(Masih) satu bulan yang lalu...
Hari kepulangan Seokmin pun tiba. Sejak semalam Seokmin sudah memberi tahu Haeun jam keberangkatannya. Seokmin akan mengambil penerbangan paling pagi hari ini dan kira-kira akan sampai pada tengah hari nanti. Jadi pagi ini Haeun masih terlihat sibuk seperti biasa di toko bunga. Menata dan menyirami bunga-bunga serta merangkai beberapa pesanan untuk hari ini. Setelah siang, dia baru akan meminta ijin untuk menjemput Seokmin di bandara.
Namun, ketika sedang mengambil bunga mawar, tiba-tiba saja tangan Haeun tertusuk duri. Tak biasanya hal itu terjadi. Tanpa pikir panjang, Haeun segera membersihkan lukanya dengan tisu lalu melanjutkan pekerjaannya kembali karena masih ada beberapa rangkai yang harus ia selesaikan.
Kini Haeun sedang sibuk merangkai bunga krisan untuk seorang kakek. Tiba-tiba saja pintu toko dibuka dengan keras. Hal tersebut membuat semua yang ada di sana tersentak kaget, termasuk Haeun. Terlihat tiga orang perempuan yang terengah-engah di depan pintu.
"Nami? Yoora? Subin? Apa yang kalian lakukan?", tanya Haeun setengah berteriak.
Ketiga perempuan itu langsung berlari ke arah Haeun dan memeluknya dengan erat. Haeun bingung, Dia tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Kenapa tiba-tiba ketiga sahabatnya datang dan memeluknya seperti ini?
"Hei, ada apa? sebenarnya kalian ini kenapa?", tanya Haeun yang masih dalam dekapan ketiga sahabatnya itu.
Perlahan pelukan mereka merenggang. Subin meminta ijin pada pemilik toko untuk berbicara sebentar pada Haeun. Pemilik toko pun mengangguk. Kemudian Yoora mengajak Haeun untuk duduk di salah satu kursi yang ada di sana.
"Sebenarnya ada apa sih? Kenapa tiba-tiba kalian datang dan memelukku seperti tadi?"
Hening. Tidak ada yang berniat untuk membuka suara di antara ketiga sahabatnya itu.
"Hei, ada apa? Kalau memang tidak ada yang mau dibicarakan, aku akan kembali bekerja saja", Haeun hendak berdiri namun berhasil ditahan oleh Nami.
"Haeun", Nami menghembuskan nafasnya perlahan, "apa Seokmin akan kembali hari ini?"
"Em, ya", Haeun mengangguk semangat. Dia memperlihatkan senyuman manisnya. "Aku sangat senang sampai aku lupa memberi tahu kalian. Maaf ya", kata Haeun masih sambil tetap tersenyum dan merangkul Nami serta Yoora yang duduk di sampingnya. Namun mereka tetap diam. Bahkan Yoora yang biasanya sangat cerewet pun sekarang hanya diam seribu bahasa.
"Tunggu", Haeun menyadari sesuatu, "tapi bagaimana kau tau, Nami?"
Merasa tidak mendapat jawaban, Haeun kembali bertanya.
"Hei, ayolah. Kalian ini kenapa sih? Kenapa kalian terus saja diam? Ada apa sebenarnya? Nami? Yoora? Subin?", Haeun menatap sahabatnya satu persatu.
Yoora yang sejak tadi menunduk, mengeluarkan hp dari dalam tasnya, membuka sesuatu dan memberikan hp itu pada Haeun. Haeun mengerutkan alisnya. Dia tak mengerti kenapa Yoora malah memberikan hpnya. Karena penasaran, Haeun pun menerimanya dan membaca artikel yang ada di hp Yoora.
Bruk
Seketika Haeun merasa tubuhnya sangat lemas. Hp Yoora pun terlepas dari genggamannya.
"Tidak! Ini pasti salah! Ini tidak benar!", Haeun terus menggelengkan kepalanya. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.
"Tenanglah, Haeun, tenang"
Yoora dan Nami pun mendekap tubuh sahabat mereka itu. Begitu juga dengan Subin yang sedari tadi berdiri di depan Haeun.
"Aku akan menelepon Seokmin! Aku akan membuktikan kalo berita itu tidak benar!"
Haeun sudah tidak dapat membendung air matanya lagi. Kini pipinya sudah basah oleh air mata yang mengalir dengan deras.
"Tidak! Seokmin... tidak! Ini tidak mungkin!"
Setelah itu, Haeun merasa sangat pusing dan dia pun jatuh pingsan. Nami panik. Dia berusaha untuk menyadarkan Haeun. Begitu juga dengan Subin. Sementara Yoora meminta bantuan pada orang-orang yang ada di toko untuk mengangkat Haeun ke mobilnya agar Haeun bisa segera dibawa ke rumah sakit.
^-^ tbc ^-^

KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece Of You [Lee Seokmin] ✔️
Kısa Hikaye"Maukah kau menjadi pagi, siang, dan malamku?" • Agustus 2017 • • HAF •