Aku tersenyum puas karna sudah menemukan cara untuk minta maaf dengan kak Ivan. Lalu aku pun tidur karena besok harus bangun pagi untuk menyiapkan nasi goreng spesial buat kak Ivan.
***
Jam weker ku berbunyi. Waktu menunjukan pukul 05.10. Aku bangun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi untuk cuci muka. Tanpa mandi terlebih dahulu, aku menuju dapur untuk memasak nasi goreng.
"Kok tumben udah bangun? " sapa mama melihatku di dapur.
"Gapapa ma mau bikin nasi goreng hehe"
"Mama aja yang bikin, kamu mandi aja sana"
"Ih gamau aku sendiri aja, lagian masih pagi juga dingin hehehe"
"Tumben tumbenan kamu rajin" kata mama bingung. Lalu mama meninggalkanku ke dalam.Setelah hampir 20 menit akhirnya nasi goreng buatan ku selesai.
"Yey finish!" kata ku senang melihat nasi goreng yang telah aku buat dan aku hias. Aku menghias nasi goreng nya dengan beberapa macam sayuran. Aku membentuk wajah tanda tersenyum diatas nasi goreng nya dengan timun, tomat dan sayuran lainnya.
"Huh semoga kak Ivan suka" kataku menutup wadah nasi gorengnya.Kemudian aku bersiap siap untuk sekolah.
Ketika semuanya sudah siap tak lupa aku menulis sebuah surat diatas kertas kecil.
Kak Ivan maafin gue yaa, please...
Gue janji ga bakal gitu lagi. Oh ya kalo lo masih mau, ajarin gue gitar lagi dong bait terakhir lagu itu gue belum bisa. Tapi kalo gamau gapapa kok, lo maafin gue aja gue udah seneng banget.
Sekali lagi maafin gue ya kak :((-Gita
Aku melipat suratnya dan memasukannya ke dalam paper bag bersamaan dengan kotak nasi gorengnya.
----
Ketika sampai di sekolah aku menuju kelas kak Ivan terlebih dahulu untuk meletakan nasi goreng beserta surat nya.
Sekolahan masih agak sepi karna baru jam setengah 7. Baru beberapa murid yang sudah datang di sekolah.Di depan kelas kak Ivan.
Aku masuk ke kelas nya, ternyata ada 2 orang teman cewe nya yang sudah datang. Mungkin hari ini adalah jadwal piket mereka, yah mungkin.
"Permisi, Kak, meja nya kak Ivan yang mana ya? Gue mau naro sesuatu"
Tanya ku kepada teman kak Ivan dikelas itu yang sedang menyapu kelasnya.
"Oh itu" kata cewe itu menunjuk salah satu meja.
Aku menuju meja itu dan meletakan paper bag yang berisi nasi goreng dan surat diatas meja kak Ivan.
"Makasih ya kak" kataku tersenyum ramah dengan teman kak Ivan.
"Iyaa" ia membalas tersenyum kepadaku."Huhh, untung temen kak Ivan yang tadi ga rese hehe" gumamku dalam hati.
Aku menuju kelasku dengan senyum lega.***
Di sekolah.
Ketika menuju kelas, Ivan tak sengaja melihat Gita baru masuk kelasnya.
"Tumben itu anak dateng pagi banget" ujar Ivan dalam hati memperhatikan Gita.
Lalu Ivan menuju kelasnya.
Ketika sampai dikelasnya, Ivan melihat diatas mejanya ada sebuah paper bag. Ia berfikir mungkin itu milik temannya.
Ivan menyingkirkan paper bag itu ke meja belakangnya.
"Kok taro sini, ini kan punya lo"
Kata temannya yang duduk dibelakang nya.
"Gue ga ngerasa" jawab Ivan datar tanpa menengok, ia sibuk membaca komik miliknya.
"Iyaaaaa, tpi td pagi ada cewe yang naro itu disitu katanya buat lo!" ujar teman Ivan itu meletakkan kembali paper bag nya di meja Ivan. Ia berbicara dengan nada agak ketus karena mungkin agak kesal mendengar jawaban Ivan yang sangat jutek.
"Tapi ini bukan punya gue" kata Ivan tetap sambil membaca komiknya.
"Yaudah bawa aja, awas aja lo taro di meja gue lagi!!"
Ivan hanya melirik temannya itu. lalu cewe itu kembali duduk ke kursinya, tepat dibelakang Ivan.
Ivan memutuskan untuk menyimpan paper bag itu daripada teman cewe nya itu marah marah lagi dan berbubah wujud menjadi kyubi ekor 7, yah tau sendiri kalo cewe marah gimana.Saat bel istirahat berbunyi aku dikelas sendiri menunggu kak Ivan,siapa tau ia kekelas mengembalikan tempat makanannya dan menerima permintaan maafku. Sementara Riska sudah pergi ke kantin. Tak sabar rasanya aku ingin menghampiri kak Ivan ke kelas dan meminta maaf langsung dengannya. Namun apa daya, jika aku melakukan hal itu mau ditaro mana image ku. Toh kak Ivan pasti hanya mengabaikanku.
"Kok kak Ivan ga kekelas sih huhh" ujarku mencoret coret bagian belakang buku tulisku.Tak lama, aku melihat ke arah jendela dan waw! Ternyata ada kak Ivan. Feeling ku benar kak Ivan pasti bakal kesini. Jantungku berdebar saat melihat kak Ivan makin dekat melangkahkan kakinya menuju pintu kelasku.
Tapi... Tidak. Bahkan ia tidak melirik ke arah kelasku sama sekali, ia hanya melewati kelasku saja. Huhhhh! Kesal batinku, padahal aku sudah ke PD an duluan.
"Apa mugkin kak Ivan gamau maafin gue ya.. "Jam pelajaran terakhir. Fisika. Yaa pelajaran fisika memang salah satu pelajaran favorit ku. Tapi tidak untuk kali ini. Dari bu Rahma masuk hingga pertengahan pelajaran aku hanya melamun memperhatikan buku pelajaranku tapi hanya mataku tidak dengan otak ku. Aku tak bisa fokus sama sekali ditambah mood ku yang jelek. Sedari tadi hanya satu yang aku fikirkan, jam pulang. Aku harap pulang nanti kak Ivan menghampiriku dan memaafkan ku huh semoga itu bukan hanya mimpi.
"Lama amat si jarumnya jalan, cepet geh cape gue nunggu nya" kataku melihat jam dinding didepan kelasku.
"5,6,7,8,9,10,11.." ujar ku dalam hati sambil menghitung detik jam."Okee sampai sini anak anak, paham semuanyaa? " tanya bu Rahma dengan suara lantang nya.
"Paham bu" jawab sekelas dengan kompak. Yaa hanya jawaban nya saya yang kompak. Mulut bicara, otak siapa tau hahaha. Paham paham padahal tidak ada yang paham dengan yang bu Rahma ajarkan, kecuali Andre, Astria, dan aku.Tapi untuk kali ini aku tidak masuk dalam pengecualian,yah sedari tadi kan aku tak memperhatikan penjelasan bu Rahma wajar saja aku tak paham."Baiklah kalo sudah paham semua, kerjakan tugas halaman 49 no 1-25 minggu depan dikumpul"
"Ahhhh tugas lagi.. "
"Pecah palak gue lama lama"
"Eta terangkanlaah.. "
"Tugas oh tugas huh! " desas desis satu kelas setelah bu Rahma memberikan tugas.Tringggg! Bel pulang berbunyi.
"Yeyyyy!" kata ku berdiri sambil mengangkat kedua tanganku, layaknya seperti menonton sepak bola dan tim kesayangan menge gol kan bola nya.
"Yeeeeee!" lanjut teman temn sekelasku mndengr bel pulang sekolah."Heyy semuanya tenang. Kalian ini kenapa, kamu juga kenapa Gita bahagia sekali.. " tanya Bu Rahma.
"Maaf bu hehe" aku langsung kembali duduk."Mari siapkan berdoa terlebih dahulu lalu kita pulang" kata bu Rahma.
Setelah itu aku dan teman teman sekelas berdoa. Dan setelah berdoa kami berbondong bondong keluar kelas untuk pulang.
Tapi tidak denganku, sekitar hampir 5 menit aku masih duduk diluar kelas menunggu kak Ivan sambil menengok kanan kiri mencari keberadaan kak Ivan."Gita, kok lo belum balik? Ayo balik"
Tanya Riska menghampiriku.
"Lo kok balik lagi? "
"Gue mau ambil buku ketinggalan di kolong meja, bentar" Riska kembali kedalam kelas mengambil bukunya.
Tak sampai 2 menit Riska kembali lagi menghampiriku.
"Yok balik" ujar Riska menarik tanganku.
Aku tetap duduk disitu.
"Gamau Riss" tolak ku.
"Lo ngapain coba? Bentar lagi sekolah sepii"
"Gue mau nunggu kk Ivan" kataku tetap menengok kanan kiri seperti orang hilang.
"Ha? Kak Ivan udah balik dari tadi kalii, lo ngaco"
"Serius??" tanyaku dengn muka yang sangat serius dan langsung mengalihkan pandanganku sepenuhnya kek Riska.
"Dua rius" jawab Riska.
Aku langsung menunduk dengan muka bete,sedih,galauuu. Itu artinya permintaan maafku tidak diterima oleh kak Ivan.
"Eh, eh.. kenapa? Kok muka lo jadi murung gitu? "
"Gapapa yok balik" aku menggandeng tangan Riska dan menarik nya ke parkiran.
Yaa kacau. Perasaanku kacau. Sekarang aku hanya ingin pulang. Bersantai dikamar sambil makan coklat dan mendengarkan lagu.
"Huhh coba saja masalah bisa dihapus dengan penghapus atau tipe-x." ujarku dalam hati.
Lalu aku dan Riska meninggalkan kelas dan menuju parkiran.
"Huh Nasi goreng specialku gagal" gumam Gita dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku kamu dan Ilusiku
Roman pour AdolescentsLo itu Ilusi gue, tapi sampe sekarang gue belum tau Ilusi ini bener nyata atau semu. -Gita Bahkan lo ga pernah sadar ttg perasaan gue, dan seharusnya gue yang sadar kalo lo cuma ilusi. -Barra