masuk angin.
Lalu aku keluar tenda, membawa tas weistbag yang didalamnya berisi air mineral secukupnya. Semuanya harus dibawa masing-masing, karena barangkali saat menuju sana jarak kami agak jauh.
"Perhatian, saat mendaki kesana terutama jika sudah melewati batas vegetasi, usahakan jarak tidak terlalu dekat. Waspada dan selalu melihat kedepan, jika ada teriakan 'batu' 'awas batu' waspada dan menghindar jika memungkinkan. Jika butuh istirahat pastikan tidak tidur, dan pastikan terpantau oleh anggota lainnya, saling mendukung dan menyemangati, jika ada kendala hubungi orang terdekat. Kita berdoa semoga diberi kekuatan, dijauhkan dari malabahaya, disehatkan dan dihindarkan dari tersesat, berdoa mulai" suara lantang ketua regu.
Aku berdoa dengan khidmat, berharap aku bisa selamat, berharap aku dikuatkan. Aku juga membawa beberapa madu, untuk ku minum disat perjalanan. Sesuai dengan sains, gula dapat menjadi energi jika dikonversikan oleh hormon insulin. Dan disaat mendaki apalagi medan yang ditempuh seberat ini, akan butuh banyak energi.

Aku dan Mahameru.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang