Chapter 7

1.6K 192 17
                                    

Lieve Indië

#IpenLaknatAgustus

Disclaimer: Axis Power Hetalia by Hidekaz Himaruya ; OC Indonesia by me ; Nama OC Belanda by me (Tapi wujud belandanya ngikut mas Hidekaz /yha)

Netherland (Belanda) x Indonesia
Romance + Sejarah (Proklamasi Indonesia)
Male x Male

Semua karakter tidak dimaksudkan untuk menjelek-jelekkan masing-masing negara ataupun karakter Hidekaz. Saya hanya meminjam. Tidak untuk dikomersilkan. Hanya dibuat untuk kesenangan dan untuk ikut ipen laknat.

.

Keesokan pagi, Belanda telah menghilang. Hindia mengerjap menatap ranjang dingin di atas tubuh tertutup piama.

Entah setan apa yang merasuki dirinya hingga berbuat bagai jalang butuh belaian. Hindia mengedikkan bahunya, memilih untuk tidak ambil pusing dengan rasa sakit di dada.

Nesia datang ke kamarnya membawakan sarapan. Gadis itu beranjak remaja. Tubuh kecilnya bertambah delapan senti. Ia semakin terlihat ayu dengan sanggul juga pakaian kebaya sederhana yang membalut tubuhnya. Hindia menyuruhnya untuk makan bersama. Tentu disambut senang oleh Nesia.

Mendadak, pintu kamar Hindia didobrak terbuka. Prajurit Belanda berwajah pucat memandang Hindia juga Nesia yang duduk di ranjang.

"Ma-maaf mengganggu. Apakah Anda melihat Tuan Dirc?" ujarnya sambil menunduk. Ia diperintah untuk tidak melihat langsung pemilik kamar misterius di dalam kediaman Dirc. Maka begitu tak sopannya ia jika sekarang ia melihat pemuda itu dengan mata telanjang.

Hindia justru terkejut dengan penuturan prajurit Belanda.

Mengapa ia yang bertanya? Bukankah Belanda pergi atas perintah?

"Tidak. Dia tidak ada di sini. Mungkin bisa kau tanya prajurit yang lain?" jawab Hindia pelan. Prajurit itu kembali menunduk lalu menutup pintu dengan tergesa.

Kata-kata prajurit itu justru membuat Nesia tak nyaman.

Di mana Belanda?
.

.

.

Pertanyaan Hindia terjawab tiga minggu setelahnya.

Desas-desus Jepang mengalahkan armada gabungan sekutu membuat para kolonial berang. Mereka panik akan datangnya lawan dari Asia yang tak terduga. Keadaan stabilitas Belanda hancur seketika saat Jepang mendarat di pulau Jawa.

Ancaman Letnan Jenderal Hitoshi Imamura bahwa ia akan terus menyerang Belanda apabila mereka tidak menyerah, membuat keadaan semakin runyam. Prajurit Belanda terus menerus dikerahkan untuk menghabisi Jepang. Sayang sungguh sayang, Belanda dengan mudahnya dipukul mundur oleh Jepang.

Personifikasi Belanda masih menghilang.

Hindia mencoba agar tidak gelisah menunggu kabar. Ia tahu harusnya ia merasa tenang jika penjajahnya tak muncul ke permukaan. Harusnya senang karena berarti impian merdeka ada di depan mata.

Sayangnya tidak.

Ia semakin panik dengan keadaan tak menentu yang diteriakkan pemerintah Belanda. Namun ditenangkannya pikiran, mencoba untuk tidak termakan kepanikan.

Di saat keadaan genting, hanya satu yang ia bisa atasi sedini mungkin. Keselamatan Nesia.

Ia harus bisa menyelamatkan Nesia dari kondisi carut-marut. Ia adalah harapan Hindia. Tak akan Hindia biarkan Nesia mati konyol di tempat seperti ini.

Lieve IndiëTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang