(Last) Satu bulan yang lalu...
Haeun tersadar sambil memegangi kepalanya yang masih terasa sangat pusing. Dia bisa melihat Nami, Yoora, dan Subin yang sedang duduk tidak jauh dari ranjangnya serta ibu dan ayahnya yang berada di sebelahnya.
"Ma, Pa", Haeun perlahan mencoba untuk duduk.
"Sayang, kau sudah sadar?", ibu Haeun segera bangkit dari duduknya setelah melihat anaknya siuman. Ayahnya segera memanggil dokter agar Haeun bisa segera diperiksa kembali.
"Yoora"
Merasa terpanggil, Yoora segera mendekat ke ranjang Haeun.
"Aku... boleh meminjam hp mu lagi?"
Yoora bingung. Dia enggan memberikan hp nya karena takut itu akan memperburuk keadaan Haeun.
"Sebentar saja"
Dengan berat hati Yoora mengeluarkan hp nya dan mengulurkannya pada Haeun. Haeun kembali membuka artikel yang sempat dibacanya ketika di toko bunga tadi. Seberapa kali pun Haeun membacanya, tetap saja tidak ada yang bisa disangkal dari artikel itu.
Dalam artikel itu tertulis bahwa sebuah pesawat yang melakukan penerbangan dari Jerman ke Korea telah mengalami kecelakaan. Nama pesawat dan jam keberangkatan pesawat tersebut sama persis dengan pesawat yang dinaiki oleh Seokmin. Bahkan dalam artikel tersebut juga menyebutkan beberapa korban jiwa yang telah berhasil dievakuasi dan nama Seokmin tertera dalam daftar tersebut.
Haeun kembali shock. Dia menangis sangat kencang dan terus saja mengatakan bahwa dia akan mencari Seokmin. Dia akan membuktikan bahwa Seokmin masih hidup. Dia akan membuktikan bahwa Seokmin tidak akan meninggalkannya sendirian. Sesaat sebelum dokter datang, Haeun kehabisan tenaga dan akhirnya jatuh pingsan kembali.
Setelah itu, Haeun tidak sadarkan diri selama hampir tiga minggu lamanya. Dia selalu mengigau dan memanggil-manggil nama Seokmin. Dua minggu pertama Haeun dirawat di rumah sakit namun kemudian ibunya meminta agar Haeun bisa dipindahkan ke rumah dan mendapat perawatan di rumah.
Kembali ke masa sekarang..
Haeun ingat sekarang. Dia mengingat semuanya. Semua kejadian satu bulan yang lalu dengan sangat jelas. Kepalanya kembali terasa pusing karena terlalu memaksakan diri. Kini Haeun menyandarkan kepalanya pada bahu ibunya. Ibunya pun mengelus lembut surai Haeun.
Tiba-tiba Haeun teringat sesuatu. Kalau memang Seokmin sudah meninggal satu bulan yang lalu, lalu siapa yang selama seminggu ini selalu menemuinya? Mereka bahkan tidak hanya bertemu, tapi juga saling mengirim pesan, bertelepon, bahkan berfoto bersama. Segera Haeun membuka hpnya dan mengecek itu semua.
Tak ada. Dia tak menemukan apapun. Tak ada pesan dari Seokmin. Tak ada panggilan dari Seokmin yang setiap malam selalu meneleponnya. Bahkan foto yang mereka ambil tadi siang pun tidak ada. Foto yang seharusnya memperlihatkan mereka berdua yang sedang makan es krim, hanya memperihatkan Haeun yang memegang es krim seorang diri. Begitu juga dengan foto-foto lain yang Haeun ambil seminggu ini. Tak ada jejak Seokmin sama sekali.
Air mata pun lolos dan membasahi kedua pipi Haeun. Kini kepalanya terasa sangat pusing. Pandangan matanya juga mulai berkunang-kunang. Sebisa mungkin Haeun berusaha untuk menahannya namun kesadarannya perlahan menghilang.
^-^ tbc ^-^
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece Of You [Lee Seokmin] ✔️
Short Story"Maukah kau menjadi pagi, siang, dan malamku?" • Agustus 2017 • • HAF •