Suasana bandara siang ini cukup ramai. Hari keberangkatan Seokmin telah tiba. Selama satu minggu kemarin Seokmin sudah mengurus berkas-berkas yang dibutuhkan untuk studi bandingnya. Haeun pun ikut membantu mencatat barang-barang apa saja yang mungkin dibutuhkan Seokmin di sana.
Sebentar lagi pesawat Seokmin akan tinggal landas dan kini saatnya mereka harus berpisah.
"Jaga dirimu baik-baik ya"
"Eum, kau juga"
"Ingat, kau tidak boleh melirik laki-laki lain selama aku tak ada"
"Kau tak perlu khawatir soal itu. Nami, Subin, ataupun Yoora pasti akan melapor padamu kalau hal itu terjadi"
"Ba-bagaimana kau mengetahuinya?", Seokmin terlihat sedikit panik. Dia tidak tau kalau selama ini Haeun menyadari semuanya.
"Karena selama ini Minghao, Soonyoung, dan Jihoon juga melakukan hal sama. Bahkan Mingyu melakukannya tanpa ku minta"
"Maksudmu mereka memata-mataiku? Wah, mereka benar-benar keterlaluan", Seokmin menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya.
"Bukan memata-mataimu. Mereka hanya membantu memberikan sedikit informasi padaku", Haeun tersenyum penuh kemenangan.
"Kau curang!", Seokmin melipat tangannya di depan dada.
"Kalau begitu kau pun sama!", Haeun menjulurkan lidahnya mengejek Seokmin.
Seokmin pun merasa gemas dengan tingkah kekasihnya itu. Dia segera memeluk Haeun dengan sangat erat. Haeun menerima pelukan itu dengan senang hati.
"Aku mencintaimu, Haeun"
"Ya, aku tau"
"Apa kau tak mau mengatakannya juga?", kata Seokmin sambil melepaskan pelukannya.
"Bukankah kau sudah tau tanpa aku mengatakannya?"
"Tapi aku ingin mendengarnya lagi. Terakhir kau mengatakannya tahun lalu, ketika ulang tahunku. Atau jangan-jangan kau sudah tidak mencintaiku lagi? Jangan-jangan kau sudah berpindah hati? Jangan-jangan kau-"
Chup
Haeun merasakan pipinya memanas. Dia segera menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Wah, kau mencuri ciumanku. Haeunku sekarang menjadi Haeun yang nakal", goda Seokmin.
"Itu agar kau berhenti mengoceh. Lagi pula aku tidak nakal!", jawab Haeun masih sambil menutupi wajahnya.
Seokmin melangkah mendekati Haeun. Perlahan dia mengelus rambut Haeun kemudian mencium puncak kepala Haeun dengan lembut. Haeun pun menutup kedua matanya merasakan ketulusan yang Seokmin berikan. Perlahan Seokmin melepas ciumannya dan Haeun membuka kembali matanya.
"Aku akan menghubungimu setelah sampai", Seokmin menatap dalam kedua mata Haeun.
"Em", Haeun mengangguk tanpa memutus tatapan mereka.
"Aku pergi", Seokmin menarik kopernya menuju pintu keberangkatan sambil melambaikan tangan ke arah Haeun.
"Hati-hati!", Haeun pun melambaikan tangannya ke arah Seokmin.
"Seokmin!"
Ketika Seokmin akan melakukan pengecekan tiket, tiba-tiba dia mendengar suara yang meneriakkan namanya.
Grep
Seokmin dapat merasakan seseorang memeluknya dari belakang dengan sangat erat. Seokmin juga bisa merasakan bahwa orang itu sedang berusaha mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal.
Setelah beberapa saat, Seokmin melepas pelukan orang itu dan membuat mereka saling berhadapan.
"Ada apa, Sayang?"
"Tak ada. Aku hanya ingin memelukmu"
Haeun kembali memeluk Seokmin dengan erat. Entahlah. Ada rasa tak rela untuk melepaskan Seokmin pergi. Haeun hanya ingin terus bersama Seokmin.
Haeun bukan tipe perempuan yang bisa mengungkapkan semua isi hatinya secara langsung, apalagi rasa cinta dan sayangnya pada Seokmin. Mungkin orang lain akan melihat bahwa hanya Seokmin yang begitu mencintai Haeun. Tapi mereka salah. Haeun pun merasakan hal yang sama pada Seokmin. Mereka saling mencintai. Kalau tidak, bagaimana mungkin mereka bisa berjalan sejauh ini?
Tak seperti Seokmin, Haeun memang jarang mengatakan kata-kata 'cinta' atau 'sayang' pada kekasihnya itu. Tapi jarang bukan berarti tak pernah. Mungkin Haeun hanya malu karena Seokmin memang kekasih pertama dan sekaligus akan menjadi yang terakhir baginya.
"Aku sangat mencintaimu, Seoku", kata Haeun sambil masih memeluk Seokmin.
Seokmin yang mendengar itu hanya tersenyum. Dia melepas pelukan Haeun dan mengangkat dagu Haeun agar mereka berdua bisa saling menatap mata satu sama lain.
Perlahan Seokmin kembali mendekat ke arah Haeun. Reflek Haeun memejamkan mata karena wajah Seokmin semakin mendekati wajahnya. Hembusan nafas Seokmin bisa Haeun rasakan dari jarak sedekat ini. Begitu pun Seokmin.
Semakin dekat, Seokmin juga memejamkan matanya. Hingga akhirnya, Haeun merasakan sesuatu menyentuh bibirnya. Seokmin menyatukan bibir mereka, menyalurkan rasa cinta dan rindu yang selama satu tahun harus mereka pendam. Lembut. Tak ada tuntutan di dalamnya.
Setelahnya, Seokmin melepas ciuman mereka. Haeun pun membuka matanya dan dia bisa melihat Seokmin tersenyum dengan sangat manis.
"Aku akan kembali"
"Cepatlah kembali, Seok. Aku akan menunggumu", kata Haeun dalam hati.
^-^ tbc ^-^
Wush~ Seokmin terbang~
How?

KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece Of You [Lee Seokmin] ✔️
Short Story"Maukah kau menjadi pagi, siang, dan malamku?" • Agustus 2017 • • HAF •