03

847 110 1
                                    


Aku melangkah pelan kearah pintu masuk , akhirnya sebentar lagi aku menatap wajah laki laki bernama Min Yoongi itu tangan ku berkeringat mengingat orang seperti apa dia dari mesin pencaharian kemarin.

Kulihat dari jauh seorang laki laki sedang sibuk dengan berkas nya,laki laki berambut gelap itu serius menandatangani dan mengecek tumpukan berkas satu persatu di meja kerja nya wangi parfume bay cologne langsung menusuk hidungku,itu salah satu parfume terkenal melihat nya sekarang kurasa parfum itu cocok dengan karakter nya.

Tiba tiba dia menatap ku yg berdiri sejajar dengan meja kerja nya dan mata kami bertemu, aku langsung terdiam kaku ditempat tak tau harus berbuat apa, pria itu terus menatap dari ujung rambut hingga ujung kaki mulai bangkit dari duduk dan berjalan mendekatiku

Sontak aku memundurkan langkah karena dia semakin dekat, dengan cepat ia menyambar lenganku lalu melingkarkan kedua tangan di lingkaran pinggang "tenanglah, tidak perlu takut padaku,aku tidak akan menggigit mu"

"Maaf bisa tolong anda singkirkan tangan anda ? Ini sangat tidak sopan,sepertinya kerjasama ini tidak bisa di lanjutkan" ucap ku yang tak berani menatap matanya

"Wah ternyata kau sombong sekali ya nona,baiklah aku minta maaf ,aku tidak akan menyentuhmu lagi maafkan aku" ucapannya sambil mengangakat kedua tangan yg dilepasknnya dari tubuh ku

Hanya dengan melihat nya kupikir sudah cukup membuatku percaya bahwa dia orang yang baik tapi setelah perlakuannya tadi kupikir aku terjebak dalam perangkap nya, itulah mengapa kita tidak bisa melihat sesuatu hanya dari luarnya saja , laki laki ini terlihat begitu tenang tetapi siapa yang tau sebuas apa jati diri nya itu

"Apa yang kau pikirkan,ayo duduk dan bicarakan keputusanmu tentang tawaranku" pria itu sudah duduk di sofa panjang di belakangku

* * *

"Baiklah,langsung ke inti nya saja,kau tertarik dengan penawaran ku atau tidak?"

"Tawaranmu sangat menarik tuan,tapi aku tahu untuk hal sebesar itu pasti akan ada harga mahal yg harus kubayar bukan?, dan itu pula alasan mengapa aku kemari

"Kau pintar juga yaa nona Miran kupikir kau akan langsung menerima nya,kau benar, akan ada harga mahal yg harus kau bayar"

"Langsung ke inti nya saja tuan Min" jawab wanita itu dengan nada mendesak

"Menikah dan jadilah isteriku!"

* * *

Seketika mataku terbelalak nafasku akan berhenti dan jantungku hampir tak berdetak apa yang dikatakannya yang benar saja menikah? Aku baru duapuluh dua tahun dan harus menikah dengan lelaki yang baru kulihat wajah nya hari ini?

"Maaf tuan min? Menikah? Apa menurut anda menikah itu main main ? Memangnya anda siap berkomitmen? Dan kita baru saja bertemu" aku langsung membabat permintaan nya dengan semua pertanyaan ku,aku bisa saja langsung menolaknya tapi entah kenapa aku ingin tau alasannya.

"Itu bukan jawaban yang aku inginkan nona,kau hanya perlu menjawab "ya" atau "tidak" selain itu aku tidak menerima nya" kata pria itu sambil bangkit dari duduk nya dan berjalan menuju dinding kaca yg menampilkan panorama indah diluar gedung hotel.

Aku diam sambil mencerna kata kata nya,haruskah aku menerima atau menolaknya tapi aku harus membicarakan semua nya dengan jimin aku tidak boleh mengecewakannya

"Kupikir aku sedang berbicara dengan seseorang"

suara berat khas nya mengagetkan dan memecah lamunanku
"Ma-af bisakah kau memberiku sedikit waktu,aku harus memikirkan nya terlebih dulu" jawabku yg sedikit terbata bata

"Tidak,aku tidak suka menunggu,menunggu bukanlah hal yang menyenangkan,jadi jika kau ingin menjawab nya maka itu adalah sekarang,tawaranku sudah tidak berlaku lagi saat kau melangkah keluar dari ruangan ini" ucap pria yg menatap keluar gedung dengan kedua tangan nya berada di saku celana

Aku sudah membulatkan tekad ku apapun keputusanku aku siap menerima konsekuensi nya

'' jika kau tetap diam maka kuanggap sebuah penolakan'' ancam pria bermarga min itu

"Baiklah,aku terima!" jawabanku ya!" apakah ini keputusan yang benar akupun tak tahu, jika salah maka biarlah aku menanggung semua akibat nya

* * *

"Ya? Apa nya yang iya?"

"Ya aku bersedia menikah dan menjadi isterimu!"

"Pernikahannya akan diadakan dua hari dari sekarang jadi kau siapkan dirimu,mengenai acara nya biar aku yang urus"

"Dua hari? Bukankah itu terlalu cepat?"

"Bukankah lebih cepat lebih baik?"

* * *

Cih apanya yg baik,?
Batinku tidak bisakah dia memikirkan tentang ku? Aku belum siap, kenapa dia harus terburu buru

Dia menyodorkan telephone genggam miliknya"berikan nomor mu,agar aku bisa menghubungi calon isteriku" dengan wajahnya yang sengaja di majukan untuk menggoda ku

Aku memberikan apa yang dia minta dan tak yakin jika dia akan menghubungi ku "itu nomornya dan tidak usah repot repot untuk menghubungiku,akan lebih baik jika kau hanya fokus pada perusahaan dan kerja sama kita"

"Waahhh...aku tidak salah pilih sepertinya kau akan menjadi istri yang sangat perhatian nantinya" ucap nya dengan senyum menampakkan barisan gigi gigi depannya
"Apa kau ingin disini saja? Dan menemaniku bekerja?"

"Tidakk!!,aku akan pulang" aku menjawabnya tanpa ragu ragu ,lalu beranjak meningglkannya pergi disusul oleh teriakan nya"jangan coba coba kabur dari ku,ingat anak buahku selalu mengawasi mu!"

***

"Sekertaris kim tolong kau buat persiapan acara pernikahan yg megah"

"Maaf tuan,kalau boleh tahu untuk siapa?"

"Untukku" jawabnya enteng

"Apa? Dengan siapa tuan? Dengan wanita tadi? Tapi kenapa mendadak? Memangnya kapan acaranya?

"Kenapa kau jadi banyak tanya,acaranya akan di lakukan dua hari lagi"

"Tidakkah itu terlalu cepat tuan?"

"Bukankah itu yang diinginkan oleh nenek? Jadi sekarang aku akan melakukannya,aku tidak ingin ada kekurangan sedikit pun untuk acara pernikahanku aku ingin megah dan sempurna!"



(***) untuk perpindahan pov yaa biar gak bingung

Dark SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang