Music : By Your Side - Jonas Blue;Raye
•••
Langit melihat ke arah taman. Taman mini buatan Lintang kini tumbuh subur. Lintang sedang mengais tanah dengan sekop kecil. Papanya duduk santai dengan kaki terlipat yang disuguhi kopi dan koran.
"Hei Lin! Mau kau apakan lagi itu taman? Tak cukupkah itu bunga kau kubur di sana?"
Mamanya datang dengan sepiring Bika Ambon dan Bolu Meranti. Suguhan kue berwarna kuning itu tampak menggugah selera Langit.
"Mak aku mau minta satu."
Langit bangkit dari duduknya. Menarik kursi anyaman itu dengan gesit. Mamanya meletakkan Bika Ambon dan Bolu Meranti dalam dua piring.
"Buat sendiri Ma?" tanya Papa Langit.
"Iyalah."
"Kamu nggak kuliah La?" Kali ini giliran Langit yang ditanya papanya. Langit yang masih mengunyah bolu dengan cepat meneguk air mineral.
"Nanti siang Pa. Cuma satu matkul hari ini."
Papanya mengangguk cepat lalu membenarkan letak kacamatanya. "Kamu emang nanti mau naik apa? Papa soalnya mau anter Mama ke swalayan."
"Bawa mobil aja deh."
Langit kembali mengunyah bolunya. Lalu beranjak pergi saat air mineralnya abis. Bertepatan dengan ia masuk kedalam rumah, dering telepon rumahnya terdengar.
Ia bergegas menuju gagang teleponnya. Lalu dengan nada datar ia menjawab, "Halo, kediaman Bapak Soedjodjono di sini."
"Woi Langit! Ini awak, Ragda."
"Njir gue kira siapa. Mau apa Da nelepon?"
"Temen awak anak PGSD minjem catetan Bu Yena. Katanya doi abis kena hukuman."
"Bu Yena? Njir gila tuh anak. Bentar-bentar kayaknya ada. Emang dia kena hukuman apa?"
"Tak taulah awak. Amanat ini."
"Oke oke. Eh kenapa gak minta sama anak jurusannya aja? Maksud gue, kenapa gak liat gitu?"
"Awak kurang taulah. Katanya takut Bu Yena periksa itu catatan. Biar lengkap katanya."
"Oh emang sama ya materinya?"
"Sama atau tidak biarkanlah. Bisa kam bawa hari ini?"
"Dasar hahaha. Bisa-bisa."
"Oke sip. Sudah dulu ya La. Awak mau main lagi ini. Dah La."
"Bye Da."
•••
Tear it up, tear it down
Gettin' lost in the sound of our hearts beatin'
Take me here, take me now
Gettin' lost in a crowd with youUp all night
I waited for you all my life
Hold my hand and keep me close
I'll never let you go
No, not tonight
Keep me by your side
Keep me by your side
Keep me by your side,By, by your side,
By, by your side,
By, by your side,
Your-your-your-your-your-your side,
By, by your side,
By, by your side,
By, by—
Keep me by your side,
By, by your side,
By, by your side,
By, by your side,
Your-your-your-your-your-your side,
By, by your side,
By, by your side,
By, by—
Keep me by your sideLangit menyetel radionya dengan keras. Ia ikut menggoyangkan kepalanya saat musik dari Jonas Blue berputar. Suara dari si Cantik Raye menggema, menemani macet siang ini.
Dengan terpaksa Langit harus memutar melewati sekolah Lintang. Sekolahnya lenggang karena hari Sabtu ini libur. Pepohonan kapas menyambut Langit. Buahnya mulai berwarna kecokelatan. Lalu terselip kapas putih di sana. Langit memelankan laju mobilnya ketika di gang itu ada sebuah mobil yang mundur.
Mobil dengan warna hitam itu mundur sampai mentok dengan ruas gang. Langit menunggu, tak kurang dari lima menit mobil itu berhasil keluar. Tapi satu hal yang membuat Langit membatu.
Tadi itu, Lintang dan Dia.
🐾🐾🐾
Eh kemaleman wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru dan Langit ✔
Fiction généraleC O M P L E T E D 15+ "Jatuh cinta itu mudah, yang sulit itu, hanya pada siapa kita bermuara?" Biru Andani menyukai dua hal, buku dan cokelat. Sedangkan Langit Antara, menyukai tiga hal; awan, hujan dan biru. Langit selalu menatap awan, berharap cem...