"Gausa deh, gue ada janji sama anak futsal. Gue balik ya byee" Barra meninggalkan ku dan melaju kencang dengan motornya.
"Kok Barra jadi jutek banget gitu ya? Bawa motor nya kebut banget lagi tadi.. "Aku pun masuk kedalam rumah dengan perasaan yang masih bingung.
"Bunga dari siapa?" kata kak Ivan melihat ku yang membawa sebucket bunga. Aku masih diam melamaun tak ada jawaban.
"Gita? " kata kak Ivan menyadarkanku dari lamunanku.
"Eh iya kak kenapa? " kata ku sedikit kaget.
"Lo kenapa kok ngelamun? Itu bunga dari siapa? " tanya kak Ivan.
"E..nggapapa kok kak, ini tadi dari Barra" jawabku.
"Oh" kak Ivan menjawab dengan sangat singkat tidak peduli dan asik meneruskan permainan gitarnya.---
"Barra itu siapa ya, cowo yg wktu itu brgkt sekolah brg Gita kali ya.. " kata Ivan dalam hati.
---
"Yauda gue lanjutin ya main gitar nya lo perhatiin" kak Barra melanjutkan permainan gitarnya tetapi aku masih tetap melamun memikirkan Barra tadi.
"Dari matamu buat ku jatuh, jatuh terus jatuh ke hati... "
"Gimana? Paham kan? " tanya kak Ivan dan aku masih tetap melamun."Barra kenapa sih kok jutek bgt tadi pas denger nama kak Ivan, raut mukanya itu berubah gitu kaya org marah eh apa dia cemburu yaa.. Terus dia bawa motor kebut bgt ntar kalo dia kenapa kenapa gimana"
Kata ku dalam hati memikirkan Barra."Gita lo kenapa si ngelamun mulu?"
"Eh sorry sorry kak gapapa kok yauda lanjutin kak main gitarnya yg tadi" jawabku.
"Kan udah selsai barusan" raut wajah kak Ivan langsung berubah menjadi datar.
"Haa? Gue ga denger hehe sorry dehh" kataku polos.
"Dasar. Skrg serius belajarnya klo ga gue ga mau ajarin lagi" kata kak Ivan cuek.
"Iya kak sorry" kata ku mengambil gitar dan mulai memetik senar senarnya mengikuti kak Ivan.---
"Gita ngelamunin apa sih dr td, apa dia kepikiran cowo itu ya.. " kata kak Ivan dalam hati.
---Tak lama dari itu mama keluar dari dalam.
"Eh ada nak... Siapa ya ini Barra ya? Eh bukan bukan Ivan yaa?" kata mama ceplas ceplos.
"Iya tante" Kak Ivan tersenyum membalas pertanyaan mama.
---
"Barra? Bukannya nama cowo itu ya kok mama Gita tau? Berarti cowo itu udh sering dong main kesini.. Yaelah ngapa gue jd kepo gini ah" kata Ivan dalam hati
---"Mamaa nanti dulu ganggunya aku lagi belajar gitaaar.. " kata ku setengah merengek agak kesal.
"Yauda mama tinggal dulu ya. Tante tinggal dulu ya" kata mama sambil tersenyum sok manis yang manis nya ngalahin senyumku bisa bisa bikin kak Ivan kepincut sama mama dan aku pun kalah saing, eh apasih gajelas wkwkw. "Iya tantee" kata kak Ivan sambil tersenyum manis. Manis bangettt. Baru kali ini aku melihat kak Ivan tersenyum tulus seperti itu."Kak ini udah mau malem lo balik malem gapapa? Atau lo mau pulang sekarang? Tapi tanggung nih dikit lagi gue bisa sampe bait lagu ini" kataku menunjuk bait lagu di buku catatanku.
"Yauda gpp selsain dlu smpe lo bisa" kata kak Ivan singkat.
Aku mengulang ngulang kunci gitar nya dan memetik senar nya sedangkan kak Ivan sibuk membaca komik yang ia bawa dari rumah sepertinya.
15 menit kemudian aku mulai lancar memainkan gitar nya walaupun kadang masih salah salah memetik senarnya.
"Kak udh ah cape gue segini dulu, ini tinggal bait lagu terakhir kok yg gue belum bisa. Lagian uda mlm juga gaenk sama lo" kataku meletakan gitar nya disebelahku.
"Yauda gue balik, mama lo mana gue mau pamit" kak Ivan memasukan gitar dan komiknya kedalam tas.
"Mamaa, kak Ivan mau pamit" teriakku dari ruang tamu.
Mama pun muncul dari ruang dalam menghampiriku dan kak Ivan.
"Udah belajar gitarnya?" tanya mama. "Udah ma" jawabku.
"Yauda yuk kita makan malem dulu" ajak mama tersenyum.
"Tapii... Ini kak Ivan mau pamit balik dulu"
"Ih kamu ini gimana si Ivan nya ikut makan malem bareng lah mama uda masak" kata mama.
"Gaus..." kata kak Ivan menolak tetapi mama terlebih dahulu memotong tolakan kak Ivan.
"Kamu masa nolak nak ayuk udah makan dulu ya kamu kan udah lama juga disini pasti laper" rayu mama sambil tersenyum.
"Yauda iya tantee hehe" kata kak Ivan tertawa nyengir.
Aku hanya diam agak bete dengan mama kenapa harus mengajak kak Ivan makan malam bareng kan maluu apalagi hobi mama kan ngeledekin aku bisa bisa mama bilang yang ngga ngga ntarrr iwwwwh.Di ruang makan.
"Ivan satu kelas sama Gita?" tanya mama.
"Engga tante, Gita Adek kelas saya" jawab kak Ivan.
"Ohh kakak kelas Gita" kata mama basa basi. Kak Ivan hanya membalas dengan tersenyum.
"Gita jadi cowo kamu Barra apa Ivan yaa.. Hehee" Mama meledek ku.
"Ihhh mama ngga lohh" kataku malu malu.Setelah selesai makan malam bersama, kak Ivan pamit pulang dengan mama karna hari pun sudah malam jam menunjukan pukul setengah delapan malam.
"Tante saya pamit pulang dulu ya udah malem hehe" kata kak Ivan kepada mamaa.
"Iya Ivan jangan sungkan sungkan ya main kesini lagi hehe"
Aku dan mama hanya tersenyum.
Lalu kak Ivan meninggalkan halaman rumahku dengan motornya untuk pulang kerumahnya."Barra atau Ivan?" kata mama melirik ku meledek.
"Mamaaa.. " kataku manjaa merengek.
"Hehe yauda deh yuk masuk" mama menutup pintu, aku dan mama masuk ke dalam rumah."Eh itu kan komik kak Ivan, loh ketinggalan! Gue simpen aja deh besok gue balikin" aku mengambil komik kak Ivan yang tergeletak dibawah meja ruang tamu ku.
---
"Gita lagi ngapain ya... Gue WA aja apa ya gaenak tadi gue udah jutek sama dia.. " kata Barra ngomong sendiri sambil melamun di tempat tidurnya. Akhirnya Barra mencoba menghubungi Gita melalui WA.
[Malem Gita, lo lagi ngapain?]
Barra menekan tombol send pada layar hp nya.
5 menit."Eh Barra nge Wa" Gita melihat pesan masuk dari Barra di hp nya.
Akhirnya Gita membalas pesan dari Barra.
[Gita : Malem juga Barr, lagi baca buku]
[Barra : Gita gue mnta maaf ya tadi jutekin lo]
[Gita : Eh iya gapapa, lo kenapa tadi?]
[Barra :Gppa takut ganggu lo sm Ivan aja td hehe]---
"Kan bener td Barra jutekin gue, knapa ya dia. Apaa dia cemburu beneran.."
Esoknya di sekolah.
Pagi itu sekolah kembali ramai dengan murid murid. (Yaiyalah namanya juga sekolah klo kebun binatang bru rame hewan wkwk)
Ketika aku melewati koridor sekolah tak sengaja aku melihat kak Ivan berjalan menuju kelasnya.
Aku pun berniat memanggil kak Ivan ingin mengembalikan komiknya yang ketinggalan dirumahku.
"Kak Ivan! " teriakku cukup keras.
Kak Ivan menengok ke arahku berhenti.
"Kak ini gue mau balikin komik lo ketinggalan" aku menyodorkan komik milik nya.
"Thanks" kak Ivan mengambil komik itu lalu kembali berjalan meninggalkanku.
"Eh kak tunggu, kita kapan belajar gitar lagi? Tinggal berapa hari lagi tesnya"
Kak Ivan menghentikan langkahnya menengok ke arahku.
"Nanti latihan terakhir pulang sekolah di atap sekolah" kak Ivan melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan jawabanku dan berlalu."Ih ga berubah berubah ya tetep aja cuek gitu" aku sedikit kesal lalu meninggalkan tempat itu dan kembali menuju kelas.
"Gitaa!" panggil seseorang agak keras.Lebih tepatnya teriak seseorang
Ternyata itu adalah Riska. Riska berlari terbirit birit ke arahku seperti habis dikejar mantan, eh dikejar anjing maksudnya hehe."Gitt gawatt!" kata Riska dengan nafas terengah engah tak sempurna.
"Kenapaa Ris? Ngomong yang jelas jangan setengah setengah udah kaya perasaan doi aja setengah setengah"
"Ihh lo malah curcol! Ituu si Barraaa"
"Barraa kenapa Ris?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku kamu dan Ilusiku
Roman pour AdolescentsLo itu Ilusi gue, tapi sampe sekarang gue belum tau Ilusi ini bener nyata atau semu. -Gita Bahkan lo ga pernah sadar ttg perasaan gue, dan seharusnya gue yang sadar kalo lo cuma ilusi. -Barra