Sembilan

509 61 24
                                    

Ternyata ibunya masih menunggu Haeun di depan pintu.

"Gawat! Jangan-jangan Mama melihat semuanya?", pikir Haeun malu.

"Mama? Mama belum masuk?"

"Tadi kau bilang, kau berbicara pada siapa, Sayang?", tanya ibu Haeun.

"Pada Seokmin, Ma"

"S-Seokmin?"

"Iya. Bukannya Mama sudah tahu kalau dia sudah pulang?"

Sejenak ibu Haeun terdiam.

"Memangnya kapan dia pulang, Sayang?"

"Sekitar seminggu yang lalu. Apa Mama lupa?"

"Ah, ya sudah. Ayo masuk"

Haeun dan ibunya pun masuk ke dalam rumah.

"Apa kau sudah makan malam, Sayang?"

"Belum, Ma"

"Kalau begitu, mandilah dulu. Mama akan menyiapkan makan malam"

Haeun mengangguk lalu berlalu menuju kamarnya.

Setelah selesai membersihkan badan, Haeun pun turun menuju ruang makan. Di sana sudah ada kedua orang tua Haeun. Namun anehnya, Haeun bisa melihat ekspresi sedih dari keduanya, terutama sang ibu.

Tak biasanya, suasana makan malam kali ini sangat sepi. Ibunya yang selalu menanyakan hari Haeun, kini hanya menunduk menatap makanan di piringnya. Bahkan setelah Haeun selesai, dia bisa melihat makanan yang ada di piring ibunya itu masih utuh.

"Ma, apa Mama baik-baik saja? Kenapa Mama tidak makan?"

"Ah, Mama sudah kenyang. Apa kau sudah selesai?"

Haeun hanya mengangguk. Ketika dia akan berdiri dan mencuci piringnya, tiba-tiba tangannya di tahan oleh sang ayah.

"Ada apa, Pa?"

"Cuci piringnya nanti saja. Ada yang ingin Papa dan Mama sampaikan"

"Apa itu, Pa? Kenapa sepertinya serius sekali?"

"Ayo, kita duduk di ruang tengah saja"










































Haeun dan kedua orang tuanya pun berpindah ke ruang tengah. Ayah Haeun duduk di sofa ukuran single sedangkan Haeun dan ibunya duduk di sofa panjang yang ada di sana. Haeun bisa merasakan tangannya digenggam dengan erat oleh ibunya.

"Jadi, apa benar tadi kau di antar pulang oleh Seokmin?", tanya ayah Haeun.

"Iya", jawab Haeun sambil mengangguk.

"Lalu, kau juga sudah bertemu Seokmin sejak seminggu yang lalu?"

"Em", Haeun mengangguk lagi.

"Jadi, yang setiap malam Papa dengar meneleponmu itu—", ayah Haeun mengantung ucapannya.

"Iya. Itu Seokmin. Memangnya ada apa, Pa? Apa Papa belum tau kalau Seokmin sudah pulang?"

Tiba-tiba Haeun merasa tangannya basah. Ketika Haeun melihatnya, ternyata ibunya menangis.

"Ma, Mama kenapa menangis?", tanya Haeun khawatir.

"Pa, sebenarnya ini ada apa, Pa?", Haeun mengalihkan pandangannya pada sang ayah.

Haeun bisa melihat bahwa ayahnya menghela nafas dengan kasar sebelum akhirnya menjawab pertanyaannya.






































































"Jadi begini ....."



^-^ tbc ^-^

Heuheu~

A Piece Of You [Lee Seokmin] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang