"Eh tuh cewe kemaren, berangkat sama siapa ya dia, pacar nya kali bodo ah kok gue jadi kepo gini biasa nya aja gapernah" kata Ivan dalam hati sambil memperhatikan Gita dan Barra yang sedang boncengan."Yok Git kekelas" kata Barra mengajak ku.
"Gue sama Riska aja lo duluan gapapa" kata ku menolak.
"Yauda deh bye" kata Barra meninggalkan ku."Riskaaa lo ini gimana si make ngasih tau rumah gue ke Barraaa" kata ku ngomel di samping Riska kesal.
"Gita Gita yauda si gapapa. lagian cewe mana si yang gamau sama Barra udah ganteng, anak futsal, Pinter juga mayan, masa lo gamau" kata Riska sambil melepas jaketnya.
"Yaa biarin kan gue baru kenal jugaa ntar orang orang ngira gue siapa nya lagi"
"Ya gapapa bagus wkwkk" kata Riska sambil nyengir.
"Ihh tau ah lo mah udah yok kekelas"
Ajak ku sambil menarik tangan Riska.
***
Bel masuk berbunyi, jam pelajaran dimulai. Hari itu jam pertama ku adalah pelajaran Seni Budaya.
"Pagi semua" sapa bu Rina sambil memasuki kelas kami.
"Pagi bu" jawab kami bersamaan.
"Anak anak hari ini kita akan belajar tentang seni musik. Sebelumnya disini ada yang hobby bernyanyi atau bermain alat musik?" tanya bu Rina.
Banyak diantara kami mengangkat tangan salah satunya aku.
"Baiklah karna banyak dari kalian yang suka dengan musik, jadi Ibu lebih mudah mengajarkan kalian"
Setelah itu kami mulai pelajaran dengan mempelajari teknik vokal dan alat musik.5 menit sebelum pelajaran berakhir bu Rina memberi tugas kepada kami dan 2 minggu lagi praktek.
"Anak anak 2 minggu lagi kita praktek per orang menyanyikan satu lagu menggunakan alat musik. Ada yang ingin ditanyakan?" kata bu Rina. "Bu nyanyi nya lagu apaan?"
"Dangdut yaa bu aseeek hahaa"
"Jangan bu Rock aja"
"Ihh lagu koreaa ajaa kan keren Exooo terlovee" sahut salah satu anak cewe.
"Dih alayy lo"
Kelas ku seketika seperti pasar. Yap ribut.
"Udah diem diem, nyanyinya terserah lagu kebangsaan, pop, rock, dangdut atau apa terus alat musiknya juga terserah kalian, jelas?" kata bu Rina menjelaskan.
"Jelasss bu" jawab kami serempak.
Setelah itu bu Rina meninggalkan kelas kami karna waktu jam pelajaran hampir selesai.Di kantin.
"Git, lo mau nyanyi apa? Terus alat musiknya apa? gue gitar ajalah minta ajarin sodara gue" tanya Riska.
"Guee nyanyi apa ya.. ntar lah, kalo alat musiknya gue pinginnya gitar tapi gada yang ajarin paling ntar gue belajar dari buku aja gue juga udah paham dikit dikit sih main gitar" kata ku bingung.
"Ih tapi susah loh belajar gitar dari buku, belajar langsung aja susah"
"Nothing Impossible kan biarin ah gue coba dulu"
"Yauda deh terserah lo" kata Riska."Git, ke kelas yok udah kan makannya? " ajak Riska.
"Iya udah, lo duluan aja gue mau ke perpus cari buku buat belajar gitar"
"Yaudah gue kekelas duluan ya byee"
Lalu Riska meninggalkan ku, dan aku segera menuju perpus.Di perpus.
Aku duduk sambil membaca buku yang aku ambil tadi. Yap buku untuk belajar gitar.
Tiba tiba ada yang menggeser kursi di samping ku dan duduk disitu sepertinya cowo. Aku tak menghiraukan, masih asik dengan buku ku.
Tukkk!
Suara pulpen jatuh.
Aku mengambil pulpen itu, kukira itu adalah pulpen ku.
"Awwww!" kepala ku tersantuk dengan kepala cowo di sebelahku.
Ternyata kami sama sama mengambil pulpen itu dan posisi kami sekarang berhadapan sehingga kepala kami saling terpentuk.
"Aduhh sakittt! ini kan pulpen gue ngapain lo mau ngambil juga, moduss lo yaaa" kata ku ngomel sambil memegangi kepala ku yang sedikit sakit.
"Ini pulpen gue" kata cowo itu datar dan mengambil pulpen nya.
"Ihhh sini itu pulpen gue" kataku ingin merebut pulpen nya.
"Itu pulpen lo" kata cowo itu menunjuk pulpen ku dimeja. Ternyata pulpen ku masih tergeletak di meja. Aku hanya menggaruk garuk kepala yang tidak gatal.
"Eh sorry... Abis pulpen nya hampir sama si kaya pulpen gue" kataku agak gemetar karna malu.
"Dasar cewe" kata cowo itu cuek.
Lalu cowo itu melanjutkan membaca bukunya.
"Eh tuh cowo baca buku chord gitar, pasti dia bisa main gitar" kataku dalam hati sambil melirik buku yang cowo itu baca. Pas aku lihat lihat sepertinya itu cowo yang kemarin menolongku.
"Lo cowo yang kemaren kan?" Tanya ku sambil memperhatikan cowo itu.
"Iya" kata nya tetap asik membaca buku nya.
"ihh nengok kek bentar apa gimanaa jutek banget ini cowo!" kataku kesal dalam hati.
Lalu aku meninggalkan cowo itu dan pergi kembali ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku kamu dan Ilusiku
Teen FictionLo itu Ilusi gue, tapi sampe sekarang gue belum tau Ilusi ini bener nyata atau semu. -Gita Bahkan lo ga pernah sadar ttg perasaan gue, dan seharusnya gue yang sadar kalo lo cuma ilusi. -Barra