"Hoaamm.. ngantuk gue. Ben gue mau tidur sekarang, gak kuat lagi mau belajar."
"Yaudah tidur aja, gue gak ngelarang lo tidur."
"Iya tapi gue tidur dimana? Yakali sekasur sama lo. Ogah gue."
"Lo bisa tidur dikamar Leo kalau gak mau sekasur sama gue."
"Masa tidur dikamar Leo. Gak mau juga gue."
"Yaudah tidur ditempat tidur gue. Nanti gue di sofa tidurnya."
"Humm..." dengan langkah gontai gue jalan ke tempat tidurnya Ben, dan memposisikan badan gue biar tidur gue enak.
.
.
.
.
.
"Pengen ke kamar mandi rasanya."
Pas gue bangun gue liat si Ben beneran tidur di sofa yang ada dikamarnya. Buru-buru gue ke kamar mandi untuk menuntaskan panggilan alam gue dan balik ke kamar lagi.
Sampai dikamar, gue jalan ke arah sofa tempat Ben tidur. Kasian juga sih liatnya dia tidur disofa gini. Mana gue tidur ditempat tidurnya, jadi gak enak gue. Mendingan gue bangunin dan suruh dia tidur ditempat tidurnya. Bunda tau anaknya tidur gak ditempat tidurnya bisa-bisa gue dilaporin ke ibu lagi.
"Ben bangun" gue coba goyang-goyangin bahunya pelan, dan untung dia langsung bangun.
"Ada apa Gal? Lo butuh sesuatu?", tanya Ben setengah ngantuk. Gila ini orang, bangun tidur aja gak jelek, bingung gue.
"Gue gak butuh apa-apa kok. Gue bangunin lo buat bilang lo tidur ditempat tidur aja jangan tidur disofa gini."
"Hem", lalu bangun dari sofa dan jalan ke tempat tidurnya.
Pas mau rebahin badan gue di sofa, gue ngerasain ada tangan yang meluk pinggang gue dan bawa gue ke tempat tidur. Lebih tepatnya Ben bawa gue tidur sekasur sama dia. Sekarang posisi gue ada didalem pelukan dia.
Hangat.
Berhubung gue juga masih ngantuk, jadi gue lebih milih buat nyamanin diri gue dalam pelukannya Ben. Gak nyangka gue badan kayak gorilla ternyata anget sama enak buat dipeluk. Masa bodo lah sama besok pagi. Yang penting gue bisa tidur nyenyak.
.
.
.
.
.
.
Gue menggeliat, kok rasanya ada yang berat ya yang nahan badan gue. Dan tumben gue bangun anget begini.
Waktu gue buka mata, terpampanglah dada seseorang dihadapan gue, "Pantesan anget orang gue dipeluk..", gue meremin mata gue lagi, dan nyamanin diri gue dipelukannya Ben. Iya Ben, gue masih inget kok semalem gue tidur dipelukannya Ben.
.
.
.
.
Fyuuuh~Fyuuuh~
Gue ngerjapin mata gue gara-gara tiupan-tiupan yang gue terima.
"Gal, bangun. Kita udah kesiangan sekolah buat sekolah nih."
"Udah kesiangan juga mending lanjut tidur", gue ngedusel didadanya Ben, "Anget, gue suka."
"Lucu banget sih."
Gue sama Ben akhirnya lanjut tidur, sampai Bunda bangunin kita buat makan siang. Kata Bunda tadi bunda udah ke kamar mau bangunin kita buat sekolah, tapi di gak jadi karena liat gue sama Ben masih tidur —dalam posisi pelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Caesus Est [✓]
Teen FictionBen Alexander Leive. Si ketua kedisiplinan kesayangan sekolah. Tampan dan berkarisma. Banyak siswi sekolah yang mengejarnya, tetapi sayang hanya satu orang saja yang dapat menyita perhatiannya. Si berandal sekolah, Galang Sayakta Gandhi. Galang Saya...