"HEH, tumben banget lo udah rapi. Mau ke mana?" Yeri yang saat itu tengah sibuk menyemprotkan parfum ke tubuhnya, lantas terkejut mendengar suara Myungsoo. Entah sejak kapan kakaknya itu muncung di ambang pintu. "Wah, tau nih. Pasti lo mau jalan sama si Jungkook. Iya, kan?" tebaknya, melemparkan senyuman jahil.
Namun, bukan Yeri namanya kalau tidak pandai berakting di depan Myungsoo. Gadis itu tetap memasang ekspresi datarnya, seraya memutar bola mata malas. "Cuman mau jalan sebentar. Bukan mau nge-date atau semacamnya. Nggak usah mikir yang aneh-aneh."
Myungsoo tertawa renyah, seraya melangkah mendekat. Dirangkulnya tubuh mungil Yeri untuk beberapa saat. "Yang namanya jalan sama lawan jenis, kalaupun cuman berdua, itu bisa disebut nge-date, Sayangku. Biar gue tebak. Yang ngajak jalan duluan pasti si Jungkook, kan? Udah, lah. Dia itu ngajak lo jalan karena sebenernya mau ngajak lo nge-date. Cuman, lo nya aja yang nggak pernah peka sama Jungkook."
Yeri terdiam sebentar, "Tapi... kemarin Jungkook cuman bilang kalau dia cuman minta ditemenin jalan. Ya sekalian dia mau traktir gue makan, katanya."
Myungsoo menepuk jidatnya pelan, memejamkan mata. "Ampun, Yer, lo kenapa sih polos banget? Lo nggak pernah jalan sama cowok ya sampe nggak peka begini? Heran. Cantik-cantik tapi otak lo lemot bener. Anak siapa, sih?"
"Tau ah," balas Yeri tak niat. Dengan gesit, ia segera menyambar tas kecil berwarna hitam di atas tempat tidurnya. "Gue pergi dulu, ya. Oh, ya, mau dibeliin makanan nggak?"
"Yee gitu aja pake nanya. Iya lah mau. Beliin yang banyak ya. Sekalian buat stok malmingan gue ntar malem," kekeh Myungsoo, menepuk kepala Yeri pelan. "Ya udah gih, sono. Kasian, ntar si Jungkook nungguin lo lagi. Jangan lupa pamit ke ibu sama ayah. Minta doa ke mereka, semoga ntar lo ditembak sama si Jungkook. HAHAHAHAHA!"
"Nggak lucu," sungut Yeri pelan.
"Bercanda, elah. Serius amat jadi orang, Tong," gerutu Myungsoo. "Yer, jangan lupa bawa jaket sama payung. Ntar kehujanan," lanjutnya, yang hanya mendapat anggukan pelan dari Yeri. Myungsoo tersenyum tipis. "Hati-hati, ya. Jangan pulang terlalu malem. Ntar kalau ada apa-apa atau Jungkook macem-macem ke lo, telepon gue aja."
Yeri tersenyum miring, "Iya, Kak Myungsoo sayang."
"Selamat nge-date!"
"Ish! Bukan nge-date!"
• • • •
"Heh, mau ke mana?" Jungkook mengernyit bingung, melihat Yeri yang turun melangkah begitu saja saat baru turun dari motor. Gadis itu berbalik, menatap cowok di hadapannya tak mengerti. "Nggak sabaran banget ditraktir gue ya, sampe-sampe kelupaan ngelepas helmnya?"
Kontan, wajah Yeri memerah tanpa diharapkan. Sial! Kenapa harus di saat-saat begini Yeri justru mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Jungkook? Benar-benar memalukan! Oh, ayolah, jangan sampai Yeri mempermalukan dirinya sendiri untuk yang ketiga kalinya. Cukup ini yang terakhir.
"Dah. Ayo masuk." Setelah mencopot helm yang Yeri pakai, buru-buru Jungkook turun dari motor, seraya menarik lengan gadis itu masuk ke dalam suatu tempat yang cukup asing bagi Yeri. "Ngomong-ngomong, maaf, gue... cuman bisa ngajak lo ke sini."
Yeri menoleh, menggeleng singkat. "Nggak apa-apa. Yang penting gue ada hiburan."
Jungkook hanya tersenyum tipis menanggapinya. Masih jalan beriringan, baik Yeri maupun Jungkook hanya bisa mengedarkan pandangannya, menyapu seluruh penjuru dengan decak kagum. Sungguh, Yeri menyukai tempat ini. Tempat yang berhubungan langsung dengan alam, banyak pepohonan, yang bisa menyejukkan dirinya kapan saja. Yeri tahu, Jungkook tidak pernah mengecewakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Neighbor
Fanfic"Lo mulu, sih." "Biarin." Yeri yang cuek, sementara Jungkook yang cerewet terus mengganggunya lewat telepon. Entah rasanya hampa jika sehari saja Jungkook tidak menelepon tetangga depan rumahnya itu. Cr cover: pins & canva.