Just because i'm strong enough to handle pain, doesn't mean i deserve it
Kim Mi ran -
Pandangan nya lurus kedepan menatap kosong tirai putih tipis yang bergerak gerak karena hembusan angin
Banyak kali sudah gadis ini menghela napas, menghirup bau khas lapuk dari ruangan yang sudah lama tak ditinggali.Tubuh nya seperti patung terpatok kaku diatas spring bed ukuran king size peninggalan orang tua nya dulu, hari ini adalah hari pemakaman ibu nya dan keluarga park memutuskan penghormatan terakhir di lakukan dirumah keluarga miran.
Tak ada bayangan dalam pikiran nya, hanya imajinatif dan fiktif tak berarti. Meski begitu dirinya tetap dipaksa untuk berpikir agar kepala nya terasa sakit dan setidak nya ada beberapa saraf yang diharapkan putus
Ribuan peluru masih bersarang di dalam hati menjadi sumber pilu yang menyiksa setelah ibu nya pergi dunia nya pun ikut hancur bagaimana cara dia untuk melanjutkan hidup setelah ini dia bahkan tidak punya alasan untuk itu.
Putaran kenop diikuti suara langkah yang mendekat tak membuat gadis bergaun hitam ini menoleh ataupun bangkit hanya kedipan dari sepasang kelopak sendu, yang dari tadi menatap kosong.
"sudah waktu nya miran" jimin berbisik pelan mendaratkan bokong nya diatas bidang lembut tepat disamping miran
Sekitar sepuluh menitan mereka duduk dalam diam sampai akhir nya jimin, bersuara. " mirann, ini sangat berat jangan kau yang pikul biar aku saja, ini bahkan lebih berat saat paman pergi aku tahu kau tak sanggup maka birkan aku saja..."
Jimin berucap lirih, menunduk lemah menatap lantai yang sama saat beberapa tahun yang lalu,lantai itu masih terasa dingin dan ada rasa sakit yang menyerang memori nyaMeski tak ada respon jimin tetap merangkul menggiring wanita itu berjalan menuruni anak tangga, banyak wajah asing yang sudah berkerumun, yoongi yang rapi dengan tuxedo hitam nya menunggu diujung tangga mengulurkan tangan nya menyambut miran
Walau miran tidak menggubris lelaki itu tetap meraih jemari tangan yang tadinya bertaut pada milik jimin
Mereka yang datang dengan alasan bela sungkawa lalu ikut mengantar kelurga sampai ke pemakaman.
***
Bentang hijau nan luas indah diselimuti rumput rumput liar yang masih basah
banyak nisan dengan bunga krissan segar kerena baru saja dikunjungi
biar bagaimana pun tempat ini bukanlah taman yang menyenangkan melainkan tempat kelam yang menyakitkan bagi miran.Gadis itu menahan tangis nya meremas ujung gaun selutut itu, dia tak sanggup benar benar tak sanggup saat peti kayu coklat itu mulai masuk ke liang lahat.
Batin nya terpukul, mengingat seberapa dingin dan gelap nya berada di dalam sana, ibu nya akan sangat kesepian namun itulah hidup kau pun suatu hari akan berada disana,
Kepala nya nyeri seperti jutaan jarum serentak menancap di pusaran otak kiri nya, samar samar suara disekitar terdengarTiba tiba gelap pandangan wanita itu gelap tubuh nya tumbang menimpa rerumputan tajam dan berair dibawah nya.
"miran.." pekik pria dari arah belakang menghampiri.
"singkirkan tangan mu dari isteriku !" yoongi berdecak kesal saat jimin mencoba menyadarkan miran
"ini bukan lah situasi yang tepat, miran pingsan dan kau ingin memulai perdebatan?"
"aku tahu apa yang harus kulakukan!" kata yoongi coba mengangkat tubuh yang tak sadar dari pangkuan jimin
"tolong sadar akan posisimu!" sambung yoongi sedikit memperbaiki letak beban tubuh yang ditopangnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Sweet
FanfictionBahkan matahari yang sebesar itu masih membutuhkan bulan untuk menerangi bagian bumi disisi lain