Lima - ..."Aku bantu" ucap sang anak penolong dengan nada lembut.

85 9 3
                                    

Kicauan burung yang terdengar begitu nyaring, mengalun bak seperti nada yang dimainkan oleh seorang maestro musik dunia, seorang Renata yang baru bangun segera melihat jam pada handphonenya, jam menunjukkan pukul enam, itu artinya Renata terlambat bangun. Renata bergegas untuk segera masuk kekamar mandi, sampai-sampai tempat tidurnya tidak ia bersihkan, kemudian setelah mandi dan sudah mengenakan seragam sekolah ia berlari menuju meja makan, ia hanya mengambil sepotong roti untuk mengganjal perut di pagi ini, Renata berlari terburu-buru sambil berteriak berpamitan kepada orang tuanya.

Disekolah sudah penuh dengan siswa yang berdatangan, para guru sudah berada di lorong masuk sekolah untuk menyambut para siswa yang datang sambil bersalaman, kemudian suara bel berbunyi, tanda jam pelajaran pertama dimulai, para guru segera menuju ke ruangannya, pak satpam sekolah yang sudah memegang kedua pintu gerbang untuk segera di tutup.

Turun dari mobil seorang Renata yang terburu buru ia bicara kepada pak satpam.

"Pak pak jangan dulu" ujar Renata dengan nafas yang berdegub kencang dan tangannya menahan gerbang agar tidak ditutup.

Kemudian ia masuk dan berlari menuju kelas, dan dikelas untungnya masih belum ada guru pengajar, Renata langsung menuju ke tempat duduknya dan disambut oleh kedua temannya yakni Vena dan Rara. Tidak lama guru pengajarpun tiba. Pelajaran dimulai.

Suara yang dinanti nanti oleh para semua siswa akhirnya berbunyi, suara yang disambut dengan teriakan oleh siswa, suara bel istirahat. Rara yang sedang memasukkan buku kedalam tasnya berbicara kepada Renata dan Vena.

"Ren, Ven ayo kita ke perpus, aku mau minjam buku paket Matematika" Rara berbicara sambil menutup resleting tasnya.

"Kamu sama Renata saja Ra, aku mau ke meja Bu Kristin dulu, naruh tugas yang kemarin, nanti aku susul deh kalo aku sudah selesai" jawab Vena.

"Iya udah ayo, aku juga mau minjem Novel Harry Potter buku yang ke 6" saut Renata.

Mereka pun berangkat menunuju perpustakaan kecuali Vena yang akan berangkat ke ruang guru untuk menemui Bu Kristin.

Renata mencari buku yang ia inginkan. Satu persatu rak buku ia datangi dan mencari buku yang ia maksutkan. Lama sekali tidak ia temukan buku yang dicarinya, kemudian Rara yang sudah menemukan buku Matematikanya langsung menuju ke kelas karena ia ingin mengerjakan tugas matematika yang belum dia kerjakan, tinggal Renata seorang yang sedang mencari buku, ketika ia mencari buku di rak atas dengan kaki yang menjinjit dan tiba-tiba buku-buku berjatuhan karena Renata tidak sampai mengambil buku yang berada diatas. Ketika dia mengambili buku yang berjatuhan dibawah ada seorang anak yang membantu mengambilinya.

"Aku bantu" ucap sang anak penolong dengan nada lembut.

Renata terkejut dan langsung memandangi wajah anak tersebut, ia tidak tau harus bersikap bagaimana dalam posisi seperti ini, ia bingung, ia bertanya pada dirinya sendiri namun tak kunjung menemukan jawabannya.

Ketika buku-buku sudah di rapikan ditaruh ditempatnya oleh anak penolong tersebut kemudian Renata juga berdiri.

"Namaku Raka, kelas Sebelas Ips 2" Raka lelaki yang tinggi baik dan penolong ini mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan kepada Renata.
"Iya. Namaku Renata kelas Sebelas Mipa 2" Renata bebicara dengan suara agak sedikit patah-patah, karena rasa canggungnya yang baru bertemu pertama kali dengan laki-laki tersebut. Laki-laki yang baru ia lihat.

"Lain kali hati-hati ya, kalau ngambil buku tidak sampai minta tolong sama petugas perpustakaannya saja" Raka menasehati Renata.

"Iya-iya maaf" Renata dengan nada bersalahnya.

"Yasudah aku nyari buku dulu, oh iya salam kenal ya" pamit Raka.

"Iya, salam kenal juga" jawab Renata singkat.

Renata berjalan dengan cepat sambil membawa buku yang ia cari ditangannya, ia menuju ke kelasnya, kemudian menghampiri Vena dan Rara yang sedang mengerjakan tugas, Renata menceritakan dengan sangat detail sekali tentang hal yang terjadi di perpustakaan, Vena dan Rara meresponnya dengan baik, mereka menganggap hal tersebut adalah hal yang baik, hal yang menolong, memberi bantuan.

Bel pulang sekolah berbunyi, semua siswa berhamburan keluar meninggalkan ruang kelasnya masing- masing, Rara, vena, dan Renata yang masih duduk didepan kelasnya asik dengan gadgetnya masing-masing, mereka menunggu untuk dijemput oleh orang tuanya masing-masing, mereka memilih menunggu didalam sekolah dengan alasan kalau menunggu diluar sekolah sangat ramai dan tentunya sangat panas sekali terik matahari. Ketika asik dengan gadgetnya Renata mendapat WhatsApp dari nomer yang tidak ada namanya.

"Hai Ren, buku yang kamu cari sudah kamu dapatkan"

Renata bingung, dia mengingat ingat siapakah seseorang yang mengirim WA kepadanya, pengirim ini tahu bahwa Renata tadi mencari sebuah buku. Setelah terus-menerus ia ingat- ingat, kemudian ia teringat siapa orang yang mengirim pesan via WA tersebut, akhirnya Renata membalas pesan tersebut, tetapi Renata tidak bercerita kepada kedua orang teman disampingnya.

Tangga Tanya -Sebuah Cinta SMA-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang