5 - Tentang kamu dan dia

90 8 2
                                    

"Alaah cewe lo yaaa, Shitt Gc bgt sih lo keduluan kan gue!" kata Dika agak meledek.
"Bukan sih tapi calon wkwkwk" kata Barra tertawa.
"Ih Barraaa udah ah gue mau masuk kekelas lo balik sana ke kelas"
"Ih Gita iyaiyaa siap wkwk" kata Barra meledek Gita.

Dikelas.
"Eh knapa muka lo pagi pagi udah ditekuk gitu" kata Riska menyindirku. "Itu si Barra rese aja pagi pagiii" kata ku sambil meletakan tas ku di kursi.
"Kenapa emang dia?" tanya Riska.
"Dia itu ngikutin gue mulu dari lantai bawah sampe depan kelas, trs dia blg gue calon cewe dia lagi ihh"
"Hahahahaha lo ini lucu bgt si org mah seneng diikutin cogan kaya gitu lo malah bete. Ya baguslah smoga lo bnran jd cewe dia hahaa" kata Riska meledek.
"Ihh lo malah nambah nambahin makin bete gua ah" kata ku ketus.

Bel Istirahat berbunyi. Aku dan Riska menuju kantin untuk mengisi perut yang sudah berbunyi.
Ketika menuju kantin.
"Kak Ivann, kapan ajarin gue lagi? "
Kata ku yang melihat kak Ivan sedang membaca buku didepan kelasnya dan menghampirinya. Kebetulan aku dan Riska melewati kelasnya.
"Terserah lo" kata dia datar sambil tetap fokus dengan buku bacaan nya.
"Yauda ntar gua WA lo ya"
Kak Ivan hanya mengangguk tanpa melirik ku sedikit pun.
"Yauda kak byee" lalu aku meninggalkan kak Ivan.

"Lohh belajar apaan? Lo udah kenal sm dia? Kok ga cerita sama gue? Kan benerr yang waktu di caffe itu hayoo" kata Riska sambil melirik ku tajam agak meledek.
"Ah kepo lo mah, ih apaan si engga Riska" kata ku datar.
"Engga salah kann? Whahaha ceritainn cup"
"Ih yauda ntar aja di kantin gue ceritain"

Di Kantin.
"Git ayok katanya mau ceritaaa uda kepo gue ini"
"Ceritaa ga yaaa" kata ku sambil melirik keatas kesampingg.
"Ihh lo mah gitu ngambek gue kalo lo ga cerita" Riska menekuk mukanya cemberut.
"Yaelaah gitu doang iya gue ceritain" aku pun mengalah dan menceritakan tentang kak Ivan.
"Jadi waktu itu gue ketemu dia di perpus yg gue cerita ke lo gajelas itu trs dia nolongin gue ambil buku di rak bagian atas soalnya gue ga nyamp
..."
"Azz gila sosweet pasti itu kaya di film film gituuu, lanjutlanjut" kata Riska memotong ceritaku.
"Terus dia pegi gitu aja, nah terus lagi pulangnya ban gue kempes dia nolongin gue nganter gue balik"
"Haaa? Lo udah balik brg dia dan gue gatauuu! Ih gila dia jutek jutek gtu baik juga ya padahal kan gakenal sm lo tapi kok bisa kebetulan ketemu ya" kata Riska lagi lagi memotong ceritaku.
"Ya mana gue tauu, lo mah motong cerita gue mulu mau lanjut gaa"
"Hehee maaf oke lanjut, ga gue potong lagi kok hihi" sambil mengangkat tangan nya dan dua jarinya membentuk tanda piece.
"Terus gue ketemu dia lagi di caffe itu, nah kemaren pas lewat aula gue ga sengaja liat dia main gitar yauda gue masuk. Terus itu guee ada ide minta ajarin gitar sama dia. Yah sebernya itu ide lo pas di caffe si ya. Walaupun malu bgt gue mnta ajarin dia pdhal blm kenal. And then setelah gue bujuk pun dia mau. Pulangnya gue ke atap sekolah belajar gitar sama dia dan dari situ gue kenal dia. Sebelumnya gue jga belum kenalan sama dia, gitu. "
"Ohhhhhh gituuuu, tapi kok bisa kebetulan banget ya lo ketemu dia teruss. Jangan jangan jodohh whahaha. Ehh padahal denger denger dia itu anti gitu loh sama cewe terus kok sama lo kaya gitu yaa"
"Ah lo sotau, dia juga cuek gitu kok sama gue. Udah ah biarin yg penting ada yanh ajarin gue main gitar" kata ku sambil meminum minuman yanh sudah ku pesan tadi.
"Terus si Barra gimana?" tanya Riska penasaran.
"Dia semalem main kerumah gue, dia asik si baik kdg nyebelin tpi"
"Wahh parah si Barra Gc bgt haha. Jadi Barra atau kak Ivan? " Riska menyenggolku meledek.
"Azz apaan sih ngga udah ah makan makan. " jawabku.

Sambil menunggu jam Istirahat habis aku memainkan hp ku.
"Ah mending gue WA aja deh kak Ivan tes nya kan tinggal 1 minggu lagi gawat gue kalo ga bisa bisa" Aku mencari kontak kak Ivan dan mengirim pesan melalui WA.
[Kak Ivan ini Gita, kapan mau ajarin gue main Gitar lagi? Tes nya seminggu lagi soalnya] lalu aku menekan tombol send dan mengirimkan pesannya.
5 menit aku menunggu tidak juga ada jawaban.
Tingg!
Dan akhirnya hp ku berbunyi tanda pesan masuk. Aku segera mengecek hp.
[PROMO.Paket 8GB + 5GB 4G untuk pembelian Pulsa Internet 100rb di outlet terdekat. Berlaku sd 31 Juli.S&K] dan ternyata pesan dari operator kartu hp ku.
"Ihhhh kirain dari kak Ivan dasar operator nyebelin! " kata ku kesal.
Tingg!
"Ah pasti operator lagi" kata ku mengecek hp dengan malas.
[Nnti plang sekolah gue ga bsa, ntar sore aja trsrah lo dmna]
Ternyata kali ini tidak sia sia aku mengecek hp karna pesan masuk nya dari kak Ivan.
[Oke kak gue kerumah lo aja biar lo ga repot]
[Gue aja kermah lo]
[Tapii kan ngerepotin lo, emg lo masi inget juga rumah gue?]
[Gpp]
"Ihh gue nanya malah di gpp in singkat padat jelass banget" kataku kesal setelah membaca pesan balasan kak Ivan.
"Hayoo loh kenapa ngomel sndiri? " tanya Riska disebelahku.
"Gapapa" kataku singkat. Lalu Riska merebut hp ku dan membaca pesannya.
"Riskaaa siniin hp nya! " Aku merebutnya tetapi Riska mengelak.
"Tunggu" kata Riska membaca pesannya. Aku pasrah hanya diam di tempat duduk dengan muka cemberut. Lalu Riska mengembalikan hp ku.
"Ciee yang mau diajarin Gitarr, eh udah ada kontak WA nya aja yaa wkwk" Lagi lagi Riska meledekku.
Aku hanya diam tak tau mau menjawab apa.

Sorenya aku menghubungi kak Ivan melalu WA
[Kak jadi kan?] 2 menit.. 5 menit...
10 menit... 15 menit... Tetap tak ada jawaban.
"Ah elah mana si gue uda siap dari tadi" aku sebal menunggu di ruang tamu dengan pakaian yang sudah rapih.
-Telfn masuk.
"Gue didepan rumah lo"
Tittt! Telfn nya mati.
Aku langsung berlari ke depan rumah.
"Kak Ivan sini masukin aja motor lo"
Aku meneriaki kak Ivan yang berada di halaman rumahku dari depan pintu. Kak Ivan pun memarkirkan motornya di halaman rumah ku dan turun dari motor dengan menggendong tas gitarnya.
"Sini kak masuk" kata ku sambil tersenyum.
Lalu kak Ivan masuk rumahku.
"Duduk dulu ya kak, gue bikinin min.."
"Gausa repot repot" kata kak Ivan datar memotong omonganku.
"Ah udh gppa bentar ya" aku meninggalkan kak Ivan di ruang tamu menuju dapur.

Ivan melihat foto foto Gita di meja sebelahnya.
"Cantik juga ya" kata Ivan dalam hati sambil tersenyum dan terus memandangi foto itu.
Beberapa lama Gita keluar dari dapur membawa 2 gelas minuman dan 2 toples makanan ringan.

"Sorry ya kak agak lama hehe" kata ku sambil tertawa nyengir.
Kak Ivan hanya tersenyum datar.
"Ohya kak make gitar gue apa lo"
"Pake gitar masing masing lo ikutin gue"
"Okee kak" aku mengambil gitar ku dan mulai memetik senar senar gitarnya dengan beberapa kunci yang sudah diajarakan kak Ivan.
"Kak ajarin gue lagu dari matamu dong gue mau perfom pas tes lagu itu, lo tau kan?" pintaku.
"Iya, lo ikutin gue" kata kak Ivan datar sambil ingin memulai permainan gitarnya.
"Kakk lo dulu dong sendiri cba, gue kan belum ngeh banget"
"Yaudah liatin"
Lalu kak Ivan memulai permainan gitarnya sambil bernyanyi.
"Matamu melemahkanku
Saat pertama kali ku lihat mu
Dan jujur, ku tak pernah merasa
Ku tak pernah merasa begini...
Oh mungkin, inikah Cinta pandangan yang pertama?
Karna apa yang kurasa ini tak biasa
Jika benar ini Cinta mulai dari mana? Oh dari mana...
Dari matamu, matamu kumulai jatuh Cinta
Ku melihat... "
Aku hanya diam terpaku melihat permainan gitar kak Ivan dan mendengar suara merdunya. Aku seperti terhipnotis melihatnya. Indah yahh sungguh Indah.
Tingg!
Tetapi tiba tiba bel rumah ku berbunyi, kak Ivan mengehentikan permainan gitarnya dan aku terpaksa menuju pintu untuk membuka pintunya.
"Eh bentar ya kak itu ada tamu" kata ku seraya meninggalkan kak Ivan.

---

"Motor siapa ini ya?" kata Barra melihat motor dihalaman rumah Gita.
"Gitaaa!" Ucap Barra sambil memencet bel pintu rumah Gita.

---

"Loh Barra? Lo ngapain?" aku kaget melihat kedatangan Barra.
"Gapapa hehe ini gue bawain bunga buat lo tadi dijalan lewat toko bunga gue liat ada bunga yang Bagus" Barra menyerahkan sebucket bunga segar nan harum untukku.
"Eh makasih lo repot amat masuk dulu yuk" kata ku mengajak Barra masuk.
"Itu motor siapa Git?" tanya Barra.
"Oh itu motor kak Ivan.. "
"Ha? Ivan? Kk kls itu? Dia ngapain disini? " ekspresi muka Barra berubah menjadi muka kesal.
"Iya Barr, dia ngajarin gue main gitar buat tes minggu besok" jawabku jujur.
"Oh gitu, yaudadeh gue pulang dulu ya gaenak ganggu lorang dua" kata Barra jutek.
"Ah engga ayok masuk aja gabung sama kita"

"What the fuck Kita? Terus kalo lo sama dia Kita, gue sama lo apa Git?" kata Barra kesal dalam hati. Ntah kenapa Barra jadi sensitif padahal hanya mendengar kata Kita, ia malah salah mengartikannya.

"Gausa deh, gue ada janji sama anak futsal. Gue balik ya byee" Barra meninggalkan ku dan melaju kencang dengan motornya.
"Kok Barra jadi jutek banget gitu ya? Bawa motor nya kebut banget lagi tadi.. "

Aku kamu dan IlusikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang