"Ah gue males banget ngajarin orang main gitar apalagi cewe. Tapi kok hati gue gabisa nolak permintaan cewe tadi yaa.. Yauda deh kali ini aja" kata Ivan bingung sendiri dengan perasaannya.Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Murid murid SMAN 1 Garuda Jaya bertaburan keluar dari kelas masing masing untuk segera pulang. Termasuk aku.
"Ris lo duluan aja gue ada perlu bentar" kata ku dengan Riska.
"Yauda deh gue duluan yaa byee!" dan riska pergi berlalu.
Aku menuju atap sekolah, sesuai janji kak Ivan yang akan mengajari ku main gitar.
Ketika sudah sampai di atap sekolah aku tak menemukan siapapun aku kesal dan berniat untuk kembali ke bawah dan pulang.
"Ihh kok ga ada orang sihh, jangan2 tuh cowo boongin gue lagi arghh! " aku mengomel sendiri kesal.
Ketika aku berbalik badan aku menabrak kak Ivan. Ternyata kak Ivan di belakangku.
"Aww! Sorry... "
"Gue ga boong kok, abis beli minum di kantin ntar siapa tau haus" kata kak Ivan menunjukan minuman yang baru saja dia beli di kantin
"Hehe sorry ya uda nuduh lo.. "
"Yauda sini katanya mau belajar main gitar" kak Ivan menyuruhku duduk di samping nya.
Karna sudah pukul 16.00 sore cuaca tidak begitu panas bahkan angin di atas atap sekolah sangat sejuk.
Aku memegang gitar nya dan mencoba coba memainkan gitarnya karna kak Ivan sudah mengajari ku beberapa kunci.
"Ini salah bukan gini tapi gini" kata kak Ivan sambil memegang tanganku dan membenarkan letak tanganku dari belakang ku. (Jadi posisi kak Ivan seperti merangkul ku dari belakang.)
"Kok gue deg deg ann" aku berbicara dalam hati sambil menengok ke samping dan memperhatikan wajah kak Ivan.
"Gitar nya yang diperhatiin bukan gue" kata kak Ivan datar.
Aku langsung mengalihkan pandanganku ke gitar dan muka ku memerah karna malu ketahuan memandangi kak Ivan yang ganteng nya kaya Zayn Malik."Udah ah istirahat dulu cape" aku berbicara sendiri berharap kak Ivan menyauti ku.
"Nih minum" kak Ivan menyodorkan sebotol minuman dingin kepada ku.
"Makasih. Ohya nama gue Gita kelas 11 Ipa" kata ku memperkenalkan diri tanpa disuruh.
Diam. Hening. Tak ada jawaban dari kak Ivan. Sepertinya aku harus esktra sabar menghadapi orang pelit bicara seperti kak Ivan.
"Nama lo Ivan kan tadi? Kelas berapa?" tanya ku pura pura tidak tau.
"12 Ipa" jawabnya singkat.
"Ohhh kakak kelas, gue panggil lo kak Ivan ya? "
"Terserah" kata kak Ivan jutek.
"Hari ini segini dulu latihan nya uda sore juga uda jam 5" kak Ivan memulai pembicaraan. Yah walaupun mengakhiri latihan nya.
"Iyadeh besok besok ajarin gue lagi ya, gue belum paham bener" pinta ku.
"Iya" sahut kak Ivan.
"Gue boleh minta WA lo? biar enak ngehubungin kalo mau latihan "
Tiba tiba kak Ivan mengambil hp ku dan mengetik nomor WA nya.
Lalu dia membereskan gitar nya dan beranjak pulang.
"Lo pulang sama siapa? " tanya kak Ivan masih dengan eskpresi jutek nya.
"Naik angkot paling" kata ku singkat ingin menyaingi kalimat kak Ivan yang singkat singkat.
"Gue anter aja"
"Ga.. " belum selesai aku bicara tiba tiba kak Ivan memberikan gitarnya kepada ku.
"Bawain, yok balik"
"Ihh! " aku hanya mengikuti kak Ivan dengan muka agak kesal. (Tapi seneng deng dianter pulang kak Ivan wkwk)Ketika sampai di depan rumah ku.
"Makasih kak" ucap ku sambil tersenyum.
"Iya, gue balik" tetapi Kak Ivan masih tetap dengan muka juteknya dan segera melaju kencang dengan motornya."Mamaa Gita pulang" aku membuka pintu rumah dan mama sedang duduk di ruang tamu sambil membaca majalah fashion.
"Kamu sama cowo yang anter kamu waktu itu ya yang nolongin kamu itu" tanya mama penasaran.
"Iya maa kak Ivan, mama masi inget aja"
"Cieee, terus yang jemput kamu kemaren siapa?"
"Riska ma" jawabku singkat.
"Bukan sayang yang cowo ituu" kata mama sedikit meledek ku.
"Itu Barra temen satu tingkat"
"Banyak ya cowo kamu hehe, eh maksudnya temen cowo kamu" mama meledek ku sambil tertawa.
"Mamaaaa apaan sih ngga lohh" aku menyubit paha mama sambil muka manyun wkwk. Yahh kupikir itu tidak sakit karna cubitan ku hanya becanda.Ting nong! Ting nong!
Suara bel rumahku berbunyi aku tak peduli karna biasanya mama yang akan membukakan pintunya.
Aku masih asik deng gadget ku membuka akun sosial media ku."Malem tante, Gita nya ada?"
"Malem nak, oh ada bentar tante panggilin. Gitaaa!" teriak mamaku. "Silahkan masuk, duduk dulu tante bikinin minum"
"Gausa repot repot tantee hehe""Barraa! Lo ngapain?" aku kaget melihat Barra yang sudah duduk di ruang tamu ku.
"Gapapa Git tadi gue lewat aja pengen main sambil ini bawain martabak kesukaan lo"
"Ehh lo repot amat Barr"
"Ga repot kok Git"
"Yauda makasih ya Barr" aku tersenyum ke arah Barra.
Lalu aku dan Barra mengobrol dan bercanda selama hampir setengah jam tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 8 malam dan Barra pamit untuk pulang.
"Yauda Git uda jam 8, gue balik dulu yaa, mama lo mana gue mau pamit"
"Maa Barra mau pamit pulang ini" teriakku kepada mama dari ruang tamu.
Mama keluar dari dalam, Barra langsung menyalami mama dan pamit.
"Tante saya pulang dulu ya, makasih minumnya te hehe"
"Iya nak, kamu kaya apa aja hehe yauda ati ati ya"
"Iya tante" Barra tersenyum sok manis.
"Iyaa Barr, lo ati ati ya udah malem ini jangan kebut kebut" kataku menambahkan ucapan mama.
"Siapp tuan putri" kata Barra tersenyum sambil menirukan gaya pangeran.
Aku dan mama hanya tertawa melihat tingkah Barra."Kok gue seneng ya ngobrol sama Barra, asikk! dia ramah , lucu, care" kataku sambil tersenyum sendiri.
Krekk.
Pintu kamarku terbuka.
"Hayo anak mama senyum senyum sendiri mikirin Barra yaa... Atau Ivan?" ledek mama sambil tertawa.
"Kan mama mulai de resee,ngga loh ma udah ah aku mau tdur" aku bangun dari kursi meja belajar dan berbaring di tempat tidurku.
Mama keluar dari kamar ku dan mematikan lampu kamar. Aku menarik selimut dan beranjak tidur.Esok paginya aku mengulangi rutinasku setiap pagi seperti biasanya yaitu berangkat ke sekolah. Setelah bersiap siap dan sarapan aku pamit dengan mama untuk berangkat sekolah. 10 menit pun berlalu dan aku tiba di sekolah. Murid murid sudah ramai di sekolah karna waktu sudah menunjukan pukul 06.50 dan 10 menit lagi gerbang sekolah ditutup.
Aku segera menuju kelas ku.
Ketika berjalan kekelas, tiba tiba ada yang memukul pundakku dari belakang.
"Gitaaa!"
"Huaaaa!" aku kaget dan refleks berteriak, untung saja teriakanku tidak terlalu keras. Aku menengok ke arah orang itu dan ternyata itu adalah Barra.
"Barrraaaa ngagetinn tau ga ih nyebelinn" kata ku kesal dan memasang muka jutek sambil memukul bahu Barra.
"Yaah lo mah gitu aja teriak teriak kek apa aja, kalo gue tiba tiba gandeng tangan lo tadi uda pingsan kali ya hahahahaa" Barraa meledeku.
"Ihhh kan refleks lohh, nyebelinn!"
"Ihhh ya iya lohh maaaf hehehe" balas barra menirukan gaya bicaraku sambil meledek. Karna kesal aku hanya diam saja. Barra tetap mengikutiku.
"Maaf yaa Gita yang cantik, gue becandaa tadi hehe" Barra pindah posisi ke depan ku dan berjalan mundur ke belakang. Akuu tetap diam dan terus berjalan.
"Gitaa maaf yaaa yaa, Gita cantik deh kalo lagi marah" kata Barra memohon sambil senyum senyum tidak jelas. Tiba tiba ia menghentikan langkahnya. Aku pun terpaksa berhenti. Ketika aku ingin pergi dia menghalangiku. Aku ke kanan dia ikut kekanan, aku kekiri dia ikut kekiri.
"Barraaa awass gue mau kekelass!"
Kata ku judes.
"Gamau, maafin gue dulu ya"
"Ih iyaa gue maafinn" aku melemah dan mengalah.
"Nah gitu dong, yauda yuk gue anter kekelas lo" Barra menarik tanganku tetapi aku hanya diam kaget memperhatikan tangan Barra yang menggenggam tanganku.
"Ayokk kok malah diem tadi katanya mau kekelas" kata Barra, lalu dia melihatku memperhatikan tangannya yg menggandeng ku.
"Eh iya sorry untung lo ga pingsan hehe yauda yuk kekelas" Barra langsung melepaskan genggamannya.
Kami berdua pun melanjutkan langkah kami untuk ke kelas.Setelah sampai didepan kelasku.
"Barraa kok lo sama Gita sih?" kata Dika yang baru datang melihat ku dengan Barra.
"Iyaa dia cewe gu... " aku langsung menengok ke arah Barra dengan mata agak melotot.
"Yaa iyaa dia cewe anak baru ya gppa gue kan baik jadi gue anter kekelas nya, siapa tau nyasar kan masi baru" kata Barra mengeles panjang lebar.
"Alaah cewe lo yaaa, Shitt Gc bgt sih lo keduluan kan gue!" kata Dika agak meledek.
"Bukan sih tapi calon wkwkwk" kata Barra tertawa.
"Ih Barraaa udah ah gue mau masuk kekelas lo balik sana ke kelas"
"Ih Gita iyaiyaa siap wkwk" kata Barra meledek Gita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku kamu dan Ilusiku
Fiksi RemajaLo itu Ilusi gue, tapi sampe sekarang gue belum tau Ilusi ini bener nyata atau semu. -Gita Bahkan lo ga pernah sadar ttg perasaan gue, dan seharusnya gue yang sadar kalo lo cuma ilusi. -Barra