Beku Arcapada

2.2K 90 0
                                    

Kerikil-kerikil kecil trek yang kami lalui, agak licin. Menurut reverensi, jalan setelah batas vegetasi kerikilnya lebih kecil dan cenderung pasir, akan lebih sulit trek kesana. Bisa jadi berjalan selangkah turun selangkah, butuh ekstra kesabaran.
Kami berada di Arcopodo, disini sangat beku. Menurut masyarakat sekitar, disini lalu lalang macan, tapi jika rombongan kemungkinan besar dia gaakan keluar.
"Apa ada kendala?" Ujar yang paling depan.
"Aman aman" sahur Rio selaku yang paling belakang.
Posisi dalam mendaki memang perlu diperhatikan, ini bukan main-main. Seseorang yang ditempatkan didepan tidak boleh egois, tidak boleh ingin selalu maju tapi anggota dibelakang kelelahan. Begitu juga keunggulan yang dibelakang, dia harus orang yang kuat, jadi apa apa yang terjadi didepannya atau barang jatuh perlu dia handle. komunikasi antar dua orang ini perlu seimbang, biasanya dengan suara-suara yang menunjukkan aman ataupun perlu break.
Suara musik terdengar, Mahameru-Dewa 19. Ternyata suara itu berasal dari musik boks yang temanku bawa, kami ikut menyanyikan ditiap bait demi baitnya.
"Mendaki melintas bukit
Berjalan letih menahan menahan berat beban
Bertahan didalam dingin
Berselimut kabut 'Ranu Kumbolo'

Menatap jalan setapak
Bertanya-tanya sampai kapankah berakhir
Mereguk nikmat coklat susu
Menjalin persahabatan dalam hangatnya tenda
Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta

Mahameru berikan damainya
Didalam beku 'Arcapada'
Mahameru sebuah legenda tersisa
Puncak abadi para dewa

Masihkah terbersit asa
Anak cucuku mencumbui pasirnya
Disana nyalimu teruji
Oleh ganas cengkraman hutan rimba
Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta

Mahameru berikan damainya
Didalam beku 'Arcapada'
Mahameru sebuah legenda tersisa
Puncak abadi para dewa

Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta

Mahameru berikan damainya
Didalam beku 'Arcapada'
Mahameru sebuah legenda tersisa
Puncak abadi para dewa

Mahameru berikan damainya
Didalam beku 'Arcapada'
Mahameru sampaikan sejuk embun hati
Mahameru basahi jiwaku yang kering
Mahameru sadarkan angkuhnya manusia
Puncak abadi para dewa"

Aku dan Mahameru.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang