Jalanan sore itu sangat ramai sekali banyak aktivitas kendaraan berlalu lalang. Aldo yang berkendara menaiki motor antik kesayangannya yang bernama Greenlan itu sedang menuju kerumah Riko. "Greenlan" artinya adalah Green Andalan atau Hijau Andalan, sepeda motor yang berwarna hijau, warna kesukaan nya.
Dengan sangat santai Aldo menyanyikan lagu favoritnya diatas motornya tersebut. Kemudian tak lama ia sampai dirumah Riko, ia langsung memarkir motornya kemudian berjalan menuju gerbang depan rumah Riko.
"Riko... Riko... " panggil Aldo dengan keras.
Kemudian keluar Riko yang membuka pintu gerbang rumahnya, Aldo pun langsung tercengang melihat Riko yang sedang menggunakan handuk sebagai penutup badannya.
"Apa-apa'an elo Ko? Wadaww ya pakek baju dulu kali" ucap Aldo dengan rasa kaget.
"Elo sih Do, datang awal banget, kan gue lagi siap-siap belum selesai" jawab Riko menyentak.
"Haa... Apa lo bilang Ko? Lebih awal? Lihat ini jam berapa? Jam empat Ko, empat, empat sore" saut Aldo dengan intonasi yang sangat tinggi, sampai otot di lehernya terlihat jelas.
"Wahh masak? Oh iya sudah jam empat. Yaudah deh kamu masuk dulu Do" ucap Riko dengan kalem dan tersenyum bersalah.
"Masuk gimana sih Ko. Orang gue enggak bisa buka gerbangnya. Kan di kunci" jawab Aldo dengan cepat, dan Aldo makin emosi.
"Waduh iya Do, tunggu sebentar tak ambilin kunci" Riko berlari kedalam rumahnya untuk mengambil kunci pintu gerbangnya.
"Hati-hati tuh handuk copot woy" ejek Aldo kepada Riko.
Setelah memasuki rumah Riko, Aldo pun duduk sambil menunggu Riko yang sedang bersiap-siap. Kemudian handphone Aldo berbunyi, nampak ada pesan dari Renata.
"Do, jadi kerja kelompok kan? Ini sudah jam berapa?"
"Ayo Ko cepet. Sudah di tungguin Renata ini" panggil Aldo dengan keras.
"Iya sudah siap ini kok Do. Ayo berangkat" jawab Riko keras.
Matahari bersinar lebih terang dengan warna yang begitu mengkilap terang, namun panasnya tak menyerap sampai kulit, pertanda sang surya akan tenggelam. Lampu jalanan pun sudah mulai menyala, begitu pula dengan lampu-lampu kendaraan yang berlalu lalang di jalanan.
Aldo dengan Riko yang sedang mengendarai Greenlan sudah sampai di rumah Renata. Mereka berdua berdebat tentang siapa yang akan memanggil Renata didalam. Hal yang selalu ada setiap dimanapun mereka berada yakni perdebatan. Tak mungkin Aldo yang memanggil, Aldo tidak bisa diandalkan dalam hal yang seperti ini, karena dia sangat super pemalu. Akhirnya Riko mengalah, ia pun berteriak.
"Ren, Renata kami didepan" suara lantang Riko pun keluar
Renata pemilik rumah pun keluar dan menghampiri Aldo dan Riko untuk membukakan pintu gerbang rumahnya.
"Kalian dari mana aja? Sudah jam berapa ini? " tanya Renata
"Ini jam empat tepat" jawab Riko sambil mengangkat tangannya dan melihat jam tangannya.
"Jam itu di upgrade Ko. Masak kayak gini dibilang jam empat. Mati jam lo itu Ko" Saut Aldo kepada Riko.
"Sudah-sudah kalian masuk kedalam. Sudah ditunggu teman-teman yang lain" sambung Renata yang memotong pembicaraan.
"Iya-iya Ren. Diparkir dimana ini Greenlan" jawab Aldo.
"Taruh di garasi aja Do" ucap Renata.
Setelah masuk kedalam rumah ternyata memang Aldo dan Riko yang paling akhir datang, dirumah Renata sudah ada Vena dan Rara yang sejak tadi datang. Rara yang sudah memulai mengerjakan tugasnya, dan sedangkan Vena yang lagi nyemil makanan yang disuguhkan oleh Renata. Aldo dan Riko meminta maaf kepada semua temannya atas keterlambatannya, dan dia langsung duduk mengerjakan tugas kelompoknya itu.
Dalam pengerjaan tugas tersebut masing-masing anak sudah mendapatkan tugas sendiri, kebetulan Aldo dan Renata mendapatkan tugas yang cukup sulit maka harus dikerjakan berdua, dan mereka sangat serius mengerjakannya. Satu jam berlalu, semua tugas selesai dikerjakan, matahari hari ini telah tenggelam dan digantikan oleh bulan, waktu menunjukkan pukul enam sore, semuanya berkemas bersiap untuk pulang.
Suara bel berbunyi menandakan jam pelajaran pertama sudah dimulai, seluruh siswa bergegas memasuki kelas, tetapi tidak dengan Riko, yang masih duduk didepan kelas, hal inilah yang menjadi kebiasaan Riko, dia tidak langsung masuk menuju kelas ketika bel berbunyi, tetapi malah menunggu guru pengajar datang baru dia akan memasuki kelas. Sedangkan Aldo sudah berada didalam kelas yang sedang membaca novel sambil menunggu guru pengajar tiba, ketika dia sedang membaca, Renata menghampirinya.
"Buku kamu nih ketinggalan kemarin dirumah" Renata yang sedang membawa buku dan mengasihkannya kepada Aldo.
"Aduhh iyaa, lupa aku Ren, pantesan semalam tak cari-cari buku ini tidak ada. Terimakasih Ren" jawab Aldo sambil memegang kepalanya dengan dua tangannya.
"Iya Do... Sama-sama, lain kali kamu jangan teledor ya, cek dulu semua barang-barang kamu sebelum kamu ninggalin suatu tempat" ucap Renata dengan sangat halus.
"Iya-iya Ren maaf" suara kecil Aldo.
Riko berlari dari luar kelas menuju kedalam kelas, bertanda guru telah tiba, Renata bergegas menuju ketempat duduknya, dan semua siswa yang berada dikelas melakukan hal yang sama. Tanda pelajaran akan berlangsung.
Hawa panas sangat terasa sekali oleh tubuh, sinar matahari menyengat begitu tajam, hari yang sangat cerah, langit yang membiru terang tanpa ada awan putih sedikitpun menutupinya. Bel panjang berbunyi, seluruh siswa berhamburan meninggalkan sekolah. Renata, Vena, dan Rara duduk didepan sekolah menunggu dijemput oleh orang tuanya masing-masing. Ketika sedang asik ngobrol orang tua Rara datang.
"Aku sudah di jemput, aku pulang dulu ya" pamit Rara.
"Iya iya Ra hati-hati" jawab Renata
"Pegangan yang kuat Ra" sambung Vena dengan nada yang sedikit mengejek.
Rara telah dijemput dan pulang, tinggal Vena dan Renata yang masih belum dijemput, mereka menunggu dengan sabar, lalu ada Aldo menghampiri mereka berdua dengan menaiki Greenlan motor kesayangannya.
"Renata,Vena, kalian tidak pulang" tanya Aldo
"Aku nunggu di jemput Papa Do" jawab Renata
"Kenapa kamu tidak bareng Aldo saja Ren? Kan Aldo sendiri, Searah juga kan" saut Vena.
"Iya Ren ayo bareng sama aku" potong Aldo.
"Kamu tidak apa-apa Ven?" tanya Renata kepada Vena.
"Nggak apa-apa lah Ren, lagian Ayahku sebentar lagi datang jemput aku kok" jawab Vena sambil mengangkat kedua alisnya."Yasudah aku bareng Aldo ya Ven, aku duluan" pamit Renata.
"Iya Ren, hati-hati ya" Vena tersenyum lebar.
Renata pun menaiki motor Aldo, dan mereka berdua berangkat. Ketika dijalan mereka berdua terdiam tanpa percakapan, bagaikan dua orang yang tak saling mengenal. Entah mengapa harus seperti itu. Pada akhirnya mereka sampai. Memang jarak rumah Renata yang agak lumayan dekat dengan sekolah, jadi tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menempuhnya.
"Sudah sampai Ren" ujar Aldo sambil mematikan motornya.
"Iya Do, tidak mampir dulu kamu? " jawab Renata
"Sudah sore Ren, kapan-kapan saja" Aldo tersenyum
"Iya sudah, terimakasih Do, kamu pulang hati-hati ya" Ucap Renata.
Aldo menganggukkan kepalanya.
Setelah percakapan tersebut Aldo bergegas untuk pulang, karena waktu juga semakin sore, dia harus menyelesaikan membaca novelnya, karena ada novel baru yang akan terbit dalam waktu dekat, maka dari itu dia harus segera menyelesaikan membaca novel yang sekarang
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangga Tanya -Sebuah Cinta SMA-
RomantizmKejadian yang tak bisa dihindari oleh seorang Aldo, merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya kepada seseorang yang membuat hatinya terbuka untuk cinta. Rasa yang mulai tumbuh di jenjang SMA, yang penuh dengan tanda tanya. Tanda tanya dari cinta s...