"WOI, Jungkook! Si Yeri digodain sama kakak kelas, tuh!"
Jungkook yang tengah asik bermain ponsel, lantas tersentak saat Mingyu muncul tiba-tiba di sebelah meja miliknya.
"Hah? Kok bisa?!"
"Mana gua tau! Udah buruan samperin ke belakang gudang!"
Mendengar ini, kini fokus pikirannya Jungkook hanyalah pada satu makhluk bernama Kim Yerim itu. Entah apa yang tengah terjadi di belakang gudang sekarang. Yang jelas, tugasnya di sini adalah melindungi Yeri.
"Stop, woi!" Jungkook datang, menghampiri sosok Yeri yang tengah menatap sang senior dengan takut-takut. Napas Jungkook naik-turun, tak beraturan. "Berhenti gangguin Yeri gue!"
Mendengar itu, kontan Yeri dan Hyunwoo—sang senior—menoleh kaget. Sepersekian detik kemudian, Hyunwoo tertawa, melangkah mendekat ke arah Jungkook. Sementara tangan Jungkook sudah menarik lengan Yeri, menyuruh gadis itu untuk tetap berada di posisi yang aman—di belakang tubuhnya.
"Siapa, lo?" tanya Hyunwoo, tampak sinis.
"Dia pacar gue. Kenapa?" Suara Yeri benar-benar mengejutkan Jungkook yang masih terdiam di depannya. Sontak, lelaki itu menoleh, mendapati Yeri yang justru tengah melayangkan tatapan tidak suka ke arah Hyunwoo. Kini, tangan mulusnya pun sudah mendarat hangat di lengan Jungkook. "Jungkook pacar gue."
Hyunwoo terpatung, begitu juga Jungkook. Melihat Yeri mendadak bersikap seperti ini jelas membuatnya tak habis pikir. Apakah Yeri sedang tidak dalam keadaan sadar atau bagaimana?
"Ayo." Yeri sontak menarik lengan Jungkook menjauh, meninggalkan Hyunwoo yang masih terdiam di temlat, termangu menatap kepergiannya. Masih terus bergandengan, Jungkook dan Yeri sama-sama melangkah, entah menuju ke mana. Tanpa arah.
"Maaf, gue datengnya... telat," ujar Jungkook, terdengar seperti menggumam pelan.
Yeri menoleh sekilas, tersenyum tipis. "Lo udah dateng aja gue seneng."
Hm. Iya.
Hanya dengan jawaban sesederhana itu, tapi Yeri sukses membuat jantung Jungkook nyaris saja copot.
Senang? Sudah pasti.
Berharap lebih?
Oh, Jungkook cukup tahu diri dalam hal ini. Setelah pengakuan Yeri beberapa hari yang lalu, Jungkook benar-benar ingin menyerah. Toh, lagipula, bukankah Yeri sudah mengatakan jika dirinya tak memiliki perasaan yang sama?
"Makasih, ya," ujar Yeri, kembali memecah keheningan.
Jungkook melirik sekilas, tersenyum miring—mengangguk.
Setelah itu hening kembali. Yeri dan Jungkook sibuk dengan pikiran masing-masing, masih dengan tangan yang saling bertautan. Entah sadar atau tidak, tetapi tidak tahu kenapa, baik Yeri maupun Jungkook sendiri merasa nyaman-nyaman saja—tidak merasa risih atau apapun. Bahkan, di saat mereka jadi tontonan beberapa murid di koridor pun.
"Lo tahu nggak kenapa anak-anak pada liatin kita?" Yeri berbisik pelan.
Jungkook lantas tersenyum tipis, mengalihkan pandangannya ke arah bawah—seakan mengisyaratkan sesuatu. Dan, barulah gadis itu menyadarinya sekarang. Meski begitu, entah kenapa Yeri tidak berniat melepasnya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Neighbor
Fanfiction"Lo mulu, sih." "Biarin." Yeri yang cuek, sementara Jungkook yang cerewet terus mengganggunya lewat telepon. Entah rasanya hampa jika sehari saja Jungkook tidak menelepon tetangga depan rumahnya itu. Cr cover: pins & canva.