Sepuluh

547 55 9
                                    

Satu bulan yang lalu..

Pagi ini Haeun sudah datang ke toko bunga. Dia terlihat sedang menata beberapa bunga di sebuah vas yang cantik. Setelah resmi mendapatkan gelar sarjananya dua minggu yang lalu, dia banyak menghabiskan waktunya di toko bunga ini. Selama 11 bulan setelah Seokmin pergi ke luar negeri, Haeun berusaha keras untuk bisa segera menyelesaikan studinya. Dia membagi waktunya untuk menyusun tugas akhirnya dan bekerja. Haeun juga belajar memasak agar nantinya bisa menjadi seorang istri yang baik, pikirnya.

Ya. Tentu saja dia mempersiapkan itu. Seokmin dan Haeun selalu membicarakan tentang rencana pernikahan mereka setelah Seokmin kembali.

11 bulan ini adalah waktu yang cukup berat bagi mereka berdua. Ada kalanya Seokmin sangat sibuk dengan studinya di sana dan tidak sempat untuk menghubungi Haeun selama beberapa waktu. Tentu saja Haeun marah. Bukan karena Haeun tidak percaya pada Seokmin, tapi karena dia sangat khawatir apabila sampai terjadi sesuatu pada Seokmin.

Kling

"Selamat pagi. Selamat datang di Sunshine Florist. Ada yang bisa saya bantu?"

Begitulah Haeun menyapa setiap ada pembeli yang datang. Dengan senang hati dia membantu memilihkan bunga bagi para pembeli. Kini dia sudah dapat dikatakan ahli dalam pekerjaannya ini. Sifatnya yang juga ramah menjadikannya cukup populer di toko bunga tersebut. Bahkan kini rangkaian bunganya pun sudah sangat rapi jika dibandingkan dengan pertama kali dia mulai belajar membuatnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore yang berarti sudah saatnya Haeun untuk pulang. Sesampainya di rumah, dia segera mengambil susu coklat dari dalam lemari es dan merebahkan tubuhnya di atas sofa di ruang tengah. Akhirnya dia bisa melemaskan kaki dan tangannya setelah seharian ini berkutat dengan berbagai macam bunga. Ya. Bisa dikatakan hari ini toko bunganya cukup ramai.

Ketika sedang asyik menonton drama favoritnya, tiba-tiba hp Haeun bergetar. Haeun pun mengambil hpnya dan dia melihat nama Seoku pada layar hpnya. Sebuah video call yang rutin mereka lakukan setiap harinya. Cepat-cepat Haeun mengangkatnya.

"Hai, Sayang. Apa kau menunggu telepon dariku?"

"Ah, tidak juga"

"Eii, benarkah? Tapi sepertinya tidak begitu", kata Seokmin di seberang sana dengan nada mengejek.

"Kau terlalu percaya diri, Seok"

"Mm, kalau begitu aku matikan saja ya. B-"

"Yak! Apa yang kau lakukan!", potong Haeun dengan cepat sebelum Seokmin memutus sambungan video call mereka.

Seokmin tertawa dengan sangat keras melihat reaksi dari Haeun.

"Katakan saja kalau kau rindu padaku. Iyakan? Iyakan?"

"Kau sudah tau jawabannya"

"Uuuh, kau sangat menggemaskan Haeunku", Seokmin bersikap seolah bisa mencubit Haeun.

Haeun hanya tertawa melihat tingkah kekasihnya itu.

"Haeunku terlihat kelelahan. Apa hari ini kau bekerja dengan sangat keras?"

"Ya, hari ini toko sangat ramai. Banyak sekali anak muda yang memesan bunga untuk kekasihnya. Aku sedikit iri dengan itu"

"Tenang saja. Setelah kembali, aku akan membelikan bunga sebanyak yang kau mau. Bahkan aku akan membeli seluruh bunga yang ada di dunia ini jika kau menginginkannya"

"Haha.. Jangan berlebihan, Seok", Haeun tertawa mendengar Seokmin. Seokmin pun ikut tersenyum melihat keindahan yang ada di layar hp nya.

"O iya, aku punya kejutan untukmu"

"Apa itu?"

"Lusa aku akan kembali ke Korea"

"Hah? Benarkah? Kau tidak sedang menipuku kan?"

"Eii, tentu saja aku tidak menipumu"

"Tapi bukankah seharusnya kau masih 1 bulan lagi di sana?", Haeun mengerutkan dahinya heran.

"Jadi kau tidak senang aku kembali dan ingin aku lebih lama di sini?"

"Eii, kau tak bukan itu maksudku. Tapi.. bagaimana bisa?"

"Tentu saja bisa. Aku menyelesaikan semuanya dengan lebih cepat jadi aku diijinkan untuk kembali lebih dulu dari yang lainnya. Lagi pula aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan calon istriku"

"Em, baiklah baiklah aku percaya", Haeun tersenyum simpul menahan malu. Dia selalu saja seperti itu ketika Seokmin memanggilnya sebagai calon istrinya.

"Jadi, apa ada yang kau inginkan? Kau mau oleh-oleh apa? Setidaknya aku masih punya satu hari untuk membelinya"

"Aku hanya ingin kau selamat sampai di sini. Itu sudah cukup bagiku, Seok"

"Wah, sekarang Haeunku juga sudah pandai menggombal rupanya. Tentu saja aku sampai di Korea dengan selamat dan segera menyiapkan pernikahan kita. Jadi kau harus tetap menungguku sedikit lagi"

"Kau tau aku akan selalu menunggumu, Seok. Ah ya, apa kau sudah makan?"

"Ya. Tadi aku sudah makan burger dan spaghetty"

"Yak! Sudah ku bilang berhentilah memakan fast food. Itu tidak baik untuk kesehatanmu. Kau harus makan nasi!"

"Iya, Sayang", jawab Seokmin sambil tersenyum, "Aku merindukanmu ketika kau memarahiku seperti ini"

"Jadi kau suka aku marah-marah?"

"Aku suka semua tentangmu. Tapi aku paling menyukai senyumanmu"

"Berhentilah menggombal, Seok", Haeun menahan senyumnya.

"Aku serius. Aku tak menggombal. Oh ya, apa kau sendiri sudah makan?"

"Aku belum lapar. Lagi pula aku masih ingin berbaring seperti ini"

"Yak! Kau memarahiku karena fast food tapi kau sendiri bahkan belum makan?"

"Iya iya. Aku janji akan makan setelah ini"

"Em. Makanlah yang banyak. Aku tak mau melihatmu bertambah kurus ketika aku pulang nanti. Kalau begitu, aku tutup dulu ya. Aku masih harus mengurus berkas terakhirku besok. Aku mencintaimu, Haeunku"

"Aku juga mencintaimu, Seoku"



^-^ tbc ^-^

A Piece Of You [Lee Seokmin] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang