Lampu kuning dengan sinarnya yang begitu terang, menerangi belajar Renata yang sedang asik mengerjakan soal soal Fisikanya, ketika sedang asik- asiknya handphone Renata berbunyi, terdapat telfon dari seorang Raka, Renata pun bingung, mengangkat atau tidak telfon tersebut, hingga telfon tersebut mati ia tidak mengangkatnya, kemudia ia berpikir kenapa aku tidak mengangkat telfon tersebut, siapa tau penting. Renata mulai menyalahkan dirinya sendiri. Tak lama handphone Renata kembali berbunyi, tak lain dan tak bukan Raka menelfon ia kembali, kali ini Renata mengangkatnya.
Ujian semester Akhir atau Semester Genap pun semakin dekat, semua siswa diharapkan belajar dengan lebih giat lagi, mengikuti perintah apa yang diberikan oleh bapak dan ibu guru pengajar. Empat bulan berlalu, senang-senang bagi Riko sudah cukup, dia mulai tersadar dengan semakin dekatnya ujian dan waktu yang telah ia sia-siakan untuk bermain, Riko ingin fokus belajar untuk menghadapi ujian akhir, ia tidak ingin mengecewakan orang tuanya, ia harus mendapatkan nilai yang baik, super baik kalau bisa. Ketika Riko sedang merenung duduk ditangga tiba tiba Aldo datang dan mengagetinya.
"Eh tumben ini diem, duduk sendiri lagi, di tangga" ucap Aldo yang barusan mengageti Riko sambil tertawa.
"Sini-sini kamu duduk" Riko mengajak Aldo duduk.
"Ada apa ini?" Aldo pun duduk di sebelah Riko.
"Elo sadar nggak sih, sudah sebulan lagi kita UAS" ujar Riko.
"Iya. Terus? " jawab Aldo dengan sangat santai.
"Ah elo kebiasaan deh Do, gini nih ada temenya susah lo malah seneng, senyum-senyum sendiri" Riko dengan nada yang sangat serius, tidak seperti Aldo.
"Baru kerasa kan" Aldo tertawa.
"Enak kemaren main-main, seneng- seneng, ngopi-ngopi. Sekarang giliran udah mau UAS aja ngeluh" ejek Aldo.
"Iya Do maaf, habisnya sih gue stres dengan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dikit-dikit tugas, capek gue, baru selesai tugas yang satu udah dapat tugas lagi, gimana gue enggak stres coba. Yasudah gue buat santai aja biar enggak stres nih otak" curahan hati Riko yang di lampiaskan kepada Aldo.
"Guru ngasih tugas ke kita kan ada tujuannya Ko, tugas banyak di nikmati aja, jangan diambil pusing. Kalo sudah di nikmati dan dikerjakan satu persatu bakal selesai kok, enggak ada tuh yang namanya stres. Pokok intinya satu Ko, kita itu enggak boleh males, udah itu aja" jawab Aldo dengan sangat bijak.
"Bener elo Do, kemarin gue aja kali yang agak sedikit males dengan tugas, jadinya ya berantakan deh, stres" Riko sambil memegangi kepalanya.
"Yasudah sekarang jangan berlarut dalam yang sudah-sudah, biarkan itu berlalu, menjadi pelajaran untuk masa depan, sekarang elo belajar, belajar, dan belajar aja" Aldo sambil memegang bahu Riko.
"Bener tuh, mulai besok kita belajar bareng sepulang sekolah Do" ajakan Riko dengan penuh semangat.
"Oke Ayo" Aldo pun tak kalah semangat.
Mereka berdua sepakat untuk belajar bersama setiap pulang sekolah, mereka sangat mempersiapkan hal yang paling terbaik untuk menghadapi UAS demi membaggakan diri mereka sendiri dan kedua orang tuanya.
Ketika lagi semangat-semangatnya membahas soal UAS, tiba-tiba Riko bertanya sesuatu hal kepada Aldo.
"Eh, giman Renata? " tanya Riko kepada Aldo.
"Apanya gimana Ko, ya begitu dia tambah rajin belajar, kan mau UAS" jawab Aldo santai.
"Wadaww kamu ini, bukan itu yang aku maksud. Jadi Selama Empat bulan yang sudah berlalu ini kamu masih aja nyimpen perasaanmu? Tidak mengungkapkannya?" tanya Riko dengan wajah yang serius dengan mengerutkan keningnya, dan mengangkat kedua alisnya.
Aldo menjawab dengan anggukan kepala.
"Masih malu? "Riko kembali melontarkan pertanyaan.
"Gue ngumpulin tugas dulu. Lupa gue" Aldo mengalihkan pembicaraan dan dia bergegas pergi meninggalkan Riko.
"Wah payah tu anak, giliran ditanya tentang Renata mengalihkan pembicaraan dan cabut" ocehan sendiri Riko.
Kemudian Riko berdiri dan segera menyusul Aldo ke kelasnya.
Keindahan bunga yang berwarna warni menambah rasa takjub bagi siapa yang memandangnya, bunga dengan beraneka ragam jenis yang berbeda. Asal bunga yang berbeda dijadikan menjadi satu untuk menciptakan keindahan yang mempesona. Harum bunga yang mengalir memasuki indra pencium bagi penikmatnya, ditambah dengan cahaya kuning yang menyorot tajam dari sebelah barat, menandakan senja telah tiba, wajah Raka dan Renata yang mengkilau terkena pancaran sinar senja, mereka sedang berbincang, mereka berdua duduk di sebuah kursi kecil terbuat dari besi, dengan cat bewarna hitam kombinasi dengan emas, di tambah dengan background bunga yang beraneka ragam warna. Di taman sore ini suasana cukup ramai banyak orang- orang yang melintas, bahkan ada juga yang berolahraga.
"Betapa serunya satu keluarga tersebut bisa berolahraga sore bersama" ujar Raka sambil melihat orang yang sedang berolahraga, ia berbicara kepada Renata.
"Satu kesatuan yang solid, untuk menciptakan satu keluarga yang sehat, keren menurutku" jawab Renata dengan mengangkat kedua bahunya.
"Mereka terbentuk dari perbedaan ya, perbedaan yang pada akhirnya bisa membentuk kesatuan dengan didasari cinta dan kesetiaan" jawab Raka masih mengomentari tentang satu keluarga yang sedang berolahraga.
"Maksutnya Ka? " tanya Renata yang langsung menghadap kepada Raka.
"Ayah dengan ibu yang semula dari keluarga yang berbeda, bisa bersatu dengan cinta, kemudian dengan kesetiaan muncullah buah hati yang sudah besar seperti itu" jawab Raka sambil menunjuk keluarga tersebut.
"Bener juga kamu Ka" Renata yang sambil menganggukkan kepalanya.
"Menurutmu Cinta itu apa Ren? " tanya Raka menghadap ke Renata.
"Cinta itu saling melengkapi, menutupi, dan membahagiakan. Cinta yang saling melengkapi satu sama lain hingga mendapatkan sesuatu hal yang di inginkan, dengan menutupi kekurangan masing-masing pasangan dan kemudian dari hasil yang sudah dicapai bersama tersebut akan muncul yang namanya kebahagiaan. Itulah Cinta menurutku, Cinta yang Berkelas". Jawab Renata yang membuat Raka langsung mengambil kesimpulan.
"Cinta Berkelas ya" respon Raka pendek.
"Iya cinta yang berkelas menurutku" tegas Renata.
"Eh jalan kedalam yuk Ren, silau disini" ajak Raka yang berdiri dari tempat duduknya.
Renata pun juga demikian beranjak dari tempat duduknya kemudian menuju kedalam taman kota.
Ketika mereka berdua berjalan menuju kedalam taman kota, Aldo dan Riko yang menaiki Greenlan dengan maksut berjalan-jalan tidak sengaja melihat Renata bersama Raka yang sedang jalan berdua, tetapi hanya Aldo yang melihat, tidak dengan Riko yang hanya fokus ke jalan karena dia yang mengendarai si Greenlan. Tetapi kemudian Aldo bercerita kepada Riko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangga Tanya -Sebuah Cinta SMA-
RomanceKejadian yang tak bisa dihindari oleh seorang Aldo, merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya kepada seseorang yang membuat hatinya terbuka untuk cinta. Rasa yang mulai tumbuh di jenjang SMA, yang penuh dengan tanda tanya. Tanda tanya dari cinta s...