“KOOK, kantin kuy!” Jaehyun menepuk pundak Jungkook pelan. Rupanya cowok itu tengah sibuk bermain game di ponsel ke sayagannya. Mendengar ajakan Jaehyun, lantas ia mendongak. “Ayo ke kantin, elah. Tuh, si Mingyu udah ke kantin duluan. Katanya mau ketemu Tzuyu.”
Jungkook hanya mengangguk pelan. Setelah itu, ia bangkit dari kursi, kemudian mengekori Jaehyun dari belakang menuju kantin. Sepanjang perjalanan, Jungkook masih terngiang-ngiang perkataan Yeri semalam.
'Jangan makan yang aneh-aneh dulu.'
Bukankah hal itu pertanda jika Jungkook harus mengatur dan menjaga pola makanannya?
“Lo beli apaan?” tanya Jaehyun.
“Ngg... ntar aja lah. Lo duluan aja. Gue mau ke meja duluan. Masih mau mikir.”
“Oke, deh.”
Berbeda dengan Jaehyun, Jungkook lebih memilih untuk tidak memesan makanan--meskipun sebenarnya juga ia sedang kelaparan setengah mati. Mata Jungkook terus mengedar, mencari sosok Mingyu ke seluruh penjuru. Ah, rupanya temannya itu tengah terduduk di pojok kantin, sambil sesekali menyeruput minumannya.
“Oi,” sapa Jungkook, menarik bangku di hadapan Mingyu.
“Eh, bro! Buset, ke mana aja lu? Kenapa baru nongol dah?”
“Biasalah,” Jungkook hanya tertawa renyah, membalas pertanyaan Mingyu sekenanya. “Lah, kok lo nggak masuk ke kelas tadi? Gue kira lo nggak masuk sekolah. Oh jangan bilang lo bolos?”
“Enak aja! Ya kagak, lah!” sungut Mingyu pelan. “Tadi OSIS disuruh kumpul, ngomongin buat bakti sosial. Makanya gue nggak masuk ke kelas tadi.”
“Ooh. Gue kira,” balas Jungkook, masih terkekeh pelan. “Ngomong-ngomong, lo lihat Yeri nggak? Dia kan anak OSIS juga. Soalnya, dari tadi gue cariin nggak ada.”
“Yeri? Nggak, tuh. Emang--”
“Jungkook.” Ucapan Mingyu sontak terputus saat mendengar seseorang menyerukan nama Jungkook tiba-tiba. Lantas, keduanya menoleh, mendapati sosok gadis berkuncir kuda itu sudah berdiri di samping meja keduanya. Panjang umur. Baru saja Jungkook bertanya, sosok Yeri sudah muncul di hadapannya.
“Ye... ri?”
Tiba-tiba, Yeri menyodorkan sebuah kotak makanan berwarna bening ke arah Jungkook. “Dari fans lo. Masih orang yang sama,” ujarnya, memasang ekspresi datar. Entah kenapa Yeri sama sekali tidak berniat untuk banyak bicara hari ini. “Katanya, jangan lupa dimakan. Jaga kesehatan.”
Tanpa menunggu balasan, Yeri sudah melangkah duluan meninggalkan area kantin. Sementara Jungkook dan Mingyu hanya bisa terdiam, saling menatap, tampak kebingungan.
Sepersekian detik kemudian, Mingyu melemparkan senyuman jahilnya. “Jadi, mentang-mentang lo udah ditolak Yeri, lo mau berpaling ke yang lain, Kook?”
Jungkook mengerutkan dahi, “Ha? Apaan. Ya enggak, lah.”
“Lah? Terus itu apaan?”
“Nggak tau. Nih, lo makan aja,” Jungkook lantas bangkit dari kursinya, seraya menyodorkan kotak makanan berwarna bening itu ke arah Mingyu. “Oh iya, kalau Jaehyun nanyain gue ke mana, bilangin, gue mau pergi dulu. Ada urusan penting.”
“Lah? Woi, Jungkook! Tunggu, woi!”
Jungkook tak mengindahkan seruan Mingyu. Karena menurutnya, ada satu hal yang paling penting untuk ia lakukan sekarang. Adalah tentang Kim Nara. Jungkook benar-benar penasaran dengan seseorang yang sering mengirimkan makanan kepadanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Neighbor
Fanfiction"Lo mulu, sih." "Biarin." Yeri yang cuek, sementara Jungkook yang cerewet terus mengganggunya lewat telepon. Entah rasanya hampa jika sehari saja Jungkook tidak menelepon tetangga depan rumahnya itu. Cr cover: pins & canva.