Sesampainya di tempat makan, Seokmin memesan makan untuk mereka berdua.
"Jadi, apa yang terjadi, Seok?"
Seokmin kembali menghembuskan nafasnya kasar. Dia memegang kedua tangan Haeun dengan erat.
"Begini, Sayang. Kau ingat kan, 4 bulan yang lalu aku pernah bercerita kepadamu tentang proposal studi banding ke luar negeri?"
Haeun mengangguk, "Kalau tak salah, ke Jerman kan?"
"Aku baru saja mendapat kabar bahwa proposalku itu disetujui"
"Wah, benarkah? Kau tidak berbohong kan?", mata Haeun terlihat berbinar-binar.
Seokmin hanya mengangguk lemah.
"Lalu kenapa kau terlihat bersedih? Bukankah kau menginginkan ini?"
Seokmin diam dan kepalanya agak menunduk.
"Seoku?", Haeun mengeratkan tautan tangan mereka.
"Aku harus pergi selama 1 tahun"
Sejenak, Seokmin merasa Haeun sedikit melonggarkan genggamannya kemudian mengeratkannya kembali.
"Lalu kenapa? Sekarang sudah banyak cara untuk saling mengirim kabar. Kita bisa video call sesering mungkin"
"Tapi-"
Haeun memotong ucapan Seokmin dan tersenyum lembut, "Seoku, bukankah ini keinginanmu? Aku tak akan menghalangi cita-citamu untuk belajar di luar negeri. Lagi pula kau pasti akan kembali, kan?"
"Pasti! Aku pasti akan kembali. Tapi, 1 tahun itu bukan waktu yang singkat dan aku akan jauh darimu"
"Eum, aku tau. Asalkan kita tetap saling menjaga komunikasi dan kepercayaan, jarak dan waktu bukan masalah, kan?"
"Haeunku kini sudah tumbuh dewasa", Seokmin pun tersenyum dan mengacak pelan rambut Haeun.
"Yak! Memangnya aku itu kau yang kekanak-kanakkan?", Haeun mengerucutkan bibirnya dan menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Lihatlah sikapmu sekarang dan kau akan tau siapa yang kekanak-kanakkan", kata Seokmin meledek. Haeun pun menahan senyumnya. Seokmin kembali menggenggam tangan Haeun.
"Ingat, selama aku pergi, kau tidak boleh dekat-dekat dengan laki-laki lain"
"Termasuk papaku?"
"Kecuali papamu"
"Termasuk kakekku? Pamanku?"
"Oke. Kecuali keluargamu"
"Termasuk Mingyu dan sahabat-sahabatmu?"
"Kecuali Mingyu dan sahabat-sahabatku. Ah! Tentu saja termasuk mereka. Kau tidak boleh dekat-dekat dengan mereka kalau aku tidak ada"
Haeun hanya tertawa melihat reaksi Seokmin.
"Aku akan merindukanmu, Seok"
"Aku akan lebih merindukanmu, Sayang"
Tepat setelah itu, pelayan datang mengantarkan pesanan mereka. Seokmin dan Haeun pun segera melahap habis makanan yang ada di depan mereka. Setelahnya, Seokmin mengantar Haeun pulang.
"O iya, memangnya kapan kau akan pergi, Seok?"
"Sekitar 1 minggu lagi"
"Apa? Kenapa cepat sekali?", Haeun terlihat sedikit kecewa.
"Hei, bukankah semakin cepat aku pergi, semakin cepat juga aku kembali?", Seokmin menggenggam erat kedua tangan Haeun dan menatap dalam kedua maniknya, "Aku juga sudah tidak sabar untuk segera mengurus pernikahan kita. Secepatnya kita akan menikah setelah aku kembali"
"Benarkah? K-kau serius?"
"Tentu saja aku serius. Kau mau, kan?"
"Ya, aku mau", Haeun pun menghambur ke pelukan Seokmin dan memeluknya erat, "Aku akan menunggumu, Seok"
"Tentu saja kau harus menungguku", Seokmin mengeratkan pelukan mereka berdua.
^-^ tbc ^-^
Seokmin sold out :(

KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece Of You [Lee Seokmin] ✔️
Short Story"Maukah kau menjadi pagi, siang, dan malamku?" • Agustus 2017 • • HAF •