08

789 86 15
                                    


Pria itu duduk tersenggut di ruang penuh kehampaan ruangan yang mulai berdebu karena ditinggal pemiliknya ruangan yang menyimpan kenangan nya dengan miran dada nya terasa sesak. sekarang kebersamaannya dengan miran hanyalah kenangan. Wanita yg selama ini menemani hari harinya sudah tak lagi ada disamping nya dia sudah menjadi milik orang lain.

Hal paling berharga dalam hidupnya telah direnggut, lelaki itu kini duduk tersandar pada rak kayu dengan kepala nya tertekuk penuh penyelasan.

Seharusnya dia bisa mencegah pernikahan itu, seharusnya dia bisa membantu perusahaan miran, seharusnya dia yang menjaga miran sampai akhir. dia benar benar laki laki pengecut lelaki yang tak berani mengungkap perasaannya, lelaki yang hanya diam saja melihat wanita nya bersama lelaki lain,diam saja saat orang lain mengambil posisi nya.

Laki laki itu menghela napas panjang masih dengan posisi nya yg sama. Kedua tangan nya dikepal bulat bulat dia geram pada dirinya sendiri marah dengan sikapnya,dia merasa kehilangan saat miran mulai sibuk dengan kehidupan barunya, kekosongan mulai menjamah hatinya lalu menjalar pada seluruh tubuhnya dan keluar melalui hembusan nafasnya.

Kekosongan itu bersiklus dan pelan pelan  menggrogoti jiwanya, miran adalah kebutuhan dalam hidupnya seperti oksigen, jika pasokan nya habis maka dia akan mati, bukan tubuh nya memang tapi jiwanya lah yg akan mati.

Kini laki laki itu menatap paras miran melalui layar ponsel dipegangnya, mengeratkan pegangan membulat kan mata,lalu meneguhkan hatinya "aku akan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milikku!".

* * *

Kini gadis itu sudah siap dengan gaun nya dihadapan kaca besar, kaca besar yang menampakkan sisi elegan dirinyaa, dia cantik dengan gaun hitam selutut yang berenda renda bagian atas nya, make up tipis diwajah nya lalu rambut hitam panjang itu digulung, flatshoes bertali melilit hingga ke mata kaki. Benar benar cantik.

Saat sudah siap dia keluar menuruni anak tangga dibawah sinar lampu yang begitu terang, sudah mulai ramai di mejaa makan karena keluarga yoongi sudah pada datang, yoongi pun sudah ada disana bersama keluarga besar nya.

"Wahhh isteriku yang cantik sudah siap rupanya" yoongi menyambut miran pada pijakan terakhir anak tangga dia seperti biasa memulai sandiwara nya, gadis itu tersenyum tipis saat yoongi merangkul bahu nya pelan, menggiring wanita itu ketengah tengah keluarga besarnya, acara makan malam belum dimulai karena kerumunan para keluarga itu masih sibuk berbincang bincang.

"Ohh inikah yang namanya miran" sahut seorang wanita yg berdiri di samping ibu yoongi kedua nya tampak seumuran.

Wanita itu menggendong seorang bayi perempuan sepuluh bulanan dan seorang anak laki laki empat tahunan. "Dia ini bibi nya yoongi" ucap nenek mengenalkan.

"Hei jagoan..apa kau sering merepotkan ibumu?" tanya yoongi berjongkok dihadapan anak empat tahunan itu untuk menyesuaikan tingginya.

"Tidakk,sekarang aku sudah bisa makan sendiri hyung.." jawab anak kecil itu sedikit memiringkan kepalanya.

Miran membulat kan matanya bingung, "hyung?" kenapa anak ini memanggil nya hyung? Batin miran terusik. Nenek yoongi menangkap gelagat nya, " dia itu anak bibi yoongi,mereka telat mempunyai anak karena sibuk bekerja" jelas nenek yoongi yg sedikit menyindir.

"Untung saja tuhan masih berbaik hati memberikan anak untuk mereka,harusnya anak mereka sudah seumuran yoongi" nenek yoongi belum habis dengan sindirnya.

Dark SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang